Hy All.. jumpa dengan saya penulis terngaret---
maaf yah gak post kemaren, coz saya sedang dalam masa tekanan karena nilai raport bayangan yang belum jelas hahaha...
kembali dengan cerbung gaje ini..
hope u like it
“Aduh, Shilla Shilla, pindah rumah gak konfirmasi dulu, puyeng gue nyari alamat loe” gumam Ify dalam jazz silver yang dikemudikannya secara pelan.
“Telepon,! Yaudahlah gue telepon aja” Kata Ify yang langsung mengambil I-Phone versi terbaru miliknya yang diletakkan di jok mobil sebelahnya. Ify segera mencari kontak Shilla dan menekan tombol call. Tidak sampai 2 kali nada panggilan tunggu sudah ada yang menyahut.
“Halo Fy? Kenapa? Kok gak nyampe-nyampe?”
“Gimana mau nyampe, gue buta arah nih, ampe bosen hidup gue nyari rumah loe” kata Ify kesal
“Hahha, baek-baek loe Fy jangan bunuh diri, emm sekarang loe dimana?” tanya Shilla
Ify mengalihkan pandangannya keluar mobil.
“Mmm, deket jalan putik gitu Shill” jawab Ify
“Waduh, gue tanya nyokap dulu ya, gue juga gak tau tuh dimana, heheheheh......” kata Shilla (-,-)
“Parah loe, cepet!” kata Ify yang tetap melajukan mobilnya perlahan.
“.........”
“Fy, loe lurus aja terus kalo ada prapatan yang agak besar loe ambil kanan terus lurus aja, terus,,,,” belum sampai selesai Shilla menerangkan, tiba-tiba
“Iya, kenapa Shilla?” tanya Ify yang merasa pembicaraan Shilla terputus, karena tida ada jawaban juga dari Shilla, Ify pun melihat I-Phonenya
“Sial! Pake acara lowbat lagi.” Gumam Ify merutuki I-Phonenya yang malang (-,-). Karena terlalu asyik (??) merutuki apel malang *ralat* I-Phone Malang. Ify tidak lagi memperhatikan jalan didepannya. Ketika melihat kearah depan Ify melihat ada orang ditengah jalan yang hendak mengambil bolanya yang terguling. Spontan Ify meginjak rem mobilnya.
“CKITTTTTTT” *bunyi apatuh? Anggap aja bunyi rem :P*
Tepat!! Ify menginjak rem disaat yang tepat *menurut penulis* namun karena jarak mobilnya dengan orang yang hampir dia tabrak sangat dekat dan sekali lagi sepertinya hampir menyentuh, Ify langsung keluar mobil untuk meminta maaf.
“Aduh, maaf-maaf banget aduh sorry banget yah. Gue minta maaf, tadi gue gak ngeliat jalan loe gak papa kan?” tanya Ify pada cowok yang ada dihadapannya.
“Gue gak papa” jawab cowok itu singkat sambil berlalu.
“Hey, loe maafin gue gak?” teriak Ify karena cowok itu telah beranjak dari tempatnya.
Cowok itu berbalik dan mengangguk.
“Rumah loe dimana? Sebagai permintaan maaf gue anter loe yah?” Tawar yang masih merasa bersalah sambil menghampiri cowok itu.
“Gak perlu, rumah gue deket, lagian guee juga gak papa” jawab cowok itu dengan ekspresi datar.
Tiba-tiba Ify teringat alamat rumah Shilla yang dekat dari sini “emm, loe tau alamat ini dimana gak?” tanya Ify sambil menyodorkan selembar kertas berisi tulisan alamat Rumah Shilla.
“Shilla’s home. Jalan Sari Manis No. 3A” kata cowok itu membaca tulisan yang berada disecarik kertas itu.
“Loe tau?” Tanya Ify penuh harap.
Cowok itu mengangguk.
“Bisa anter gue kesana gak? Naik mobil gue? Emm, nanti gue anter pulang deh” Tanya dan tawar Ify.
Cowok itu kembali mengangguk.
“Yuk, kemobil gue”
Ify dan cowok itupun menaikki jazz silver Ify. Akhirnya Ifypun mengemudikan mobilnya sesuai petunjuk cowok yang duduk disampingnya. Tak lama mobil Ify berhenti didepan rumah yang tidak begitu besar namun terlihat mewah.
“Ini rumahnya” kata cowok itu.
“Oh thanks, rumah loe dimana? Biar gue yang anter sekalian.” Kata Ify
“Gak perlu.” Kata cowok itu yang kemudian turun diikuti Ify.
“Ayo masuk” Tawar cowok itu kemudian sambil membuka gerbang pagar.
Ify mengikuti cowok itu. ‘Ini sebenernya rumah Shilla apatuh cowok sih?’ batin Ify
“Ayo masuk” Kata cowok itu sambil membuka pintu rumah mewah iu. “Tuh duduk dulu” Lanjutnya. Ify mengangguk dan menuruti perintah cowok tadi.
“Kak Shilla, tuh ada temen loe dibawah” teriak cowok itu. Dari dekat tangga.
‘Lho? Tuh orang kenal Shilla? Bentar-bentar. Kak? Apa itu adeknya yang sering diceritain kali yah? Tapi setiap gue kerumahnya yang dulu selalu lagi sekolah?’ Batin Ify penuh persepsi.
“Iya-iya bilangin tunggu sebentar” Jawab Shilla yang tengah menuruni tangga sambil menggelung rambut panjangnya yang indah.
“Lho Fy? Loe tau rumah gue dengan petunjuk yang belum kelar tadi?” Tanya Shilla heran sekaligus takjub.
“Ya gaklah, tadi gue bareng ma cowok yang tadi manggil Loe” Jawab Ify
“Oh Obiet? Dia adek gue. I-Phone loe kemana? Gue telepon balik gak aktif?” Kata Shilla
“I-Phone gue Lowbat. Obiet? Adek loe? Kandung? Kagak salah? Ngomongnya ngirit gitu, beda ama loe yang bawel.” Cerocos Ify beruntun.
“Pantes, makanya gue nanya. Obiet cuek gitu sama orang termasuk ama gue dan nyokap. Kok bisa bareng ama loe?” Tanya Shilla.
Ify menceritakan kejadian tadi pada Shilla “Huff, pengen bunuh diri gue pertama kali ketemu dia, diajak ngomong diem. Gue minta maaf malah langsung pergi.” Kata Ify yang membuat Shilla meng’O’kan bibirnya.
“Ngobrolnya dikamar gue yuk” Kata Shilla yang beranjak menuju tangga untuk kekamarnya. Ify mengikuti.
Sesampainya dikamar Shilla
“Kok bisa yah adek loe diem gitu?” Tanya Ify.
“Dia dulu gak kayak gitu. Anaknya seru, ceria, aktif, gak bisa diem, yah sama kayak gue lah problemnya, semenjak ...” Kata-kata Shilla menggantung.
“Semenjak perceraian saya dan Papah Shilla, dia jadi kayak gitu” Lanjut tante Mia, mama Shilla-Obiet sambil mengantar makanan dan minuman kecil.
“Eh tante maaf Ify gak maksud” Kata Ify merasa tidak enak.
“Gak papa kok Fy” Kata tante Mia menenangkan.
“Oh iya tante usaha bikin kue ya? Tiap hari Shilla bawa bekel kue buat anak d’V-miLe yang lain. Kuenya enak-enak lho tan” Kata Ify mencoba mengalihkan pembicaraan yang membuat pembicaraan sebelumya terulang.
“Iya. Shil, tolong ambil kue yang baru mama buat tadi pagi buat Ify” Kata Mama Shilla
“Sippo Ma” kata Shilla yang langsung beranjak dari kamarnya begitu melihat mamanya duduk dipinggir tempat tidurnya.
*Sepeninggal Shilla*
“Tante Cuma gak mau dianggap numpang harta sama papah Shilla yang selalu ngirim lebih dari cukup buat Shilla dan Obiet. Tante Cuma mau mandiri dan gak bergantung sama orang lain walau tante Cuma seorang single parent. Tante gak suka dianggap lemah atau Cuma disangka numpang makan dari uang papah Shilla. Lagian itu uang Shilla dan Obiet. Dan tante gak ada hak buat memakai uang itu” Curhat Tante Mia.
Ify hanya mengangguk-angguk tanda setuju.
“Sebelumnya Tante mau berterimakasih ama kamu Fy, karena kamu udah anggap Shilla sebagai temen kamu, buat dia gak minder lagi seperti 3 tahun di SMP nya. Makasih juga karena udah balikin Shilla yang Ceria dan Bawel kayak dulu lagi. Dan Shilla selalu cerita katanya kamu suka narik-narik dia buat gabung sama temen-temen kamu” Jelas Tante Mia.
“Shilla berlebihan tante” Kata Ify rendah hati
Tante Mia menggeleng “Shilla bener, Sekarang tinggal Obiet yang jadi pikiran tante. Dalam 4 tahun ini Tante gak bisa liat sosok Obiet yang dulu. Senyum jahilnya, tingkahnya yang seneng bercanda, ceria dan gak bisa diem. Apalagi Shilla sama Obiet Cuma beda satu tahun. Dulu rumah tante gak pernah sepi karena mereka selalu berantem. Tapi sekarang...” Kata-kata tante Mia terputus karena butiran bening turun dari pelupuk matanya.
“Shilla, juga kangen ama Obiet yang dulu, yang sering ngajak berantem, anaknya keras kepala makanya selalu ngajak ribut, hahaha” kata Shilla tertawa perih, sambil meletakkan baki yang berisi kue lapis legit asli Bandung lalu duduk disebelah mamanya.
“Dimakan sama diminum dulu Fy” tawar Tante Mia.
Ify hanya mengangguk sekilas. Lalu tampak termenung
“Fy?” kata Shilla yang langsung menjentikkan jarinya didepan muka Ify.
“Ehmm, Iya kenapa?” Kata Ify tersadar.
“Kenapa?” Tanya Shilla.
“Emm, gimana yah jelasinnya?” Kata Ify tanpa sadar.
“Apanya Fy? Kamu mau ngomong apa? Ngomong aja tante gak marah kok” Kata Tante Mia.
“Emm, gini lho Tan, bukannya Ify mau Ikut campur, Tapi menurut pemikiran singkat dari Ify. Mungkin Obiet berpikir bahwa dia adalah seorang laki-laki. Mungkin dulu dia masih kecil ketika dia melihat... emm, maaf sebelumnya, perceraian kedua orangtuanya. Tapi sejalannya waktu, mungkin pikiran dia kini telah berkembang menjadi dewasa. Intinya. Mungkin Obiet bersikap seperti itu hanya untuk memperlihatkan ketegarannya. Mungkin caranya salah karena malah membuat Tante menjadi khawatir. Tapi coba jika mulai sekarang tante melihat dari pola pikir Obiet. Obiet mengerti Tante dan Shilla, kakaknya adalah seorang perempuan yang tentu bisa rapuh kapan saja. Dan Obiet selalu memperlihatkan ketegarannya untuk menutupi kerapuhan kalian. Obiet pasti sadar, jika dia rapuh, bagaimana dengan Mama dan Kakaknya? Jadi lebih baik tante jangan menyalahkan diri tante karena sikap Obiet. Karena Obiet kini telah mengetahui posisinya sendiri” Kata Ify sambil tersenyum.
Tante Mia dan Shilla hanya terdiam untuk mencerna kata-kata Ify barusan.
Diluar, tepatnya didepan pintu kamar Shilla yang terbuka sedikit. Tampaklah sosok Obiet yang bersandar didinding, sambil membenarkan seluruh kata-kata Ify yang barusan ia dengar. Obiet pun seperti telah menemukan alasan akan sikap diamnya selama ini. Obiet pun agak kaget karena Ify mengerti perasaan seseorang yang dia kenal saja tidak, bertatap mukapun baru sekali ini. Ify mampu menebak semua yang dipendamnya saat ini sendiri. Setelah menghela nafas panjang untuk menenangkan pikirannya, Obiet akhirnya memutuskan untuk turun menonton video.
*Sementara dikamar Shilla*
“Tebakkanmu sepertinya benar Fy. Tante gak pernah mencoba melihat dari sudut pandang Obiet sendiri. Tante kurang peka, sehingga tante menganggap ini semua hanya aksi protes kemarahan dari dia. Tante hanya merasa dia terpuruk tanpa memikirkan perasaan yang dia tahan selama ini” Kata tante Mia yang mulai menangis.
Ify langsung menggeleng dan menghapus air mata tante Mia dengan saputangannya.
“Siapa sih Tan yang gak sedih kalo orang tunya cerai. Seharusnya Tante bangga punya anak-anak setegar batu karang kayak Shilla dan Obiet” Kata Ify menenangkan.
Ify terdiam, dan memutar bola matanya, sebuah ide terlintas dibenaknya. Dia tersenyum puas.
“Setelah denger cerits Shilla sam Tante, aku jadi penasaran Obiet yang Cool gitu, kalo nyerocos kaya gimana yah?” Kata Ify.
“Maksud loe Fy?” Tanya Shilla tidak mengerti.
“Gue mau ketemu Obiet yang dulu, Obiet 4 tahun lalu” Kata Ify mantap.
“Kamu mau balikkin Obiet yang dulu?” tanya Tante Mia yang akhirnya mengerti arah pembicaraan Ify.
Ify mengangguk.
“Loe serius Fy?” Tanya Shilla tak percaya.
“Dua Juta Rius for you Ashilla Zahrantiara.” Kata Ify dengan mantap.
“Kamu yakin bisa Fy?” Tanya Mama Shilla.
“Masalah bisa atau gak, berhasil atau gagal, Ify gak akan tau hasilnya selama Ify belum nyoba. Tapi kalo boleh optimis tanpa ambisius Ify yakin Ify bisa. Tante dan Shilla bantu doa ya?” Kata Ify
“Of Course Fy” Kata Shilla dan Mamanya kompak.
“Tante turun dulu ya Fy? Maaf ganggu acara kalian.” Kata Tante Mia yang langsung beranjak keluar.
“Iyaa, umm Shill kita ngobrol dibawh Yuk. Ganti Suasana” Ajak Ify
“Yuk”
Akhirnya mereka berdua turun kebawah.
Sesampai dibawah.
“Duduk dulu Fy, gue kedapur naro gelas” Kata Shilla
Ify mengangguk dan segera menghampiri Obiet yang tengah duduk menonton Video. Lalu duduk disebelahnya dengan sanatai. Obiet yang merasakan ada orang disebelahnya langsung menoleh kearah Ify. Terlihat Ify yang tengah serius menonton video yang ditontonnya. Merasa diperhatikan Ify langsung menoleh lalu tersenyum dan berkata.
“Sorry, kemaren gue gak sempet liat pertandingan Liga Basket tahun lalu dan gak tau ada Videonya”
Obiet hanya mengangguk lalu kembali menekuni video yang ditontonnya. Akan tetapi konsentrasinya telah terbagi dua. Antara menonton video dengan Ify yang ada disebelahnya. Orang yag mengerti isi hatinya hanya karena mendengar cerita.
Shila tengah menghampiri Ify akan tetapi panggilan dari mamanya menghentikkan langkahnya.
“Shill, tolong anterin kue lapis kerumah Bu Opie yang dijalan kelopak mawar yah?” kata mamanya.
Obiet yang mendengar perkataan mamanya langsung menawarkan diri.
“Biar aku mah, Kak Shilla kan ada temennya” Tawar Obiet lebih tepatnya untuk menghindari Ify karena merasa kikuk dengannya.
“Bu Opie pesennya minta Shilla, kalo kamu katanya segen kalo mau nanya-nanya” Jawab mama Shilla. Obiet melengos.
“Yaudah mana kuenya? Fy sorry gue tinggal yah” Pamit Shilla.
Ify mengangguk sambil tersenyum manis
Obiet menghela nafas panjang. Merasa harus menetralkan suasana hatinya yang tengah berkecamuk, berharap Ify tidak membicarakan hal mengenai perasaannya. Keheninganpun terjadi antara Obiet dan Ify. Akhirnya karena ketidaknyaman dengan suasana hening akhirnya Ify berbicara memecah keheningan.
“hmmmm, Biet. Kata Shilla loe sekolah di SMP Cendekia Bangsa ya?” Obiet menoleh sekilas dan mengangguk lalu berbalik kembali.
Ify menghembuskan napas berat karena gagal mengajak ngobrol Obiet. ‘Kaya Alvin juga nih, ckckck’ batin Ify
“Loe kenal Deva gak?” tanya Ify lagi.
Obiet memutar bola matanya nampak berpikir, lalu berkata “Deva Ekada?”
“Yap, betul. Dia adek gue tuh!” Kata Ify sambil tersenyum karena pembicaraannya direspon walau sedikit.
Obiet terkesiap lalu membetulkan arah duduknya menjadi kearah Ify. Lalu memperhatikan Ify dari atas kebawah, keatas lagi lalu kebawah lagi (-,-). Pokoknya begitulah :P. Ify mengibas-ngibaskan tangannya di depan muka Obiet.
“Woy, jangan ngeliatin gue kaya gitu entar naksir lagi” kata Ify.
Obiet mengernyit.
“Jiah Ilfeel loe ngeliat kecakepan gue?” kata Ify narsis
Obiet Cengo.
“Weitss kayanya loe kena pesona gue lagi” kata Ify lagi.
“Hah?? Optimis bener loe Kak, tapi serius....” Tanya Obiet tapi belum selesai dia menuntaskan pertanyaannya sudah dipotong Ify.
“Hah? Loe serius naksir gue? Ya ampun pesona gue mantep amat ya? Tapi sorry loe telat kemaren gue baru aja jadian ama Nick Jonas” Cerocos Ify (-.-“)
Obiet melengos.
“Yah, Obiet ngambek. Maaf deh, abis Nick Jonas mohon-mohon ke gue gitu :P *demi apa kamu Fy? Penulis bisa guling2 dijalan kalo Nick Jonas kayak gitu (-.-)* Loe telat nih” Kata Ify PD abis (-.-)
Obiet menepuk jidatnya meihat kelakuan orang didepannya, yang menurutnya AJAIB!!
“Obiet, ya ampunnn *pinjem ya CL :P* kepala loe puyeng yah saking syoknya, maafin gue yang cantik (-.-) ini ya?” Kata Ify yang tetap berbicara dengan tingkat KePDan yang tinggi walau Obiet tidak merespon *sepertinya benar kata Alvin di Cats, jika Ify tidak direspon pasti dia akan tetap berbicara #FaktaAneh*
BUGGGHHH... *apa tuh? Menurut anda? #PLAKK*
Ternyata dan ternyata Obiet melempar sebuah Bantal Sofa ke arah Ify dan berteriak “Kak Ify, bisa gak sih berhenti ngomong? Bentarrrrr aja. Gue mau ngomong malah disamber mulu. Stress gue sama elo. Gue belom ngomong malah maen tancep aja,Gue Cuma mau tanya loe serius kakaknya Deva apa bukan? Kok Beda?. Tapi ternyata setelah ngeliat loe bawel dengan tingkat kenarsisan setengah koma yang sebelas dua belas ama adek loe, gue baru percaya dhe” Kata Obiet kesal akan tetapi ketika sadar bahwa barusan dia berbicara panjang lebar, Obiet langsung menutup mulutnya. ‘Lah kok gue jadi bawel gini sih?’ batinnya.
Ify hanya cengar-cengir gaje (-.-). Akan tetapi merasa puas karena Obiet merespon bagus Obrolannya.
Sementara Tante Mia sendiri tengah memperhatikan kelakuan anak bungsunya dan Ify karena dari dapur mendengar Obiet teriak-teriak, karena tidak biasanya Obiet merespon pembicaraan dengan orang selain Shilla dan Mamanya. Tante Mia pun tidak dapat mencegah otot-otot disekitar mulutnya untuk tidak tersenyum melihat kejadian tersebut ‘Sepertinya akan berhasil’ batin Tante Mia.
Back to Ify-Obiet
“Yeeee, kan gue pikir. Secara pesona gue dahsyat gitu” kata Ify.
“Narsis amat hidup loe?” Kata Obiet
“Biarin, Prinsip gue sehari gak narsis, koma gue *prinsip apa pula ini?*” kata Ify (-.-)
“Au ah terang, terserah stress gue kebanyakan ngomong ama elo” Ucap Obiet.
“Iya-iya. Gak narsis lagi dah. Eh berarti loe juga baru lulus. Loe juga mau masuk Cagvairs?” Tanya Ify.
“Yoyoy, gue masuk dengan nilai tertinggi malah” Kata Obiet.
“Sombong” Cibir Ify sambil melempar kembali bantal sofa kearah Obiet.
“Biarin”
“Aneh” Kata Ify enteng.
“Loe lebih aneh, Bicara ngalor Ngidul, Utara-Selatan, Anyer-Panarukan, Sabang-Merauke, ujungnya narsis juga, ckckckck” cerocos Obiet.
“Sapa suruh loe tanggepin?” Balas Ify sambil tersenyum puas melihat kelepasan bicara Obiet.
‘Iya-ya? Ngapain gue tanggepin, gak biasanya gue gini” Batin Obiet.
“Ngelamunin gue yah?” kata Ify sambil melemparkan bantal sofa kearah Obiet menyadarkan lamunannya.
“Nyeh, gak ada untungnya, mendingan ngelamunin Avril Lavigne” Kata Obiet sambil membalas lemparan bantal dari Ify.
Akhirnya merekapun bercanda, benarsis ria sambil sesekali melempar bantal dan tertawa lepas akibat kekonyolan Ify membawa suasana hingga tidak menyadari Shilla yang telah pulang mengantar kue tengah memperhatikan tingkah laku Ofy (Obiet-Ify) bersama mamanya disampingnya yang juga tercengang sama seperti Shilla.
‘Gak salah nih? Ketawanya lepas banet ampe kedengaran dari luar. Gue pikir rumah gue kemasukkan Orang Gila #PLAKK’ Batin Shilla.
Tidak sengaja Ify melirik kearah dapur dan mendapati Shilla dan memandang Ofy tanpa berkedip. Ify hanya tersenyum manis kearah Shilla dan mamanya.
Akhirnya Shilla menghampiri Ify. Shilla berdiri dihadapan Ofy yang masih tertawa masih tak percaya apa yang dilihatnya kali ini. Obiet tertawa lepas karena Ify. Padahal dengan Shilla saja tidak pernah.
“Kenapa loe kak?” Tanya Obiet yang sudah berhenti tertawa
Shilla tidak bergeming ‘Kagak salah nih Obiet nanya gue? Perasaan dia gak pernah nanya duluan. Ditanya aja kadang gak jawab’ batin Shilla.
“Shill, loe kenapa? Jangan-jangan loe kesambet ya? Huaa,, Shilla kesambet” kata Ify histeris.
“Nenek loe kiper, enak aja” Kata Shilla manyun.
“Weitss, Nenek gue striker chuy, yang kiper mah Buyut gue” Kata Ify gak penting.
“Stress loe Kak gitu aja dibahas” Kata Obiet kembali tertawa.
“Lagian kakak loe bengong gitu, serem amat. Udah sadar malah fitnah nenek gue kiper” kata Ify Lagi-Lagi Gak Penting.
“Penting amat loe bahas” Kata Shilla.
“Lagian kenapa loe bengong?” Tanya Ify.
Shilla memandang Ofy bergantian lalu berteriak “Mamah,, kayanya kalo mereka berdua kumpul rumah kita bakal jadi rumah sakit jiwa!!!”
Ofy menutup kuping.
“Kak Shilla, sumpah demi apapun suara loe cempreng kayak kak Ify” Teriak Obiet yang sukses menerima (??) lemparan bantal tepat dimukanya *kasian*
“Lagian, loe berdua cekakak-cekikikan ampe lupa diri gitu” Kata Shilla.
“Hiperbola loe kak” Kata Obiet.
“Lebay Loe” Kata Ify.
“Biarin”
“Eh, Shill kayaknya rada mendung deh, lagian udah sore. Gue balik yah?” Kata Ify.
Ada perasaan tak rela dalam diri Obiet. Ingin rasanya Obiet menahan Ify. Akan tetapi dia memlih diam karena merasa bingung dengan dirinya saat ini yang berbeda dari Biasanya.
“Yaudah, hati-hati Fy. Sering-sering loe kesini” Kata Shilla
“Okehh cantik. Beres dah. Eh lusa kan hari minggu hari terakhir libur. Jogging Yuk” Ajak Ify.
“Yaudah, disini apa di komplek loe?” Tanya Shilla.
“hmmm, disini aja, Eh Biet loe ikut yah?” Ajak Ify
Obiet tersentak, lalu menoleh kearah Ify, lalu menggeleng.
Ify Kecewa, tapi bukan Ify namanya kalo hanya stuck disitu.
“Yah sekalian maen basket sama gue, loe bisa kan?” Tawar Ify.
“Males” Jawab Obiet singkat tanpa menoleh ke Ify.
“Oh jangan-jangan loe tadi bawa basket buat nampang doang? Biar dikata keren? Loe gak bisa maen kan?” Tanya Ify memanas-manasi.
“Enak aja! Udah dasar gue keren! Gue bisa maen, liat aja nanti. Gue Ikut!” Jawab Obiet rada kesal karena kebawelan Ify.
“Oke. Gue pegang janji loe. Jangan jadi cowok kalo Cuma bisa janji doang. Minggu depan gue tunggu. Shill gue balik. Tante Aku pulang dulu ya?” Pamit Ify mencium punggung tangan Tante Mia.
“Hati-Hati ya Fy. Makasih buat semuanya, salam buat Mama kamu” kata tante Mia.
DEGG, ada suatu rasa menyesakkan di dada Ify mendengar kata MAMA dari tante Mia, tapi Ify langsung tersadar.
“ehh,,hmm, i... iya... ya, Tan” Kata Ify singkat dan langsung berlalu.
kira2 apa yang akan dilakukan Ify untuk obiet selanjutnya?
trus kenapa Ify merasakan perasaan yang tak enak ketika mendengar kata MAMA??
jawabannya hanya ada di part selanjutnya... tha..
keep coment n like ya friendss..
Cheers (;!!!
Trisil {}
maaf yah gak post kemaren, coz saya sedang dalam masa tekanan karena nilai raport bayangan yang belum jelas hahaha...
kembali dengan cerbung gaje ini..
hope u like it
“Aduh, Shilla Shilla, pindah rumah gak konfirmasi dulu, puyeng gue nyari alamat loe” gumam Ify dalam jazz silver yang dikemudikannya secara pelan.
“Telepon,! Yaudahlah gue telepon aja” Kata Ify yang langsung mengambil I-Phone versi terbaru miliknya yang diletakkan di jok mobil sebelahnya. Ify segera mencari kontak Shilla dan menekan tombol call. Tidak sampai 2 kali nada panggilan tunggu sudah ada yang menyahut.
“Halo Fy? Kenapa? Kok gak nyampe-nyampe?”
“Gimana mau nyampe, gue buta arah nih, ampe bosen hidup gue nyari rumah loe” kata Ify kesal
“Hahha, baek-baek loe Fy jangan bunuh diri, emm sekarang loe dimana?” tanya Shilla
Ify mengalihkan pandangannya keluar mobil.
“Mmm, deket jalan putik gitu Shill” jawab Ify
“Waduh, gue tanya nyokap dulu ya, gue juga gak tau tuh dimana, heheheheh......” kata Shilla (-,-)
“Parah loe, cepet!” kata Ify yang tetap melajukan mobilnya perlahan.
“.........”
“Fy, loe lurus aja terus kalo ada prapatan yang agak besar loe ambil kanan terus lurus aja, terus,,,,” belum sampai selesai Shilla menerangkan, tiba-tiba
“Iya, kenapa Shilla?” tanya Ify yang merasa pembicaraan Shilla terputus, karena tida ada jawaban juga dari Shilla, Ify pun melihat I-Phonenya
“Sial! Pake acara lowbat lagi.” Gumam Ify merutuki I-Phonenya yang malang (-,-). Karena terlalu asyik (??) merutuki apel malang *ralat* I-Phone Malang. Ify tidak lagi memperhatikan jalan didepannya. Ketika melihat kearah depan Ify melihat ada orang ditengah jalan yang hendak mengambil bolanya yang terguling. Spontan Ify meginjak rem mobilnya.
“CKITTTTTTT” *bunyi apatuh? Anggap aja bunyi rem :P*
Tepat!! Ify menginjak rem disaat yang tepat *menurut penulis* namun karena jarak mobilnya dengan orang yang hampir dia tabrak sangat dekat dan sekali lagi sepertinya hampir menyentuh, Ify langsung keluar mobil untuk meminta maaf.
“Aduh, maaf-maaf banget aduh sorry banget yah. Gue minta maaf, tadi gue gak ngeliat jalan loe gak papa kan?” tanya Ify pada cowok yang ada dihadapannya.
“Gue gak papa” jawab cowok itu singkat sambil berlalu.
“Hey, loe maafin gue gak?” teriak Ify karena cowok itu telah beranjak dari tempatnya.
Cowok itu berbalik dan mengangguk.
“Rumah loe dimana? Sebagai permintaan maaf gue anter loe yah?” Tawar yang masih merasa bersalah sambil menghampiri cowok itu.
“Gak perlu, rumah gue deket, lagian guee juga gak papa” jawab cowok itu dengan ekspresi datar.
Tiba-tiba Ify teringat alamat rumah Shilla yang dekat dari sini “emm, loe tau alamat ini dimana gak?” tanya Ify sambil menyodorkan selembar kertas berisi tulisan alamat Rumah Shilla.
“Shilla’s home. Jalan Sari Manis No. 3A” kata cowok itu membaca tulisan yang berada disecarik kertas itu.
“Loe tau?” Tanya Ify penuh harap.
Cowok itu mengangguk.
“Bisa anter gue kesana gak? Naik mobil gue? Emm, nanti gue anter pulang deh” Tanya dan tawar Ify.
Cowok itu kembali mengangguk.
“Yuk, kemobil gue”
Ify dan cowok itupun menaikki jazz silver Ify. Akhirnya Ifypun mengemudikan mobilnya sesuai petunjuk cowok yang duduk disampingnya. Tak lama mobil Ify berhenti didepan rumah yang tidak begitu besar namun terlihat mewah.
“Ini rumahnya” kata cowok itu.
“Oh thanks, rumah loe dimana? Biar gue yang anter sekalian.” Kata Ify
“Gak perlu.” Kata cowok itu yang kemudian turun diikuti Ify.
“Ayo masuk” Tawar cowok itu kemudian sambil membuka gerbang pagar.
Ify mengikuti cowok itu. ‘Ini sebenernya rumah Shilla apatuh cowok sih?’ batin Ify
“Ayo masuk” Kata cowok itu sambil membuka pintu rumah mewah iu. “Tuh duduk dulu” Lanjutnya. Ify mengangguk dan menuruti perintah cowok tadi.
“Kak Shilla, tuh ada temen loe dibawah” teriak cowok itu. Dari dekat tangga.
‘Lho? Tuh orang kenal Shilla? Bentar-bentar. Kak? Apa itu adeknya yang sering diceritain kali yah? Tapi setiap gue kerumahnya yang dulu selalu lagi sekolah?’ Batin Ify penuh persepsi.
“Iya-iya bilangin tunggu sebentar” Jawab Shilla yang tengah menuruni tangga sambil menggelung rambut panjangnya yang indah.
“Lho Fy? Loe tau rumah gue dengan petunjuk yang belum kelar tadi?” Tanya Shilla heran sekaligus takjub.
“Ya gaklah, tadi gue bareng ma cowok yang tadi manggil Loe” Jawab Ify
“Oh Obiet? Dia adek gue. I-Phone loe kemana? Gue telepon balik gak aktif?” Kata Shilla
“I-Phone gue Lowbat. Obiet? Adek loe? Kandung? Kagak salah? Ngomongnya ngirit gitu, beda ama loe yang bawel.” Cerocos Ify beruntun.
“Pantes, makanya gue nanya. Obiet cuek gitu sama orang termasuk ama gue dan nyokap. Kok bisa bareng ama loe?” Tanya Shilla.
Ify menceritakan kejadian tadi pada Shilla “Huff, pengen bunuh diri gue pertama kali ketemu dia, diajak ngomong diem. Gue minta maaf malah langsung pergi.” Kata Ify yang membuat Shilla meng’O’kan bibirnya.
“Ngobrolnya dikamar gue yuk” Kata Shilla yang beranjak menuju tangga untuk kekamarnya. Ify mengikuti.
Sesampainya dikamar Shilla
“Kok bisa yah adek loe diem gitu?” Tanya Ify.
“Dia dulu gak kayak gitu. Anaknya seru, ceria, aktif, gak bisa diem, yah sama kayak gue lah problemnya, semenjak ...” Kata-kata Shilla menggantung.
“Semenjak perceraian saya dan Papah Shilla, dia jadi kayak gitu” Lanjut tante Mia, mama Shilla-Obiet sambil mengantar makanan dan minuman kecil.
“Eh tante maaf Ify gak maksud” Kata Ify merasa tidak enak.
“Gak papa kok Fy” Kata tante Mia menenangkan.
“Oh iya tante usaha bikin kue ya? Tiap hari Shilla bawa bekel kue buat anak d’V-miLe yang lain. Kuenya enak-enak lho tan” Kata Ify mencoba mengalihkan pembicaraan yang membuat pembicaraan sebelumya terulang.
“Iya. Shil, tolong ambil kue yang baru mama buat tadi pagi buat Ify” Kata Mama Shilla
“Sippo Ma” kata Shilla yang langsung beranjak dari kamarnya begitu melihat mamanya duduk dipinggir tempat tidurnya.
*Sepeninggal Shilla*
“Tante Cuma gak mau dianggap numpang harta sama papah Shilla yang selalu ngirim lebih dari cukup buat Shilla dan Obiet. Tante Cuma mau mandiri dan gak bergantung sama orang lain walau tante Cuma seorang single parent. Tante gak suka dianggap lemah atau Cuma disangka numpang makan dari uang papah Shilla. Lagian itu uang Shilla dan Obiet. Dan tante gak ada hak buat memakai uang itu” Curhat Tante Mia.
Ify hanya mengangguk-angguk tanda setuju.
“Sebelumnya Tante mau berterimakasih ama kamu Fy, karena kamu udah anggap Shilla sebagai temen kamu, buat dia gak minder lagi seperti 3 tahun di SMP nya. Makasih juga karena udah balikin Shilla yang Ceria dan Bawel kayak dulu lagi. Dan Shilla selalu cerita katanya kamu suka narik-narik dia buat gabung sama temen-temen kamu” Jelas Tante Mia.
“Shilla berlebihan tante” Kata Ify rendah hati
Tante Mia menggeleng “Shilla bener, Sekarang tinggal Obiet yang jadi pikiran tante. Dalam 4 tahun ini Tante gak bisa liat sosok Obiet yang dulu. Senyum jahilnya, tingkahnya yang seneng bercanda, ceria dan gak bisa diem. Apalagi Shilla sama Obiet Cuma beda satu tahun. Dulu rumah tante gak pernah sepi karena mereka selalu berantem. Tapi sekarang...” Kata-kata tante Mia terputus karena butiran bening turun dari pelupuk matanya.
“Shilla, juga kangen ama Obiet yang dulu, yang sering ngajak berantem, anaknya keras kepala makanya selalu ngajak ribut, hahaha” kata Shilla tertawa perih, sambil meletakkan baki yang berisi kue lapis legit asli Bandung lalu duduk disebelah mamanya.
“Dimakan sama diminum dulu Fy” tawar Tante Mia.
Ify hanya mengangguk sekilas. Lalu tampak termenung
“Fy?” kata Shilla yang langsung menjentikkan jarinya didepan muka Ify.
“Ehmm, Iya kenapa?” Kata Ify tersadar.
“Kenapa?” Tanya Shilla.
“Emm, gimana yah jelasinnya?” Kata Ify tanpa sadar.
“Apanya Fy? Kamu mau ngomong apa? Ngomong aja tante gak marah kok” Kata Tante Mia.
“Emm, gini lho Tan, bukannya Ify mau Ikut campur, Tapi menurut pemikiran singkat dari Ify. Mungkin Obiet berpikir bahwa dia adalah seorang laki-laki. Mungkin dulu dia masih kecil ketika dia melihat... emm, maaf sebelumnya, perceraian kedua orangtuanya. Tapi sejalannya waktu, mungkin pikiran dia kini telah berkembang menjadi dewasa. Intinya. Mungkin Obiet bersikap seperti itu hanya untuk memperlihatkan ketegarannya. Mungkin caranya salah karena malah membuat Tante menjadi khawatir. Tapi coba jika mulai sekarang tante melihat dari pola pikir Obiet. Obiet mengerti Tante dan Shilla, kakaknya adalah seorang perempuan yang tentu bisa rapuh kapan saja. Dan Obiet selalu memperlihatkan ketegarannya untuk menutupi kerapuhan kalian. Obiet pasti sadar, jika dia rapuh, bagaimana dengan Mama dan Kakaknya? Jadi lebih baik tante jangan menyalahkan diri tante karena sikap Obiet. Karena Obiet kini telah mengetahui posisinya sendiri” Kata Ify sambil tersenyum.
Tante Mia dan Shilla hanya terdiam untuk mencerna kata-kata Ify barusan.
Diluar, tepatnya didepan pintu kamar Shilla yang terbuka sedikit. Tampaklah sosok Obiet yang bersandar didinding, sambil membenarkan seluruh kata-kata Ify yang barusan ia dengar. Obiet pun seperti telah menemukan alasan akan sikap diamnya selama ini. Obiet pun agak kaget karena Ify mengerti perasaan seseorang yang dia kenal saja tidak, bertatap mukapun baru sekali ini. Ify mampu menebak semua yang dipendamnya saat ini sendiri. Setelah menghela nafas panjang untuk menenangkan pikirannya, Obiet akhirnya memutuskan untuk turun menonton video.
*Sementara dikamar Shilla*
“Tebakkanmu sepertinya benar Fy. Tante gak pernah mencoba melihat dari sudut pandang Obiet sendiri. Tante kurang peka, sehingga tante menganggap ini semua hanya aksi protes kemarahan dari dia. Tante hanya merasa dia terpuruk tanpa memikirkan perasaan yang dia tahan selama ini” Kata tante Mia yang mulai menangis.
Ify langsung menggeleng dan menghapus air mata tante Mia dengan saputangannya.
“Siapa sih Tan yang gak sedih kalo orang tunya cerai. Seharusnya Tante bangga punya anak-anak setegar batu karang kayak Shilla dan Obiet” Kata Ify menenangkan.
Ify terdiam, dan memutar bola matanya, sebuah ide terlintas dibenaknya. Dia tersenyum puas.
“Setelah denger cerits Shilla sam Tante, aku jadi penasaran Obiet yang Cool gitu, kalo nyerocos kaya gimana yah?” Kata Ify.
“Maksud loe Fy?” Tanya Shilla tidak mengerti.
“Gue mau ketemu Obiet yang dulu, Obiet 4 tahun lalu” Kata Ify mantap.
“Kamu mau balikkin Obiet yang dulu?” tanya Tante Mia yang akhirnya mengerti arah pembicaraan Ify.
Ify mengangguk.
“Loe serius Fy?” Tanya Shilla tak percaya.
“Dua Juta Rius for you Ashilla Zahrantiara.” Kata Ify dengan mantap.
“Kamu yakin bisa Fy?” Tanya Mama Shilla.
“Masalah bisa atau gak, berhasil atau gagal, Ify gak akan tau hasilnya selama Ify belum nyoba. Tapi kalo boleh optimis tanpa ambisius Ify yakin Ify bisa. Tante dan Shilla bantu doa ya?” Kata Ify
“Of Course Fy” Kata Shilla dan Mamanya kompak.
“Tante turun dulu ya Fy? Maaf ganggu acara kalian.” Kata Tante Mia yang langsung beranjak keluar.
“Iyaa, umm Shill kita ngobrol dibawh Yuk. Ganti Suasana” Ajak Ify
“Yuk”
Akhirnya mereka berdua turun kebawah.
Sesampai dibawah.
“Duduk dulu Fy, gue kedapur naro gelas” Kata Shilla
Ify mengangguk dan segera menghampiri Obiet yang tengah duduk menonton Video. Lalu duduk disebelahnya dengan sanatai. Obiet yang merasakan ada orang disebelahnya langsung menoleh kearah Ify. Terlihat Ify yang tengah serius menonton video yang ditontonnya. Merasa diperhatikan Ify langsung menoleh lalu tersenyum dan berkata.
“Sorry, kemaren gue gak sempet liat pertandingan Liga Basket tahun lalu dan gak tau ada Videonya”
Obiet hanya mengangguk lalu kembali menekuni video yang ditontonnya. Akan tetapi konsentrasinya telah terbagi dua. Antara menonton video dengan Ify yang ada disebelahnya. Orang yag mengerti isi hatinya hanya karena mendengar cerita.
Shila tengah menghampiri Ify akan tetapi panggilan dari mamanya menghentikkan langkahnya.
“Shill, tolong anterin kue lapis kerumah Bu Opie yang dijalan kelopak mawar yah?” kata mamanya.
Obiet yang mendengar perkataan mamanya langsung menawarkan diri.
“Biar aku mah, Kak Shilla kan ada temennya” Tawar Obiet lebih tepatnya untuk menghindari Ify karena merasa kikuk dengannya.
“Bu Opie pesennya minta Shilla, kalo kamu katanya segen kalo mau nanya-nanya” Jawab mama Shilla. Obiet melengos.
“Yaudah mana kuenya? Fy sorry gue tinggal yah” Pamit Shilla.
Ify mengangguk sambil tersenyum manis
Obiet menghela nafas panjang. Merasa harus menetralkan suasana hatinya yang tengah berkecamuk, berharap Ify tidak membicarakan hal mengenai perasaannya. Keheninganpun terjadi antara Obiet dan Ify. Akhirnya karena ketidaknyaman dengan suasana hening akhirnya Ify berbicara memecah keheningan.
“hmmmm, Biet. Kata Shilla loe sekolah di SMP Cendekia Bangsa ya?” Obiet menoleh sekilas dan mengangguk lalu berbalik kembali.
Ify menghembuskan napas berat karena gagal mengajak ngobrol Obiet. ‘Kaya Alvin juga nih, ckckck’ batin Ify
“Loe kenal Deva gak?” tanya Ify lagi.
Obiet memutar bola matanya nampak berpikir, lalu berkata “Deva Ekada?”
“Yap, betul. Dia adek gue tuh!” Kata Ify sambil tersenyum karena pembicaraannya direspon walau sedikit.
Obiet terkesiap lalu membetulkan arah duduknya menjadi kearah Ify. Lalu memperhatikan Ify dari atas kebawah, keatas lagi lalu kebawah lagi (-,-). Pokoknya begitulah :P. Ify mengibas-ngibaskan tangannya di depan muka Obiet.
“Woy, jangan ngeliatin gue kaya gitu entar naksir lagi” kata Ify.
Obiet mengernyit.
“Jiah Ilfeel loe ngeliat kecakepan gue?” kata Ify narsis
Obiet Cengo.
“Weitss kayanya loe kena pesona gue lagi” kata Ify lagi.
“Hah?? Optimis bener loe Kak, tapi serius....” Tanya Obiet tapi belum selesai dia menuntaskan pertanyaannya sudah dipotong Ify.
“Hah? Loe serius naksir gue? Ya ampun pesona gue mantep amat ya? Tapi sorry loe telat kemaren gue baru aja jadian ama Nick Jonas” Cerocos Ify (-.-“)
Obiet melengos.
“Yah, Obiet ngambek. Maaf deh, abis Nick Jonas mohon-mohon ke gue gitu :P *demi apa kamu Fy? Penulis bisa guling2 dijalan kalo Nick Jonas kayak gitu (-.-)* Loe telat nih” Kata Ify PD abis (-.-)
Obiet menepuk jidatnya meihat kelakuan orang didepannya, yang menurutnya AJAIB!!
“Obiet, ya ampunnn *pinjem ya CL :P* kepala loe puyeng yah saking syoknya, maafin gue yang cantik (-.-) ini ya?” Kata Ify yang tetap berbicara dengan tingkat KePDan yang tinggi walau Obiet tidak merespon *sepertinya benar kata Alvin di Cats, jika Ify tidak direspon pasti dia akan tetap berbicara #FaktaAneh*
BUGGGHHH... *apa tuh? Menurut anda? #PLAKK*
Ternyata dan ternyata Obiet melempar sebuah Bantal Sofa ke arah Ify dan berteriak “Kak Ify, bisa gak sih berhenti ngomong? Bentarrrrr aja. Gue mau ngomong malah disamber mulu. Stress gue sama elo. Gue belom ngomong malah maen tancep aja,Gue Cuma mau tanya loe serius kakaknya Deva apa bukan? Kok Beda?. Tapi ternyata setelah ngeliat loe bawel dengan tingkat kenarsisan setengah koma yang sebelas dua belas ama adek loe, gue baru percaya dhe” Kata Obiet kesal akan tetapi ketika sadar bahwa barusan dia berbicara panjang lebar, Obiet langsung menutup mulutnya. ‘Lah kok gue jadi bawel gini sih?’ batinnya.
Ify hanya cengar-cengir gaje (-.-). Akan tetapi merasa puas karena Obiet merespon bagus Obrolannya.
Sementara Tante Mia sendiri tengah memperhatikan kelakuan anak bungsunya dan Ify karena dari dapur mendengar Obiet teriak-teriak, karena tidak biasanya Obiet merespon pembicaraan dengan orang selain Shilla dan Mamanya. Tante Mia pun tidak dapat mencegah otot-otot disekitar mulutnya untuk tidak tersenyum melihat kejadian tersebut ‘Sepertinya akan berhasil’ batin Tante Mia.
Back to Ify-Obiet
“Yeeee, kan gue pikir. Secara pesona gue dahsyat gitu” kata Ify.
“Narsis amat hidup loe?” Kata Obiet
“Biarin, Prinsip gue sehari gak narsis, koma gue *prinsip apa pula ini?*” kata Ify (-.-)
“Au ah terang, terserah stress gue kebanyakan ngomong ama elo” Ucap Obiet.
“Iya-iya. Gak narsis lagi dah. Eh berarti loe juga baru lulus. Loe juga mau masuk Cagvairs?” Tanya Ify.
“Yoyoy, gue masuk dengan nilai tertinggi malah” Kata Obiet.
“Sombong” Cibir Ify sambil melempar kembali bantal sofa kearah Obiet.
“Biarin”
“Aneh” Kata Ify enteng.
“Loe lebih aneh, Bicara ngalor Ngidul, Utara-Selatan, Anyer-Panarukan, Sabang-Merauke, ujungnya narsis juga, ckckckck” cerocos Obiet.
“Sapa suruh loe tanggepin?” Balas Ify sambil tersenyum puas melihat kelepasan bicara Obiet.
‘Iya-ya? Ngapain gue tanggepin, gak biasanya gue gini” Batin Obiet.
“Ngelamunin gue yah?” kata Ify sambil melemparkan bantal sofa kearah Obiet menyadarkan lamunannya.
“Nyeh, gak ada untungnya, mendingan ngelamunin Avril Lavigne” Kata Obiet sambil membalas lemparan bantal dari Ify.
Akhirnya merekapun bercanda, benarsis ria sambil sesekali melempar bantal dan tertawa lepas akibat kekonyolan Ify membawa suasana hingga tidak menyadari Shilla yang telah pulang mengantar kue tengah memperhatikan tingkah laku Ofy (Obiet-Ify) bersama mamanya disampingnya yang juga tercengang sama seperti Shilla.
‘Gak salah nih? Ketawanya lepas banet ampe kedengaran dari luar. Gue pikir rumah gue kemasukkan Orang Gila #PLAKK’ Batin Shilla.
Tidak sengaja Ify melirik kearah dapur dan mendapati Shilla dan memandang Ofy tanpa berkedip. Ify hanya tersenyum manis kearah Shilla dan mamanya.
Akhirnya Shilla menghampiri Ify. Shilla berdiri dihadapan Ofy yang masih tertawa masih tak percaya apa yang dilihatnya kali ini. Obiet tertawa lepas karena Ify. Padahal dengan Shilla saja tidak pernah.
“Kenapa loe kak?” Tanya Obiet yang sudah berhenti tertawa
Shilla tidak bergeming ‘Kagak salah nih Obiet nanya gue? Perasaan dia gak pernah nanya duluan. Ditanya aja kadang gak jawab’ batin Shilla.
“Shill, loe kenapa? Jangan-jangan loe kesambet ya? Huaa,, Shilla kesambet” kata Ify histeris.
“Nenek loe kiper, enak aja” Kata Shilla manyun.
“Weitss, Nenek gue striker chuy, yang kiper mah Buyut gue” Kata Ify gak penting.
“Stress loe Kak gitu aja dibahas” Kata Obiet kembali tertawa.
“Lagian kakak loe bengong gitu, serem amat. Udah sadar malah fitnah nenek gue kiper” kata Ify Lagi-Lagi Gak Penting.
“Penting amat loe bahas” Kata Shilla.
“Lagian kenapa loe bengong?” Tanya Ify.
Shilla memandang Ofy bergantian lalu berteriak “Mamah,, kayanya kalo mereka berdua kumpul rumah kita bakal jadi rumah sakit jiwa!!!”
Ofy menutup kuping.
“Kak Shilla, sumpah demi apapun suara loe cempreng kayak kak Ify” Teriak Obiet yang sukses menerima (??) lemparan bantal tepat dimukanya *kasian*
“Lagian, loe berdua cekakak-cekikikan ampe lupa diri gitu” Kata Shilla.
“Hiperbola loe kak” Kata Obiet.
“Lebay Loe” Kata Ify.
“Biarin”
“Eh, Shill kayaknya rada mendung deh, lagian udah sore. Gue balik yah?” Kata Ify.
Ada perasaan tak rela dalam diri Obiet. Ingin rasanya Obiet menahan Ify. Akan tetapi dia memlih diam karena merasa bingung dengan dirinya saat ini yang berbeda dari Biasanya.
“Yaudah, hati-hati Fy. Sering-sering loe kesini” Kata Shilla
“Okehh cantik. Beres dah. Eh lusa kan hari minggu hari terakhir libur. Jogging Yuk” Ajak Ify.
“Yaudah, disini apa di komplek loe?” Tanya Shilla.
“hmmm, disini aja, Eh Biet loe ikut yah?” Ajak Ify
Obiet tersentak, lalu menoleh kearah Ify, lalu menggeleng.
Ify Kecewa, tapi bukan Ify namanya kalo hanya stuck disitu.
“Yah sekalian maen basket sama gue, loe bisa kan?” Tawar Ify.
“Males” Jawab Obiet singkat tanpa menoleh ke Ify.
“Oh jangan-jangan loe tadi bawa basket buat nampang doang? Biar dikata keren? Loe gak bisa maen kan?” Tanya Ify memanas-manasi.
“Enak aja! Udah dasar gue keren! Gue bisa maen, liat aja nanti. Gue Ikut!” Jawab Obiet rada kesal karena kebawelan Ify.
“Oke. Gue pegang janji loe. Jangan jadi cowok kalo Cuma bisa janji doang. Minggu depan gue tunggu. Shill gue balik. Tante Aku pulang dulu ya?” Pamit Ify mencium punggung tangan Tante Mia.
“Hati-Hati ya Fy. Makasih buat semuanya, salam buat Mama kamu” kata tante Mia.
DEGG, ada suatu rasa menyesakkan di dada Ify mendengar kata MAMA dari tante Mia, tapi Ify langsung tersadar.
“ehh,,hmm, i... iya... ya, Tan” Kata Ify singkat dan langsung berlalu.
kira2 apa yang akan dilakukan Ify untuk obiet selanjutnya?
trus kenapa Ify merasakan perasaan yang tak enak ketika mendengar kata MAMA??
jawabannya hanya ada di part selanjutnya... tha..
keep coment n like ya friendss..
Cheers (;!!!
Trisil {}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar