Gomenasai Anime Smiley trisillumination: That's All Cause Ify Part 9

Selasa, 25 Desember 2012

That's All Cause Ify Part 9


Acha terpana, dalam lapangan basket indoor terdapat banyak selebaran bertuliskan namanya “Larissa” dan fotonya yang tengah tersenyum. Dibangku penonton diseberang tempatnya berdiri terdapat rangkaian buket mawar merah membentuk tulisan “Acha” dibingkai love. Yang terakhir susunan bola basket berbentuk “OCHA” yang ada ditengah lapangan, *sumpah demi apapun saya mau jadi Acha sekarang juga :P*
Dalam keheningan karena keterpanaan Acha terdengar sebuah petikkan gitar yang berasal dari belakang podium yang ternyata dimainkan oleh Cakka dan Rio. Dan drum kecil *saya lupa namanya -.-* Disusul dengan suara yang akrab ditelinga Acha, suara yang teramat khas dengan cengkok melayunya.

(Lagu ST 12-Rasa yang tertinggal)

Lagu telah selesai dinyanyikan oleh Ozy. Akan tetapi Acha masih terdiam menatap setengah tidak percaya dengan apa yang ada dihadapannya. Ozy melangkah mendekati Acha, setelah dihadapan Acha. Ozy mengenggam tangan Acha.
“Larissa Saffanah Arif would you like be my princess in my heart?” Tanya Ozy penuh harap
Acha menatap Ozy. Pikirannya masih bercabang karena mengingat kedekatan Ozy dan Keke.
“Cha?”
“Maaf Zy aku gak bisa” Kata Acha sambil menunduk tak berani mentap mata Ozy
Ozy terperangah, namun cepat-cepat menguasai keadaan “Gak bisa nolak ya Cha?” Goda Ozy.
“Serius aku Zy” Jawab Acha masih menunduk
“Tapi kenapa Cha?” Tanya Ozy lemas
“Karena aku gak suka kamu...”
“Bohong!” Potong Ozy
‘emang’ batin Acha
“Sorry Cha, aku gak maksud” Sesal Ozy
“Gak apa-apa Zy, maaf aku mau...”
“Cha, apa kamu bisa kasih satu alasan ke aku, kenapa kamu nolak aku?” Tanya Ozy
“Kamu jahat Zy”
Ozy mengerutkan dahinya “maksud kamu?”
“Kamu dengan mudahnya nyatain perasaan kamu ke aku, apa kamu gak kasihan sama Keke?” Kata Acha
“Kok jadi Keke?” Kata Ozy bingung
“Keke tuh yang suka sama kamu Zy, kamu gak liat dari sikapnya aja ketahuan” Kata Acha sotoy *gimana gak sotoy, orang Acha gak kenal Keke, main asal nebak*
Ozy tertawa renyah, sekarang giliran Acha yang mengerutkan dahinya.
“Ih, neng Acha jadi jelek kalo dahinya keriput gitu, kayak nenek-nenek” Ledek Ozy sambil mengelus dahi Acha tepatnya mengacak poninya
“Iih, Ozy apaan sih?” Kata Acha sambil menunduk, karena merasa pipinya memanas.
“Yee, kamu salah paham Cha” Kata Ozy
“Gak kamu, gak Via sama aja ngomongnya salah paham mulu” sewot Acha
“Makanya, kalo orang ngomong dengerin dulu, Aku tuh sama Keke Cuma sepupuan, kayak Aku sama Via” Jelas Ozy. Acha Cengo
“Iya Kak, Aku sama Kak Ozy Cuma sepupuan kok” Kata Keke tiba-tiba dari belakang Acha. Disampingnya juga ada Via.
“Ozy orangnya ngemong banget Cha, makanya Keke deket sama Ozy” Jelas Via
“Iya, lagian aku juga mau kakak cowok, Kak Ozy seru orangnya, gak kayak kak Via, bawel” Jelas Keke seenaknya. Via manyun
“Piss Kak”
“Jadi loe semua?” Kata-kata Acha terputus
“Yaa, kita sepupuan” Kata Ozy, Via, Keke kompak
“Maaf Vi, Ke, Zy, gue salah paham” Sesal Acha
“Udah gue maafin kok Cha” Kata Via
“Santai aja Kak”
“Kamu Zy?” Tanya Acha
“Kenapa?” Tanya Ozy cuek
“Kamu maafin aku gak?” Tanya Acha
“Gimana ya? Abis kesalahan kamu banyak Cha” Kata Ozy
“Yaudah aku minta maaf deh sebanyak-banyaknya” Kata Acha lagi
“Gimana ya Cha, masalahnya kamu udah salah paham, udah gitu marah sama Via dan Keke, yang terakhir kamu nolak aku” Kata Ozy panjang x lebar x tinggi = volume kubus #PLAKK#
“Aduh Zy maaf aku kan gak tahu” Sesal Acha
“Sekarang kan udah tau” Kata Ozy seenaknya
“Ihh, yaudah Zy, masalah tawaran kamu...”
“masih berlaku kok Cha, kamu mau jadi seseorang yang selalu ngisi hati aku gak?” Potong dan tanya Ozy
“Jangan mau Cha” Celetuk Ify
“Ahh Ipy mah” rengek Ozy
“Gimana Zy, gak dibolehin ama Ify” Kata Acha polos
“Yee, si Acha, bukannya gue gak mau ngijinin, loe kasih syarat donk Cha, tanda bukti cinta Ozy sama loe” Kata Ify
“Apa ya Fy? Kamu aja deh Fy” Kata Acha
“Cha, please jangan Ify yang kasih saran. Hancur reputasiku” Pinta Ozy memelas
“Gak Zy, Ify gak bakal nyuruh kamu nyium orang gila kok” Kata Acha menenangkan
“Iya Zy, gue kan sejahat itu” Kata Ify tersenyum ala setan
“Yaudah, gue harus apa?” Tanya Ozy pasrah
“Zy, setau gue loe jago dance, koreo loe juga gak kalah ama anak IC *ckckcckk* jadi loe harus eksplor kemampuan ngedance loe sambil maenin tuh bola basket, dengan lagu zapin dimix sama lagu ST12 ft Charly Angels (-.-)” Saran Ify
*masya Allah, aku gak bisa bayangin, malangnya nasib Ozy*
“Demi apa loe Fy? Ini bukan hancurin reputasi gue ini udah jatuhin” Kata Ozy syok. Yang lain hanya tertawa mendengar ide Ify
“Demi loe gue mau Zy!! Ayolah loe kan jago lagu-lagu kaya gitu” Rayu Ify
“Iya, tapi nyanyi. Ini dance!! Kelaut aja” Kata Ozy suram
“Ayolah Zy, demi Acha” Kata Via
“Ify memang brilian” Celetuk Cakka
“Good idea sist” Kata Deva
“Mau gak Zy?” Tanya Acha
“Okelah, demi kamu” Kata Ozy pasrah
Akhirnya Ozy melakukan apa tantangan yang diberikan Ify padanya, sambil memainkan bola basket ditangannya, entah karena sudah terbiasa dengan bola basketnya (Ozy juga team inti varaway ya) atau sudah hafal dengan beat melayu dari lagunya, Ozy melakukan berbagai gerakan dengan.. ehemm.. KEREEENNNNNNN *tapi saya tetap tak bisa membayangkan, Ozy koreo dengan lagu Zapin dan Aku padamu? Oh No! Penulis sableng*
Prokk..Prokk..Prokk..
Applause-an memenuhi lapangan basket Indoor Cagvairs melihat gerakan Ozy.
“Keren Bro” Kata Cakka merangkul Ozy
“Mantap dah” Seru Rio
“Gimana Cha?” Tanya Ozy yang masih terengah-engah
“Apanya?” Tanya Acha
“Would you like be my princess in my heart?” Tanya Ozy yang telah menggengam tangan Acha
Acha hanya mengangguk dan menunduk karena merasa pipinya sudah seperti kesumba sekarang ini.
“Yesss”
“PJ....PJ...PJ...” koor yang lain
“Gila, gue udah disiksa gini, masih diminta PJ” Keluh Ozy
“Yee, pokoknya PJ” Kata Cakka
“Gak mau” Kata Ozy
“Ray, Alvin, gimana tadi foto-fotonya? Bagus gak?” Tanya Ify
“Bagus, kak. Tepat disaat moment penting” Kata Ray sambil menunjukkan hasil jepretan di Canonnya pada Ify dan yang lain.
“Keren Ray, loe Vin?” Tanya Rio
“Loe tau gue lah” Kata Alvin
“Emang Alvin gak ada matinya masalah motret” Kata Rio salut
“Bagus nih kalo dipajang dimading” Celetuk Deva
“Good idea bro” Kata Ify
“Astagfirullah, gue kesiksa sama kakak-adek sarap” Keluh Ozy
“Kalo gak mau PJ yaudah” Kata Cakka
“Iya-iya” Kata Ozy pasrah

***

“Aduhh, bentar lagi bel, ayo, harus buru-buru sampe kelas. Late is Dead, Shilla” Keluh Shilla pada dirinya yang agak terlambat menuju kelasnya, karena jam pertama adalah pelajaran pak Duta yang terkenal disiplinnya dan ke-ontime-annya masuk kelas. Dan akan marah apabila ada murid yang lebih telat masuk kelas dari dirinya. *ckckck*
BRUKKK
“Aduhh, maap, sorry, gue buru-buru...eh elo Yo? Kok gak masuk?” Tanya Shilla
“Mau ngambil tugas dari pak Duta, katanya gak masuk karena penataran” Jawab Rio
“Alhamdulillah, gila gue tadi buru-buru gara-gara takut telat” Kata Shilla lega
“Ohh, gue pikir loe abis marathon” Kata Rio tersenyum manis, sangat manis
DEGGG ‘Mati loe Shill, kenapa jantung loe?’ Batin Shilla bertanya
“Yaudah, loe kekelas dulu aja, istirahat, kayaknya loe cape banget” Kata Rio perhatian
“I..Iya.. gue kekelas dulu ya? Bye” Pamit Shilla gugup
Rio hanya menggelengkan kepalanya, lalu meneruskan perjalanannya menuju meja piket.

***

“Ada apa Rio?” Tanya Pak Dave yang menjadi guru piket hari ini
“Saya dari kelas XI IPA 1 mau ngambil tugas dari pak Duta, Pak” Kata Rio sopan
“Oh iya, ini tugasnya” Kata Pak Dave yang lalu menyerahkan selembar kertas pada Rio
“Makasih Pak saya kembali kekelas dulu” Pamit Rio
Baru saja Rio berbalik.. BRUKKK
‘Aelah, demen amat gue nabrak orang dari tadi’ Batin Rio
“Sorry Bro” Kata Rio setelah melihat orang yang ditabraknya adalah cowok. Tapi Rio merasa asing.
Cowok tersebut hanya menggedikan bahunya seakan berkata ‘no problem’
“Loe anak baru ya?” Tanya Rio penasaran
Cowok tersebut tidak menanggapi pertanyaan Rio dan hanya melewati Rio.
‘Astaga! Alvin versi terbaru #PLAKK#’ Batin Rio “Sebodolah” Gumam Rio

***

“Fy, Ify.. Kok dari tadi diem aja sih?” Tanya Via
“....”
“Fy, loe sakit ya?” Tanya Acha
“....”
“Ifyyyyyy” Teriak Agni
“Ah.. Hah? Iya? Kenapa?” Jawab Ify gelagapan
“Loe kenapa dari tadi diem aja?” Tanya Via mengulangi pertanyaannya
“Kan masih pagi Vi” Jawab Ify sekenanya
“Loe sakit ya? Gak biasanya” Selidik Acha
“Masih ngantuk gue” Ucap Ify singkat
Obrolan mereka terhenti karena Bu Winda telah memasuki kelas.
‘Maafin gue All, gue gak tau kenapa dari semalem gue segelisah ini’ Batin Ify sambil menyenderkan kepalanya kemeja, tidak mempedulikan kedatangan dan apa yang dibicarakan bu Winda, karena pikirannya telah mengawang.
“Anak-anak, ada kabar baru untuk kelas kalian. Kalian akan mendapat teman baru, Gabriel silahkan masuk dan perkenalkan dirimu” Perintah Bu Winda
Masuklah seorang cowok berperawakan tinggi dan berwajah manis, namun dengan tatapan tajam dan dingin, yang membuat pias, siapapun yang memandangnya.
“Perkenalkan dirimu”
“Nama saya Gabriel Stevent Damanik, Pindahan dari Singapore” Ucap Gabriel singkat
“Hanya itu?” Tanya Bu winda
“Saya rasa cukup”
“Baiklah, silahkan kamu duduk disamping Alvin, Alvin tolong acungkan tanganmu” Perintah Bu Winda
Alvin mengacungkan tangannya. Gabriel menghampiri bangku yang ada disebelah Alvin. Namun berhenti sebentar disebelah bangku Ify. Lalu memperhatikan secara seksama. Baru melanjutkan langkahnya kebangku sebelah Alvin.
“Baiklah anak-anak, kita lanjutkan pelajaran”

***

“Guys, yuk kafetaria” Ajak Ify yang tidak begitu memperhatikan teman-temannya, sambil berjalan keluar kelas
Apa yang dilakukan teman-teman Ify?
“Yel, boleh kenalan gak?” Tanya anak-anak cewek hampir satu kelas XI IPA 2
“Rumah kamu dimana?”
“Ada no telepon?”
Agni, Via, Acha juga mengikuti langkah anak-anak cewek dikelasnya untuk berkenalan dengan Gabriel dan berteman dengannya.
Dan bla.. bla.. bla..
Agni, Via dan Acha yang tersadar bahwa Ify sudah tidak bersama mereka akhirnya menunda acara perkenalan dengan Gabriel dan berlari mengejar Ify. Alvin yang duduk disebelah Gabriel menjadi risih sendiri. Dan langsung beranjak meninggalkan Gabriel. Gabriel pun turut mengikuti langkah Alvin tanpa menghiraukan siswi-siswi wanita yang ingin berkenalan dengannya.

***

Ify terus berjalan menuju cafetaria tanpa menyadari jika teman-temannya tidak mengikutinya. Hingga..
“IFYYY”
Ify menoleh untuk melihat siapa yang memanggilnya. Tampaklah anak-anak d’V-mile yang mengejarnya.
“Kok pada lari-lari?” Tanya Ify heran
“Yee, loe sendiri ngeloyor gitu aja” Kata Via Kesal
“Lah, tadikan udah gue ajak” Kata Ify
“Iya, tapi tadi gue, Via, Agni lagi kenalan sama anak baru” Kata Acha
“Emang ada anak baru ya?” Tanya Ify heran
“What? Otak loe kemana sih Fy hari ini?” Tanya Agni
“Gue serius, emang ada anak baru?” Tanya Ify balik
“Iya dia........” Belum selesai Agni berbicara
“Ify..” seseorang memanggil Ify dan mencegat lengannya. Ify menoleh, ternyata adalah Gabriel.
Ify memandang Gabriel dengan seksama. Ada rasa marah dalam dirinya ketika memandang mata Gabriel. “Lepasin tangan gue” Kata Ify dingin
“Tapi Fy......”
“Don’t touch me!” Perintah Ify tegas
Teman-teman Ify hanya menahan nafas melihat kejadian dihadapan mereka
“Fy, kita perlu.....”
“Semua udah selesai” Kata Ify sambil meninggalkan yang lain.
“Ify, tunggu” Gabriel masih tetap mengejar Ify, dan berhasil menggapai lengan Ify lalu menariknya.
“Gue, bilang lepas!” Bentak Ify
“Gak gue gak mau, banyak yang harus kita bicarain” Kata Gabriel memaksa.
“Kalo gue gak mau” Tanya Ify dengan tatapan datar.
“Maaf gue harus maksa” Kata Gabriel sambil menarik Ify, tapi ada sebuah lengan kokoh yang menyegatnya.
“Sorry Bro, bisa gak? Jangan kasar sama cewek?” Tanya seseorang yang ternyata adalah Rio.
“Maaf, tapi gue gak ada urusan sama loe” Kata Gabriel tajam.
“Kalo loe ada urusan sama Ify, berarti urusan loe sama kita semua juga” Ancam Alvin
“Sorry, ini privacy gue. Please Fy, kasih gue waktu” Pinta Gabriel.
“Sorry, gue perlu ketenangan sekarang” Kata Ify sambil melepas tangan Gabriel dan berlari meninggalkan yang lain.
“Ini gara-gara loe” Kata Alvin sambil mendorong bahu Gabriel.
“Weitss, sabar sob” Tahan Rio
“Udah, mungkin Ify lagi mau sendiri, mending kita kafetaria sekarang” Ajak Cakka.
Yang lain hanya mengamini ajakan Cakka.

***

‘Loe bodoh banget sih Kak, balik lagi disaat kayak gini. Loe gak mikir apa gue pendem ini semua sendirian selama 10 tahun. Ngapain loe balik lagi. Hampir mati rasa gue ngerasainnya’ Batin Ify

***

@Kelas XI IPA 2
Teman-teman Ify merasa gelisah karena jam pelajaran setelah istirahat akan dimulai akan tetapi Ify belum juga menunjukkan batang hidungnya.
“Vi, Ify mana sih?” Tanya Acha
“Aduh, loe nanya gue lagi, gue kan dari tadi sama loe” keluh Via
“Padahal tadi gue pikir dia nenangin diri kekelas” Kata Agni
“Tapi gak ada Agni” Kata Via
“Gue tau, kira-kira Ify dimana?” Tanya Agni
Yang lain hanya menggedikan bahu.
“Eh, Vin” Panggil Acha
Alvin tidak menjawab hanya mengangkat kepalanya, sedangkan Gabriel sibuk dengan buku-bukunya. Acha menyikut tangan Via, mengisyaratkan agar Via saja yang bicara. Via berbisik “males ama si limbad, loe aja Ni” sambil menyikut Agni.
“Gini Vin, loe kira-kira tau gak dimana Ify?” Tanya Agni
Alvin mendongakkan kepalanya mengarah kebangku Ify.
“Loe tau gak sih?” Kata Via kesal karena merasa pertanyaan temannya tidak dihiraukan.
“Loe bisa gak sih gak usah bawel dulu?” Tanya Alvin sewot.
“Gak, loe gak tau orang panik ya!” Bentak Via
“Berisik”
Via kesal dan memilih balik ketempatnya. Tanpa berkata-kata Alvin berjalan keluar kelas menuju kelas sebelah.

@ Kelas XI IPA 1
“Yo” Panggil Alvin sambil mengisyaratkan agar Rio menghampiri dirinya.
“Apaan?” Tanya Rio yang sudah dihadapan Alvin.
“Ify belum balik kekelas” Kata Alvin
“Kemana?”
“Mana gue tau, ayo cari. Gak mungkin dia pulang, mobilnya masih diparkiran” Kata Alvin
“Yaudah, kita berpencar, kebetulan gue jam kosong. Loe kesana, gue kesana” Perintah Rio.
“Sipp bro.”
Akhirnya mereka berpencar kearah berlawanan.

***

Pencarian Alvin,
Alvin, mencoba mencari di taman belakang sekolah, lapangan basket Indoor, dan tempat yang akan dikunjungi oleh orang yang tengah menyendiri, kecuali toilet wanita *yaiyalah!*

Pencarian Rio,
Tidak berbeda jauh dengan Alvin, Rio pun mencari tempat-tempat yang kemungkinan untuk menyendiri, hingga akhirnya dia menemukan sebuah pintu menuju atap sekolahnya terbuka. ‘Apa mungkin?’ Batin Rio bertanya. “Mungkin aja” Gumamnya yang langsung menaiki tangga kearap atap. Sesampainya diatas, Rio mengedarkan pandangannya, hingga berhenti disatu titik. Terlihat seorang gadis yang duduk disebuah bangku sambil menutupi wajahnya, yang sangat Rio yakini adalah seorang Ify.
“Fy” Panggil Rio lembut sambil menepuk bahu Ify pelan
Ify mendongakkan kepalanya, wajahnya terlihat lelah saat ini. Rio agak setengah berdiri sambil mengarahkan bahu Ify kehadapannya.
“Kenapa Fy?” Tanya Rio lembut
Ify tidak menjawab, hanya menundukkan kepalanya.
Dengan bantuan telapak tangannya Rio mengangkat dagu Ify. “Loe keliatan hancur sekarang, loe kenapa? Ini bukan Ify” Kata Rio pelan
“Yo” Panggil Ify pelan
“Hmm?” Tanya Rio
“Boleh pinjem bahu loe?” Tanya Ify
Rio mengangguk. Ify menelungkupkan wajahnya dibahu Rio. Dan mulai menumpahkan emosinya disana. Rio kaget, karena selama ini Rio mengenal Ify, belum sekalipun Ify menangis. Rio langsung mendekap Ify memindahkan dari bahunya ke dadanya.
***

Alvin terus mencari Ify, hingga melewati pintu kearah atap yang terbuka. “Apa disini ya?” Tanya Alvin “Coba aja”. Alvin menaiki tangga kearah atap. Sesampai diatas Alvin kembali mengedarkan pandangannya. Dan berhenti disatu titik, terlihat Rio sedang memeluk Ify.
‘DEGG’ Ada rasa marah dalam diri Alvin saat itu. Alvin menggelengkan kepalanya. ‘Gak mungkin gue saingan sama Rio, saingan sama orang yang gue anggep adek sendiri. Gue sepertinya akan mundur’ Batin Alvin. Akhirnya Alvin berjalan menghampiri Rio-Ify. Melihat posisi Rio yang tengah memeluk Ify, Alvin mengerutkan keningnya. Rio kaget dengan kedatangan Alvin lalu mengisyaratkan bahwa Ify tengah menangis. Sama seperti Rio, Alvin juga kaget karena tidak pernah mendapati Ify menangis, Alvin menarik pelan bahu Ify mengarahkan padanya.
“Fy, loe kenapa?” Tanya Alvin pelan
Ify menggelengkan kepalanya
“Karena Gabriel?” Tanya Alvin lagi
“Bukan kok” Kata Ify berbohong dengan suara serak karena menangis
“Loe bohong Fy” Kata Alvin
Ify hanya tersenyum perih. Mengusap air matanya
“Jangan kaya gini Fy, aneh ngeliatnya” Kata Rio
“Emang kenapa?”
“Loe gak pernah nangis dan terlihat hancur kaya sekarang ini” Kata Alvin
Ify tersenyum dan berkata “Tolong jangan kasih tau yang laen ya” Pesan Ify
“Kenapa?” Tanya Rio
“Gak apa-apa”
“Mereka ngekhawatirin loe Fy” Kata Alvin’
Ify kembali tersenyum
“Fy, tanggung jawab loe” Kata Rio
Ify mengerutkan kening
“Seragam Cagvairs gue basah gara loe” Kata Rio kayak anak kecil *unyu*
Ify manyun, “Yaudah laen kali kalo gue ngilang gak usah cari gue” Kata Ify dengan nada serius
“Yee ngambek , gak seru ahh” Kata Rio mengacak poni Ify
“Ahh Rio”
“Sekalian Fy” Kata Alvin sambil mengacak rambut Ify
“Alvin-Rioooo” Teriak Ify sambil mengejar Rio dan Alvin yang kabur duluan
“Akhirnya dapet juga” Kata Ify sambil menarik lengan Rio dan Alvin
“Nah gitu dong” Kata Alvin
“Apa?”
“Senyum” Kata rio sambil tersenyum manis
“Apasih” Kata Ify sambil memandang lurus kedepan
“Intinya, kalo loe ada masalah cerita ya Fy” Kata Alvin serius, sambil mengikuti pandangan Ify.
“Hadapin semua dengan senyuman loe seperti biasa Fy” Pesan rio
“Loe pasti bisa selsain semua”
***

Ify dkk tengah berjalan menyusuri koridor untuk kekafetaria, lagi-lagi Ify bertemu dengan Gabriel.
“Fy, please” Pinta Gabriel penuh harap.
“Loe mending gak usah ganggu dulu Yel” Kata Agni
“Fy” Panggil Iel
“Yel, tolong jangan paksa Ify sekarang” Pinta Via
Ify menghela nafas panjang “Oke, tapi gak disini” kata Ify
“Fy, tapi” Kata Acha
“Gue gak apa-apa, Kalian duluan kekafetaria” Pinta Ify
Akhirnya anggota d’V-miLe meninggalkian Ify dengan Gabriel.
“Ayo Fy” Kata Gabriel sambil melangkah terlebih dahulu. Ify mengikuti.

***

@Kafetaria Cagvairs
“Ify mana Shill?” Tanya Rio yang sudah dekat dengan Shilla karena sekelas.
“Ify lagi face to face sama Iel” Jawab Shilla
“Kalian biarin gitu?” Tanya Cakka
“Iya, abis gimana lagi. Keputusan Ify Kka” Kata Via
“Pasti ntar ada yang gak beres lagi” Kata Alvin
“Jangan negatif thinking dulu. Bisa kali ya” Kata Via
“Biasa Aja”
“Euhhh, loe tuh kenapa sih? Selalu ngajak ribut kayaknya” Kata Via kesal
“Loe ngerasa gue gitu?” Tanya Alvin tajam
Via melengos.

***

“Fy”
“...”
“Fy”
“Apa?”
“Gue minta maaf”
“Untuk?”
“Semuanya”
“Gue lupa loe punya salah sama gue, karena gue nganggep loe gak pernah ada selama 10 tahun ini” Kata Ify
“Fy, tatap gue, sebenci-bencinya loe sama gue, gak bakal mutusin tali persaudaraan kita sebagai saudara kembar!!” Kata Iel tegas
“Kembaran gue udah gak ada sejak 10 tahun lalu” Kata ify dingin
“Fy, please, anggep gue ada. Gue tau gue salah karena gak pernah ngabarin loe” Kata Gabriel
“Sekarang gue tanya sama loe, apa loe tau apa yang gue rasain selama ini? Apa loe tau kejadian yang udah terjadi selama 10 tahun ini?” Bentak Ify, butiran bening sudah mengalir di pipi putihnya. Gabriel diam. “Loe gak tau kan Yel?” Kata Ify
“Emang ada apa Fy, setelah kepergian gue sama Papah?” Tanya Gabriel tidak mengerti
“Loe gak tau kan? Dimana selama ini gue bertahan sendiri? Tumpuan gue selama ini Cuma Deva asal loe tau!” Kata Ify
“Maksud loe apa?”
“Loe mau tau semuanya?” Tanya Ify
Gabriel mengangguk
“10 tahun yang lalu, setelah loe pergi sama Papah, Bunda kerja keras buat hidup gue sama Deva. Hingga menghasilkan sebuah usaha yang besar dan terkenal sampai mancanegara. Saat itu Bunda putusin buat pindah ke Jakarta, hingga 7 tahun lalu....” Cerita Ify terputus
“Kenapa Fy?” Tanya Gabriel takut-takut karena tidak ingin mendengar yang terjadi selanjutnya.
“7 tahun lalu....
FLASHBACK ON
“Fy, Bunda capek, kamu jaga Deva ya? Jangan beritahu apa yang sebenernya terjadi, dia masih kecil untuk tahu itu semua” Pesan Bunda Ify
“Iya Bun, Tapi bunda mau kemana?” Tanya Ify kecil yang baru berumur 8 tahun
“Bunda mau istirahat Fy, kamu gak boleh sedih ya” Pesan Bunda Ify
“Terus nanti Ify maen sama siapa Bun?” Tanya Ify
“Maen sama Tante Linda ya Fy, Oh iya kamu mau janji sama Bunda?” Tanya Bunda
“Yah, yaudah deh Tante Linda baek kok, Janji apa Bun?” Tanya Ify
“Janji, kalo nanti Bunda gak bangun, Ify harus panggil tante Linda, Bunda ya?”
“Ahh Gak mau ah, nanti Ify sama Deva pusing, panggil Mama aja ya?”
“Yaudah terserah kamu, Bunda istirahat ya Fy. Kamu baik-baik sayang” Kata Bunda Ify yang langsung memeluk Ify dan mencium pipi Ify, namun merupakan yang terakhir.
FLASHBACK OFF
“Ja.. Jadi Bunda?” Tanya Gabriel terbata-bata
“Iya. Bunda udah meninggal Kak” Lirih Ify
Gabriel terdiam, pikirannya berkecamuk ada rasa marah karena keterlambatannya mangetahui ibu kandungnya telah pergi, rasa kesal karena selama ini merasa terkekang. Dan semua rasa yang membuatnya tersiksa.
Ify menatap Gabriel yang terdiam, ada rasa bersalah dalam dirinya karena memberitahu kakaknya tentang masalah yang dipendam selama secara to the point.
“Kak?” Panggil Ify
Gabriel menoleh
“Maafin gue” Kata Ify sambil memeluk Gabriel “Gak seharusnya gue ceritain itu semua secara to the point, gak seharusnya gue egois gak mikirin perasaan loe, karena loe pasti sama sakitnya kayak gue denger Bunda meninggal, gue egois kak, maafin gue” Kata Ify sambil terisak.
“Loe gak salah Fy, Gue yang salah. Apa sekarang loe bisa anterin gue?” Tanya Gabriel.
“Ke?”
“....”
***

“Lho, tas ify mau dikemanain Pon?” Tanya Via pada Nyopon yang mengambil tas Ify.
“Si Ify sakit, mau dianter sama Iel, gue disuruh guru piket ngambilin tas mereka” Jawab Nyopon
“Ohh” Jawab Via
“Tapi kok tumben Ify gak calling kita?” Tanya Agni
“Gak tau deh” Kata Acha
“Nanti aja pulang sekolah kerumah dia” Usul Via
“Oke”

***

“Vin, Ify mana?” Tanya Rio
“Gue gak tau, Iel juga gak ada dari istirahat tadi” Jawab Alvin
Datanglah anggota d’V-mile
“Yo, mau ikut kerumah Ify gak?” Tawar Shilla
“Emang ify kenapa?” Tanya Cakka
“Katanya sakit terus dianter Iel pulang” Jawab Via
“Ohhh”
“Woyy, kakak ganteng tapi masih gantengan gue, lagi pada apa?” Sapa Deva tiba-tiba
“Nyeh, ni bocah. Bikin keki aja” Kata Cakka
Deva nyengir. “Ehh, kakak gue mana?” tanya Deva
“Kakak loe sakit” Kata Agni
“Sakit? Kok mobilnya masih disekolah? Trus siapa yang nganterin, loe semua masih lengkap?” Tanya Deva beruntun
“Biasa aja kali, gak usah kayak polisi nanyanya” Keluh Ray
“Berisik loe”
“Terus sekarang dia dimana?” Tanya Deva
“Dianter pulang sama Iel” Jawab Via
“Iel?” Tanya Deva
“Iya, Gabriel” Lengkap Acha
‘Apa mungkin?’ Batin Deva bertanya “Gabriel Stevent?” Tanya Deva memastikan
“Iya, Gabriel Stevent Damanik lengkapnya, loe kenal Dev?” Tanya Alvin
Deva nampak berpikir
“Dev”
“...”
“Dev”
“....”
“DEVA!!!!” Panggil seluruhnya
“I...iyaa apa?” Tanya Deva
“Loe kenapa? Loe kenal Iel?” Tanya Rio
“Kak, sorry gue buru-buru, Ray, Biet, Lin, Gak jadi kerumah loe, gue ada urusan, Bye” Pamit Deva terburu-buru dan langsung berlari kearah parkiran motor.
D’V-miLe minus Ify, d’CavrionZ, dan lain-lain hanya menatap heran kelakuan Deva. Tidak lama Ninja putih milik Deva lewat dihadapan mereka semua.
“Kak, semuanya sorry gue ada urusan. Maaf gue gak jadi kerumah loe” Pamit Deva yang langsung mengenakan helm full facenya
“Dev, tunggu Dev” Panggil Rio, tapi sia-sia karena Deva sudah melajukan Ninjanya “Ahh, damn!” Lanjutnya
“Udahlah Yo” Kata Cakka
“Apa gue susul ya?” Tanya Rio
“Jangan, mungkin itu urusan mereka, besok kita tanya aja sama Ify” Saran Shilla
Yang lain hanya menganggukn dan bersiap-siap untuk pulang kerumah masing-masing.

the end #PLAKK#
hhehe,, belum ya?
gimana? lanjut gak nih?
kalo lanjut, koment nd like yah,,,
kalo gak, gak mau tag ahh.. hahhaa *ngancem*
maaf ya kalo ngaret..
hahaha
Deva mau kemana ya? *kerumah saya #digebuk DS#
see u next part..
tha..

Cheers(;!!!

Trisil {}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar