Lumos Maxima!! Happiness can be found even in the darkest of times, if one only remembers to turn on the illuminate - Albus Dumbledore, Trisil's student
Selasa, 25 Desember 2012
That's All Cause Ify Part 10
Gabriel hanya terpaku menatap sebuah gundukan tanah dengan nisan terpampang nama sebuah wanita yang dipanggilnya seorang “Bunda”. Memuat sebuah nama orang yang membuatnya ada didunia ini dan sempat mengasihinya walau tidak lama, akan tetapi Gabriel memiliki keyakinan bahwa wanita itu terus menyayanginya sepanjang masa. Ify? Tidak jauh seperti Gabriel yang hanya menatap nanar gundukan tanah tersebut. Perlahan, Ify berjongkok menghadap nisan itu lalu mengusapnya.
“Ify, udah berapa lama yah gak kesini?” Tanya Ify terhadap dirinya sendiri. “Selamat siang menjelang sore Bund, Ify kesini buat nengokin Bunda, lama juga kayaknya Ify gak kesini karena sibuk sekolah, Deva juga. Tapi sekarang Ify kesini bukan sama Deva atau mama Linda. Bunda lihat?” Tanya Ify sambil mengusap nisan tersebut dan menarik tangan Gabriel untuk mendekat. “Lihat Bund, Ify ajak kak Iel buat nengok Bunda” Kata Ify tersenyum perih, menahan airmatanya. “Bunda pasti kangen kan sama kak Iyel?” Ucap Ify sambil tersenyum kearah Gabriel untuk mengisyaratkan agar Gabriel yang bicara. Gabriel mengerti.
“Bunda, Iel disini Bund. Maafin Iel Bund, Iel salah” Ucap Gabriel, butiran bening dari pelupuk matanya sudah tak terbendung. Ify mengusap punggung Gabriel. Menguatkannya.
“Bunda benci air mata Kak. Gue aja bisa tahan selama ini, Loe harus lebih kuat” Ucap Ify
Gabriel mengangguk dan mengusap airmatanya. “Bund, Iel udah gede sekarang. Apa Iel masih tetep jadi jagoan Bunda kayak dulu? Masih jadi Pahlawan yang dulu Bunda banggain? Tapi sekarang Iel lemah Bund, lemah. Mungkin sekarang Iel bukan jagoan dan pahlawan Bunda lagi kayak dulu. Karena semua udah beda, semua berpindah. Tanggung Jawab yang seharusnya Iel pikul malah dipikul oleh semua adek Iel. Tapi mereka kuat Bund, Iel salut sama mereka” Kata Iel.
***
Deva berjalan menelusuri barisan gundukan tanah di daerah perbatasan Jakarta-Bandung. Terlihat gurat lelah dari wajahnya sekarang, karena mengemudikan ninjanya dengan kecepatan maksimal dari Jakarta, demi mencari kakaknya. Deva terus meneluri barisan makam hingga dia berhenti karena melihat dua sosok yang tidak begitu asing. Yang pertama tentu saja Ify kakaknya sedangkan yang satunya Deva tidak begitu familiar namun mengenali sosok itu dan menyakini itu adalah sosok kakak tertuanya. Deva kembali berjalan untuk menghampiri dua sosok yang dikenalnya, Hingga dia berhenti karena melihat sesuatu yang tidak biasanya dia lihat. Ify menangis! Padahal Deva mengingat selama dia mengenal Ify, sosok itu selalu penuh senyuman. Bahkan ketika Bunda mereka meninggal, tak setetes pun airmata mengalir dipipi Ify. Justru ketika Deva bersedih Ify lah menghiburnya hingga dia kembali tertawa. Deva berlari menghampiri Ify. Lalu merangkulnya.
“Kak?”
“Deva” Kata Ify kaget sambil menghapus air matanya.
“Loe kenapa?”
“Gak apa-apa, gue tadi kelilipan debu aja” Elak Ify
“Bohong loe Kak, gue kan bukan anak kecil lagi” Kata Deva
“Nggak kok, salam dulu sana sama Bunda” Perintah Ify
Deva hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Ify namun menuruti perintahnya
“Soree Bundaa, Anak Bunda yang paling ganteng nengok Bunda” Sapa Deva sambil mengusap nisan
“Deva?” Panggil seseorang
“Kak.. Kak Iel?” Balas Deva
Gabriel hanya mengangguk. Deva berjalan kearah Gabriel dan langsung memeluknya.
“Kak, gue kangen” Kata Deva
“Sama, gue kangen” Kata Iel sambil melepas pelukan Deva
“Loe sekolah di Cagvairs?” Tanya Deva sambil melihat seragam Iel
“Iya, emm Fy, Dev gue minta maaf ya sama kalian, kalo selama ini gue gak ada saat kalian butuh” Sesal Iel
“Nope bro” Kata Deva sambil merangkul Iel
“Gak apa-apa kak” Kata Ify “Pulang sekarang?” Tawar Ify
“Boleh, Dev loe kesini naek apa?” Tanya Iel
“Ninja”
“Gini aja Dev, motor loe tinggal aja dirumah kita DiBandung kan udah lumayan deket, Kapan-kapan loe ambil kalo sempet, Loe sama gue pulang naik mobil Kak Iel” Saran Ify
“Gak usah kak, nanti gue sekolah naek apa?” Tanya Deva
“Dev, muka loe tuh udah capek banget. Lagian kalo sekolah loe bisa nebeng gue atau bawa mobil aja, lagian kan masih ada Cagiva” Kata Ify tegas
“Jiah, udah keluar mak lampirnya. Iya-iya” Turut Deva
“Masih bawel ya loe Fy?” Tanya Iel
“Malah diledek” kata Ify manyun
***
“Kak, istirahat aja langsung. Muka loe pucet banget” Pesan Deva
“Iya Fy, Dev, beliin makanan dulu aja, katanya bibi lagi pulang kampung” Kata Iel
“Ribet loe berdua, gue gak apa-apa” Kata Ify
“Jangan ngeyel loe, loe sakit gue ribet. Oke, gue ganti baju bentar” Kata Deva langsung nyelonong aja (-.-)
“Fy, gue pulang ya. Hmmp, sebenernya ada yang mau gue omongin tapi gue lupa, besok aja disekolah. Kalo ada apa-apa telepon gue” Pesan Gabriel
“Kayak satpam deh loe” Kata Ify seenaknya
“Yee, dibilangin, udah sana istirahat” Perintah Iel
“Iya, daa” Kata Ify sambil masuk menuju kamarnya.
***
“Kamu sendiri egois” Bentak seorang wanita
“Kamu sendiri pengkhianat” Balas seorang lelaki paruh baya
“Apa kamu gak bisa mikir dengan jernih, mereka itu....”
“Alah, hanya alasan” Potong lelaki tersebut
“Sekarang mau kamu apa?” Tantang wanita itu
“Saya mauu....”
“BUNDAAAAAAAAAAAAAA” Pekik sebuah gadis dari mimpi buruknya.
“Kak Ify loe kenapa?” Tanya Deva panik yang mendengar teriakkan Ify dan langsung berlari kekamar Ify. Ify terdiam.
“Kak?” Panggil Deva.
“Bukannya menjawab Ify malah merebahkan dirinya keranjangnya dan berusaha kembali memejamkan mata.
“Kak? Loe kenapa? Mimpi buruk? Minum Dulu kak” Tawar Deva yang sudah duduk dipinggir tempat tidur Ify sambil menyodorkan minum
Ify meraih dan menengguk gelas itu dalam diam, setelah habis ditaruhnya gelas tersebut diatas meja sebelah tempat tidurnya.
“Loe tidur lagi kak” Kata Deva sambil membenarkan selimut Ify. Tapi ketika mengusap kepalanya Deva memekik.
“Astaganagabonarjadidua.. Panas banget.”
“Gak Dev, gue gak apa-apa. Loe tidur lagi aja” Kata Ify lirih
“Gak apa-apa gimana? Loe panas gini masa gue tinggal tidur, Kita kerumah sakit yuk sekarang” Ajak Deva
“Gue Cuma pusing sedikit kok. Lagian ini jam 1 pagi loe bawa mobil gak punya SIM” Kata Ify
“Ohh, Cuma SIM sih gampang” Kata Deva meremehkan dan langsung berlari kearah kamarnya.
30 menit kemudian.
“Pake sweater loe, kita kerumah sakit sekarang!” Kata Deva tegas
“Aduh, Deva apaan sih? Gue Cuma demam biasa besok pagi juga turun, lagian loe gak punya SIM” Keluh Ify
“Gue emang gak punya tapi kak Iel punya” Jawab Deva penuh kemenangan
“Loe telepon dia? Aduh, nyusahin orang aja loe” Keluh Ify
“Daripada loe sekarat udah ayo, pake sweater loe, gue heran deh sama loe Kak, sakit aja masih sempet ngajak ribut gue” Keluh Deva
“Bodo”
“Fy, Dev udah Siap?” Tanya seseorang yang ternyata Gabriel
“Masya Allah Kak, kaget gue. Loe masuk darimana?” Tanya Ify
“Nih pake kunci yang dikasih Deva” Kata Iel sambil menunjukkan kunci.
“Hebat ya gue?” Kata Deva nyengir
“Udah ayo Fy” Ajak Iel
Ify bangun dari tempat tidurnya, tetapi ketika langsung bangun kesadarannya tidak terkendali dan membuatnya limbung.
“Fy loe gak apa-apa?” Tanya Iel yang menahan tubuh Ify
“Gak, Gak apa-apa, Cuma rada pusing” Jawab Ify
“Dev, loe siapin mobil biar gue mapah Ify” Perintah Iel sambil melempar kunci Vios nya.
“Sipp”
***
Sinar mentari telah memasuki kamar Ify. Sang pemilik kamar yang merasa silau juga telah berusaha mengerjap-ngerjapkan matanya. “Ya ampun berat banget kepala gue” Gumam Ify.
“Kak Ify?” Panggil Deva sambil menyembulkan (??) kepalanya dari pintu kamar Ify
“Masuk Dev” Jawab Ify
“Gimana loe?”
“Gue gak apa-apa”
“Loe kayaknya gak usah masuk sekolah dulu deh, muka loe masih pucet, badan loe juga rada anget” Kata Deva sambil memegang Dahi Ify.
“Gak mau ah, gue masuk aja” Tolak Ify
“Kak, gak usah ngeyel deh, gue temenin deh.” Kata Deva tegas
“Iya-iya” Ucap Ify pasrah.
“Ifyy-Devaa” Panggil seseorang
“Kayaknya Kak Iel deh” Tebak Deva
“Fy?” Panggil seseorang dari luar pintu.
“Masuk aja kak” Jawab Ify
Iel pun masuk kedalam kamar Ify
“Gimana Fy?” Tanya Iel
“Im fine”
“Are u sure? Muka loe pucet banget Fy, Gak usah masuk dulu ya?” Kata Iel
“Ahh, gak elo gak Deva sama aja”
“Gak usah ngeyel deh, gue temenin loe bolos” Kata Iel
“Iyaaa... Loe pada jadi bolos gara-gara gue” Keluh
“Sekali-kali” Kata Deva tersenyum jahil
***
“Aduh, Ify mana sih. 5 menit lagi bel. Kok belum dateng?” Kata Via uring-uringan.
“Aduh Vi, puyeng gue liat loe mondar-mandir depan kelas” Keluh Agni
“Mungkin Ify masih sakit” Kata Acha
“Iya-ya, bisa juga” Kata Via pada akhirnya berjalan ketempat duduknya
“Via, Agni, Achaa” Panggil seseorang dari luar kelas
“Iya apa Shill??” Jawab Agni, Acha, Via kepada Shilla
“Ada Ify gak?” Tanya Shilla sambil mengampiri temannya
“Kayaknya gak masuk” Jawab Via
“Masih sakit kali” Kata Acha
“Mungkin, yaudah gue balik kekelas dulu, bentar lagi bel, daa” Kata Shilla sambil berlari keluar kelas.
***
@ Kelas X-1
“Ray, kok Deva belum dateng?” Tanya Keke setelah melihat bangku Deva yang masih kosong.
“Ciieee, kedondong, perhatian amat” Ledek Ray
“Apaan sih, gue kan sekertaris kelas, jadi gue bingung mau nulis absennya apa” Bela Keke
“Ehem, masa sih??” Tanya Obiet
“Loe juga Biet, rese ah” Kata Keke yang langsung balik ketempat duduknya karena merasa pipinya mulai memerah
“Muka loe kenapa Ke?” Tanya Oliv setelah Keke duduk dibangkunya
“Gak apa-apa” Jawab Keke ngeles
“Kayanya ada yang Falling in Love nih” Goda Nova yang menengok kebelakang *jadi ceritanya Keke sebangku sama Oliv, Nova sebangku sama Oik duduknya dibangku depannya Keke-Oliv*
“Siapa Nov?” Tanya Oik
“Ini temen loe yang satu ini” Jawab Nova sambil menyenggol Keke
“Nova apaan sih” Rajuk Keke
“Loe suka Deva Ke?” Tuduh Oik
“GAK, MASA GUE SUKA SAMA IPRIT BALI??” Kata Keke histeris sehingga tidak menyadari suaranya begitu keras
“Aihh,, Kedondong sama Iprit Bali akan bersatu nih” Ledek Ray
“Apaan sih loe, Loe tuh Pion catur sama Oliv Oil Minyak Jelantah” Balas Keke
“Yee, apa-apaan tuh” Kata Ray
“Tau loe gue gak setuju, Ampun deh” Kata Oliv
“Gak pake kompak kali ngelawan gue” Ledek Keke
***
Via sedang berjalan menyusuri kantin sehabis memesan minuman ringan. Entah sedang sial atau sudah takdir. Via ditabrak seseorang yang sedang sibuk memainkan kameranya.
BRUKK
“Woy, loe kalo jalan liat-liat dong” Kata Via
“Dah tau gue lagi gak ngeliat jalan, pake ditabrak” Jawab orang itu seenaknya
“Astaga, loe bener-bener ya. Kalo salah minta maaf kek gak pake nyolot” Kata Via emosi
“Yang nyolot duluan kan elo” Jawab orang itu seenaknya
“Loe itu ya....”
“Viaaaa/Alvinnnnnnn”
“Apaaa?” Jawab Via dan Alvin kompak
“Loe apa sih berdua ribut-ribut” Kata Shilla, oh yang ribut itu Alvin ya.
“Nih cowok udah salah gak mau disalahin malah nyolot” Kata Via
“Kan loe duluan” Balas Alvin gak mau kalah
“loe duluan”
“loe”
“loe”
“loe”
“LOE”
“LOE”
“LOE”
“LOE”
“LOE”
“LOE”
“LOE”
“LOE”
“LOE”
“LOE”
“LOE”
“LOE”
“LOE”
“STOPPPPPPP” Teriak yang lain *gak kebayang tuh kafetaria ramenya kaya apa -.-*
Via dan Alvin melengos. Rio dan Cakka menarik Alvin, yang ditarik hanya pasrah mengikuti.
***
Seorang wanita muda namun aura keibuan yang terpancar didirinya begitu kuat memasuki ruang tamu dengan gurat wajah lelah.
“Assalamualaikkum” Salam wanita itu
“Walaikkumsalam, eh Ibu udah pulang. Mau minum apa bu?” Jawab dan tawar seorang wanita dengan kumpulan rambut putih dikepalanya.
“Apa aja Mbok, Ify sama Deva sekolah?” Tanya wanita tersebut yang tak lain dan tak bukan adalah Mama Linda, sahabat Mama kandung Ify
“Den Deva sama Non Ify gak sekolah. Non Ify sakit, den Deva jagain, terus..” Penjelasannya terputus dan terlihat ragu-ragu untuk melanjutkan
“Kenapa Mbok?” Tanya Mama Linda
“Ada Den Iel, anak Ibu yang paling besar” Lanjutnya
“Apa? Jadi Iel udah kembali?” Kata Mama Linda terperanjat
“Iya Bu”
“Mama..” Panggil Deva ceria. Deva memang manja dengan Mama Linda karena memang Mama Linda memanjakannya, tapi tentunya itu semua tidak membuat Deva manja terhadap semuanya *applause buat Deva J*
“Eh sayang kok gak sekolah?” Tanya Mama Linda
“Kak Ify sakit Ma” Jawab Deva sambil menyalami punggung tangan mamanya.
“Sakit apa? Sakit hati?” Ledek Mama Linda
“Apa sih mama” Jawab Ify cemberut yang mendengar teriakkan Deva. Ify keluar kamar diikuti Iel.
“Emm, Gabriel Stevent?” Tanya Mama Linda pada Iel
“Tante? Tante Linda kan?” Tanya Gabriel
“Wah kamu gede sayang” Puji Mama Linda. Jadi sejak dulu Mama kandung Ify kalo pergi kemana-mana yang diajak selalu Iel, bukan Ify. Ify lebih deket sama Papanya, tapi sekarang gak lagi.
Gabriel Tersenyum.
“Kamu tinggal dimana sekarang? Tinggal sini aja bareng kita” Tawar Mama Linda
“Daerah sini juga, tapi beda komplek. Maaf tante, tapi malah ngerepotin” Tolak Gabriel
“Lho? Kok ngerepotin? Ini kan rumah kamu bukan rumah tante” Kata Tante Linda Ramah
“Gak, lagian tante pasti udah tau adat Papa dari Bunda. Iel Cuma mau bilang makasih udah jagain adek-adek Iel” Kata Gabriel memberi alasan
“Ya ampun Iel, kamu kayak sama siapa aja” Ucap Mama Linda ramah
Gabriel tersenyum
“Kak, ketempat Bunda lagi yuk” Kata Ify
“Setuju, sekalian ambil ninja gue” Kara Deva semangat
“Yee” Sorak Ify sambil menoyor Deva
“Iih kakak sakit apaan sih” Kata Deva ngambek
“Ampun deh, gitu aja ngambek. Manja loe mentang-mentang ada Mama” Kata Ify
“Eh, udah-udah, malah seru sendiri (??), kalo mau kesana Mama ikut deh” Tawar Mama Linda
“Yakin Ma? Emang gak cape?” Tanya Deva
“Gak kok, lagian udah lama gak kesana” Ucap Mama Ify
“Yaudah pada ganti baju dulu sana” Kata Ify
“Sipp”
***
Jenguk (??) temen-temen Ify dulu
“Sekarang kerumah Ify dulu kan?” Tanya Via
“Yoyoy”
“Cha, naik” Kata Ozy yang sudah bersiap diatas Cagiva hijaunya
Acha mengangguk dan menaiki Cagiva Ozy
“Lah, diantara kita gak ada yang bawa mobil nih?” Tanya Shilla pada Via dan Agni
“Mobil gue diservis” Kata Via
“Gue lupa (-.-)” Jawab Agni
“Yaudahlah loe semua bonceng kita-kita aja” Tawar Rio
“Yaudah”
“Shill loe sama gue, Via sama Alvin, Cakka sama Agni”
“GAK MAUU” Tolak Via, Alvin Agni
“jiah kompak amat kayak paskibra” Kata Rio
“Gue gak mau Yo” Kata Alvin
“Kalo pada gak mau yang ada gak berangkat-berangkat nih” Keluh Rio
“Ayo Ag” Tawar Cakka
“Gak, Vin gue sama loe aja ya.. ya.. ya??” Pinta Agni
“Yaudahlah, daripada gue sam cewek BAWEL” Kata Alvin
“Yaudah Kka, gue sama loe, gue juga males sama cowok JUDES” Balas Via
“Kok nyolot sih?” Kata Alvin
“Siapa? Gue? Biasa aja” Kata Via datar
“Ahhh.. stress gue, Ag cepet naek, gila gue disini” Kata Alvin
“Yaudah, lets go” Koor Rio
***
huaaa... pasti hancur yaa?? sumpah ini part gagal menurutku,, aneh banget pasti ya?
haduh ya ampun... pasti jelek = gaje ya?? leave a comment buat kritik yaa..
dan angkat jempol kalian kalo suka.. :))
Cheers (;!!!
Trisil {}
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar