Lumos Maxima!! Happiness can be found even in the darkest of times, if one only remembers to turn on the illuminate - Albus Dumbledore, Trisil's student
Selasa, 25 Desember 2012
That's All Cause Ify Part 25
Setelah bubaran sekolah d’V-Mile, d’Cagvrioz dan tak lupa tentunya dengan Ozy sudah sepakat untuk pergi kerumah singgah atas bujukan Cakka. Pasti karena suatu hal, Cakka rela memaksa bahkan sampai berjanji mentraktir mereka semua, keesokan harinya. Yap. Cakka berniat kembali meminta maaf sama Agni sekaligus nembak Agni, itupun kalo dimaafin. Dengan pertimbangan suatu hal pastinya juga Cakka bersiap untuk melaksanakan rencana ini. Tak sengaja dirinya sempat melihat tingkah Agni (walaupun diam-diam) suka memperhatikan tingkahnya(Cakka) sambil sedikit tersenyum tipis. Belum lagi kemarin Cakka sempat melihat Agni membuntutinya sampai rumah singgah dan sempat terdiam beberapa waktu ditempatnya. Seperti Ozy waktu menyatakan perasaaannya pada Acha yang meminta bantuan teman-teman yang lain. Cakka pun berniat melakukan hal yang sama atas nama minta maaf. Saat inii Cakka dan Cagvrionz ditambah Ozy sedang rapat dadakan mengenai rencana Cakka, biarlah nantinya d’V-Mile tau lewat perantara mereka.
“Yah, Kka bukannya gue gak cinta nih sama loe. Nyatanya emang gue gak cinta karena emjang gue gak maho...”
“Ssshh... pidato loe lama Yo” Potong Alvin kepada Rio.
Rio nyengir. “Maap pin, biasa orang ganteng” Ucap Rio.
“Woooo, Rio gak tau malu nih ngaku ganteng didepan orang PALING ganteng” Ucap Ozy.
“Yang ganteng, yang kalem” Ucap Gabriel
“Udah-udah, ini acara gue. Seharusnya gue yang ganteng. Ngapain loe pada rebutan sih?” Keluh Cakka.
“Trus deh, gak mulai ini. Bikin orang ganteng sewot aja loe” Sewot Alvin.
“GAK NYAMBUNG KODOKKKK” Koor Cakka, Rio, Gabriel, Ozy.
Alvin nyengir. “Udah buruan, tau gak sih Via itu bawel banget kalo soal nunggu” Ucap Alvin.
“Tapi loe cinta kan?” Goda Gabriel.
“Gak cinta ngapain gue tembak?” Ucap Alvin sambil tersenyum.
“Untung yayang gue Raissa Arif tercinta manis banget” Ucap Ozy bangga.
“Awas, loe ya pada jangan bikin envy. Gue calon jadian juga nih sama Agni” Ucap Cakka pede.
“Pede berat loe Kka, kayak mau aja Agni sama elo” Ucap Gabriel.
“Lagian kalo Alvin bilang Via bawel, Ozy bilang Acha manis, yang ada elo nyuruh Agni buat bonyokin mereka pake bola basket” Ucap Rio.
“Itu Agni, pacar apa bodyguard ya?” Tanya Gabriel polos.
Rio mengangkat bahunya.
“Yeee, yang jomblo syirik” Ucap Cakka.
Rio sama Gabriel manyun.
“Gue gak ya” Ucap Rio dan Gabriel bersamaan. Rio dan Gabriel saling memandang.
“Hah? Maksudnya loe berdua udah punya pacar atau loe berdua pacaran” Tanya Ozy oot.
Tuingggg. Dua toyoran melayang kekepala Ozy dari Rio dan Gabriel.
“Enak aja, kan udah gue bilang dipidato awal (?) gue gak maho.” Ucap Rio kesal.
“Trus apa dong Yo?” Tanya Ozy.
“Inceran” Jawab Rio santai.
“Kalo Rio pasti Ify ya? Trus elo Yel...” Alvin menimbang-nimbang sebelum melanjutkan omongannya. “.... Masa Ify juga, saingan ama Rio gitu? Atau loe sama Shilla aja, diem-diem kan loe kadang merhatiin Shilla juga.” Ucap Alvin.
Tak ada jawaban dari Rio maupun Gabriel.
Rio menahan napas mendengar ucapan Alvin sehingga tidak berniat menjawab. Yang diingikannya saat ini hanya mendengar jawaban Gabriel.
“Elo diem, berarti bener dong Yo?” Tanya Cakka sambil merangkul Rio.
Rio masih diam.
“Elo gimana Yel?...” Tanya Ozy.
“Shilla ya?” Ucap Gabriel mengangkat suara sambil sedikit melirik kearah Rio. Gabriel sedikit berpikir tentang Shilla dan mengetahui persis apa yang ada dipikiran gadis itu saat ini. “... Kalo gue incerannya Shilla, gue harus tahan banting untuk gak sakit hati. Toh gue bukan tipe penganut cinta diam-diam yang akhirnya harus bertepuk sebelah tangan...” Gabriel berhenti sejenak, kembali melirik Rio yang terlihat tegang dan menunggu kelanjutan ucapannya. Sedangkan yang lain hanya mengerutkan kening. Heran. “... Untuk Ify.....” Sekali lagi Gabriel melirik kearah Rio, terlintas dibenaknya untuk menguji Rio dan memperdalam sandiwaranya selama ini bersama Ify dan keluarganya sendiri. “... Untuk Ify, bersaing secara sehat gak ada masalah kan?” Ucap Gabriel santai.
Napas Rio mengendur. Alvin, Cakka dan Ozy hanya cengo mendengar ucapan Gabriel. Namun segera menghilangkan keheranan mereka dengan pikiran “wajarlah, Iel suka Ify. Kan mereka sahabat dari kecil. Gak menutup kemungkin sahabat jadi cinta. Kayak Rio ke Ify aja. Tinggal nunggu endingnya Ify milih siapa.
“Oke, udah tau jawaban gue kan? Gimana kalo loe langsung kasih tau strategi loe apa Kka untuk nanti. Dan berhubung nanti Rio sama Ify mau ke makam dulu apa yang harus mereka siapin? Secara mereka nanti dateng belakangan” Ucap Gabriel santai mencairkan suasana.
“Oke mendekat” Ucap Cakka. Semua mendekat dan Cakka membisikan rencananya.
***
Baiklah, kalo tadi Rio yang senewen karena ucapan Gabriel. Sekarang Ify yang senewen karena Rio sama sekali gak ngomong sama Ify diperjalanan dari sekolah menuju makam. Kini mereka telah berada didepan nisan bertuliskan Damian Rakaditya Haling, setelah berdoa dan menaruh karangan bunga diatas gundukan tanah yang telah berhias rumput yang memang sengaja ditaman. Rio langsung berjalan menjauhi makam dan meninggalkan Ify. Bingung dengan sikap Rio yang sangat dingin dibandingkan tadi pagi membuat Ify berlari mengejar Rio dan menghalangi langkahnya.
“Yo, tunggu” Tahan Ify.
“Tunggu apa lagi Fy? Yang lain udah nunggu kita” Sahut Rio malas.
“Loe kenapa sih? Dari tadi gue ngomong gak digubris. Jawabnya Cuma ngangguk atau geleng aja. Maksimal kata ‘oh’ yang keluar dari mulut loe. Loe kenapa?” Tanya Ify lembut.
“Yang penting gue gubris kan? Ayo jalan” Ucap Rio dingin sambil berniat melanjutkan langkah. Tapi cekalan Ify pada tangannya dan posisi tubuh Ify dihadapannya membuat Rio kembali berhenti.
“Loe kenapa?” tanya Ify kekeuh.
“Loe keras kepala banget sih” Keluh Rio.
“Emang, dan loe tau itu kan” Ucap Ify.
Rio mengatur nafasnya. Cekalan tangan Ify mulai mengendur dan tubuhnya dikesampingkan. Membuat Rio kembali melangkah tanpa ada yang lagi menahan.
Ify terdiam ditempatnya. Rio masih berjalan untuk keluar.
“Loe tau kan?” Ucap Ify lirih. Rio terdiam, tidak melanjutkan langkahnya. Terdiam ditempat tapi tidak membalik badannya. Untuk mendengar kelanjutan Ify berikutnya.
“Loe tau kan? Dari dulu gue emang keras kepala. Ego gue tinggi. Kemauan gue jadi tekat gue. Kalo gak mana mungkin kita bisa ngobrol, mana mungkin kita bisa kayak gini. Mana mungkin kita bisa jadi sahabat sampai sekarang...” Kata-kata Ify menggantung.
‘Iya, sahabat. Gak lebih’ Bathin Rio.
“Tau gak Yo? Gue ngerasa balik kejaman SMP dulu. Saat loe angkuh kayak gini, saat gue maksa loe buat ngomong sama gue. Tapi gue tau sekarang beda, banyak yang udah kita laluin bareng, banyak yang udah kita ketahui bareng, pelajarin bareng, sharing bareng, bahkan sampai gue kenal sama Bian.....” Ify jatuh terduduk. Tangannya memeluk kedua lututnya. Rio mengetahuinya melewati sudut ekor matanya, walau tidak menghadap Ify. Karena sudah dipastikan , saat dia berbalik pasti dirinya akan langsung berlari kearah Ify dan memeluk gadis itu. Gadis yang sudah dimantapkan hatinya bukan semata sebagai incaran mata, melainkan sebuah pilihan hati.
“Gak nyangka, semua yang gue sayang, berturut meninggalkan gue” Lirih Ify pelan.
Namun telinga Rio cukup tajam untuk mendengarnya. ‘Orang yang dia sayang? Gue? Ayolah Rio jangan GR. Ify sayang sama loe sebagai sahabatnya’ Pikir Rio. Kini pikirannya bimbang, tetap melangkah karena tidak ingin bersaing dengan sahabat barunya Gabriel atau berbalik memeluk dan menenangkan sahabat sekaligus pemilik hatinya saat ini. Ify.
“Kita temen kan Yo? Sahabat malah. Loe ada masalah? Loe bisa cerita ke gue. Loe mau marah? Loe bisa lampiasin ke gue. Loe kesel? Loe bisa curahin ke gue!” Ucap Ify lemah sambil menunduk, menyembunyikan wajahnya ke pelukan antara dua lututnya seperti anak kecil yang kehilangan mainan.
Tanpa berpikir lebih lama lagi, Rio berbalik mengutamakan ego pribadinya dan berlari kearah Ify dan memeluk tubuh mungil gadis itu yang terduduk dan mendirikannya. Saat ini yang terpenting bukanlah ketakutan akan Ify memilih siapa antara dirinya dan Gabriel melainkan Rio ada saat Ify membutukannya. Dan Ify ada untuknya saat ini. Entah berstatus sebagai apa. Sambil mengeratkan pelukannya, Rio berbisik pelan. “Maaf udah buat loe nangis lagi, gue janji gak kayak gini lagi buat loe.”
***
Sementara di Rumah Singgah Kreasi Melody.
“Kka, loe yakin Rio sama Ify dateng gak?” Tanya Sivia.
“Yakinlah” Jawab Cakka singkat karena sedang mengatur anak-anak Rumah Singgah untuk rencananya nanti.
“Mereka kemana sih?” Tanya Shilla.
“Kata Ify tadi ke makam” Ucap Acha.
“Kok lama sih?” Keluh Shilla.
“Mungkin mereka ke Super Market dulu Shill, Ify suka bawa makanan kalo kesini” Sahut Elang disamping Cakka. Elang sudah berkenalan dengan teman-teman Cakka yang lain dan mengetahui apa rencana adiknya saatnya ini.
“Ify sering kesini kak?” Tanya Acha.
“Lumayan” sahut Elang. “Gak sering bangetlah, apalagi akhir-akhir ini. Tapi wajar kok gue tentang kepergian sepupu temennya itu kan... Emm.. siapa kka?” Tanya Elang.
“Rio kak” Sahut Shilla.
“Iya, Rio” Ucap Elang. ‘kayaknya pernah denger? Ah iya, waktu itu kan emang Ify pernah cerita kalo dia diundang sama Mamanya Rio’ pikir Elang.
“Rio sama Ify itu temen atau..?” Elang sedikit berpikir dalam pertanyaannya.
“Temen kok kak” Sahut Shilla.
Sivia memicing melihat tingkah laku Shilla dari tadi. Ada yang aneh. Tapi Sivia memilih diam saja.
“Mereka temen kok kak. Walau kadang emang suka konyol kelakuannya” Ucap Acha menjelaskan.
“Konyol? Maksudnya?” Tanya Elang.
“Ya gitu. Tau sendiri lah kelakuannya Ify. Anaknya iseng, otaknya penuh ide brillian dalam hal ngerjain orang. Rio anaknya jahil suka godain orang. Bayangin aja kalo ketemu atau jadi satu.” Ucap Acha.
Elang hanya meng’o’kan mulutnya.
“IFYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY” terdengar suara keributan dari luar disertai langkah cepat menuju kedalam membuat Cakka, Elang, Sivia, Acha, Shilla dan beberapa anak rumah singgah menghentikan aktivitasnya.
Tak lama munculah sosok Ify yang agak terengah-engah dan langsung bersembunyi dibelakang Elang yang memasang wajah heran. Tak lama muncul lagi dua sosok lain sambil membawa bungkus snack yang (sepertinya) kosong ditangan mereka.
“Fy, loe tuh bener-bener ya. Sini gak loe” Geram Alvin sambil berusaha meraih Ify yang ada dibelakang Elang. Elang pun yang berada ditengah-tengah jadi bingung sendiri gak tau apa-apa.
“Siksa nih anak seru kayaknya Vin” Ucap seseorang yang masih asing dimata Elang, tapi sudah dapat ditebak kalo itu Rio.
“Ampun deh Vin, Yo. Itu gak sengaja tau. Minta Kak Iel deh gantinya.” Ucap Ify sambil menunjuk Gabriel yang baru datang.
“Lho kok gue?” Tanya Gabriel.
“Bentar-bentar, ini ada apaan sih? Kamu lagi Vin, ngapain bawa sampah Yuppy begitu coba?” Tanya Sivia.
“Ini nih Vi, masa tadi Ify ngasih aku Yuppy sebungkus gini. Yah aku terimalah secara emang makanan favorit aku. Tapi pas aku cari-cari ternyata itu bungkus kosong semua” Adu Alvin sambil menunjukkan muka Betenya. Sivia geleng-geleng heran.
“Nah elo kenapa Yo?” Tanya Shilla.
“Nih si lampir ngeselin banget” Ucap Rio sambil menunjuk Ify dibelakang Elang yang menjulurkan lidah. “Gue kan tadi ke supermarket beli Chitato sekaligus snack buat anak-anak disini. Nah gue makan sepanjang perjalanan. Gue awet-awetin tuh biar disini gue gak garing keabisan stok makanan. Eh malah dihabisin waktu diperjalanan sama si Lampir ini. Ngeselin loe” Ucap Rio cemberut. Elang cengo, yang lain mah udah biasa melihat pemandangan ini.
“Vin.. Vin.. masa loe bego banget sih mau dikadalin si Ify. Terang aja dia suka Yuppy masa dengan sukarelanya dia mau ngasih loe? Dirumah gue aja loe pada rebutan terus.” Ucap Gabriel. Ify dengan tampang tanpa dosanya hanya menunjuk kearah Alvin sambil sok membenarkan kata Gabriel.
“Loe juga Yo. Ini mah bukan buaya dikadalin lagi. Godzilla dikelinciin (?) tepatnya. Dah tau si Ify. Mulutnya suka iseng makan snack didepan matanya. Eh malah dimakan disamping dia. Wajarlah abis sama dia, kan elo sibuk nyetir nah dia dia tinggal duduk manis disebelah loe” tutur Gabriel.
“Huaaa, Kak Iel. Gue pada elo lah” Ucap Ify sambil berlari kearah Gabriel menghindari tatapan membunuh Alvin dan Rio. Gabriel mengacak poni Ify. Melihat pemandangan itu Rio hanya bisa mendengus kesal. Alvin mendelik ke Rio, timbul ide iseng dikepalanya.
“Panas.. Panas.. Panas.. badan ini... pusing... pusing...” Alvin bernyanyi sambil pura-pura mengibaskan kearahnya. Rio mendelik kesal. Alvin nyengir. Yang lain hanya menatap heran kecuali Gabriel.
“Piss lope Yo, hahaha. Gue ke toilet dulu ya teman-teman” Pamit Alvin sambil melangkah mundur cengengesan, Yang lain masih heran. Rio menatap Alvin dengan tatapan seakan berkata –ketangkep-gue-bunuh-loe-!- “Kaburrrrrrrrrr” Teriak Alvin yang sepertinya membaca tatapan Rio sambil berlari kearah luar diikuti Rio yang juga ikut berlari mengejarnya.
Yang lain hanya menatap cengo tak karuan.
“Sekarang gue gak percaya kalo Alvin itu Prince Charmingnya Cagvairs” Ujar Acha.
“Sekarang gue juga gak percaya gue bisa jadian sama makhluk mars aneh kayak Alvin” Ucap Sivia.
“Demi apapun kalian bertiga kayak anak kecil” Keluh Shilla.
Ify yang masih ditempat hanya bisa meringis.
“Bentar deh, bukannya kalian seangkatan ya? Kok Ify manggil loe kak Yel?” Tanya Elang.
“Oh, itu. Nih si pendek ini emang udah manggil gue dari kecil karena gue selalu lebih tinggi dari dia. Kebawa sampai sekarang” Ucap Gabriel santai.
Ify mendelik. Lalu menginjak kaki Gabriel keras-keras.
“Adawwwwww... sakit Fy” Ringis Gabriel.
“Dihormatin gue panggil kakak, malah ngatain gue pendek lagi.” Keluh Ify.
“Tapi sakit Ifyyyyyyyyyyyyyyyyyyy” Keluh Gabriel.
“Bodo Amat” Ucap Ify tak peduli.
“Nah Kka, tugas gue apa?” Tanya Ify mengalihkan pembicaraan.
“Tugas loe sesuai ama kemampuan otak yang emang jauh dari kata pas-pasan kok Fy, santai aja” Ucap Cakka.
Ify menoyor Cakka. “Udah mau dibantu menghina lagi. Minta gue bully loe?” Tanya Ify galak. Cakka mengkeret.
Meledaklah tawa yang lain termasuk Elang melihat tingkah Ify ke Cakka kayak tingkah Majikan ke TKInya -__-v
“Kak, elo tuh kakak gue. Pliss deh ketawa loe itu udah kayak ngasih rekening listrik tau” Ucap Cakka kesal.
Elang masih terbahak. “Maap deh maap Kka. Lagian elo sama Ify kayak TKI sama majikan” Ucap Elang polos.
Yang lain kembali tertawa tinggal Cakka yang manyun.
“Udah deh udah. Semua udah selesai. Tinggal ngecek aja, biar gue yang ngecek. Supaya sempurna. Loe semua langsung kebagian masing-masing aja.
Yang lain hanya mengangguk sambil sesekali masih tertawa dan berjalan meninggalkan ruangan.
***
“Hhummpp... Agni... Agni... Agni.. mana ya?” gumam Ify sambil mencari berkeliling.
“Hayoooo lhooo” Kaget seseorang.
“Rio jelek gue cakep” Latah Ify.
“Sialan loe, pake hina gue segala latahnya” Ucap seseorang yang ternyata Rio sambil menoyor Ify.
“Bodo” Ujar Ify sambil menjulurkan lidahnya.
“Fy, kalo nanti akhirnya ke nembak. Kerjain gak kayak waktu Ocha?” Tanya Rio sedikit berbisik ke Ify.
Ify memutar bola matanya. “Iya dong” jawabnya.
“Kalo Cuma sesi minta maaf?” Tanya Rio.
“Kerjain jugalah, ospek sebagai teman baru” Ucap Ify nyengir.
“Yee, otak dasar otak licik loe” Ucap Rio menggeleng sambil mengacak poni Ify.
“Ahh, Rio berantakan nih.” Ucap Ufy sambil membetulkan poninya. “Lagian kan elo yang ngajarin liciknya. Gue mah cantik” Ucap Ify gak nyambung.
“Gak nyambung jelekkk” Ucap Rio kesal sambil menoyor Ify.
“Yee, dari tadi nge-bully gue mulu loe” Ucap Ify kesal sambil balik menoyor Rio.
“Bodo” Gantian Rio yang menjulurkan lidahnya.
Dua pasang mata mengamati kegiatan RiFy dari jauh memulai langkahnya.
“Fy...” “Yo...” Panggil pemilik dua pasang mata tadi kepada masing-masing Ify dan Rio.
“Eh, Kak El, kenapa kak?” Tanya Ify.
“Gak papa, tadi nyari elo aja mastiin tugas ngebantu Cakka” Ucap Elang. “Hey, Rio ya? Tadi kita belum sempet kenalan” Ucap Elang.
“Oh. Iya. Kenalin gue Rio” Ucap Rio yang sebenarnya malas. Apalagi menyadari tatapan Elang ke Ify yang bukan seperti teman. Namun menjunjung etika untuik menghormati, terpaksa Rio memulai lebih dahulu.
“Elang” Ucap Elang sambil menyambut uluran tangan Rio. Dan melepasnya.
“Eh Yo bisa bantu gue ngerapiin balon disana? Gue sama yang lain agak repot nih” Pinta seorang pemilik salah satu pasang mata tadi yang ternyata Shilla kepada Rio.
Rio baru saja akan menjawab ‘sebentar, gue ada urusan’ menyebabkan pikirannya terpotong karena Elang memotongnya lebih dulu.
“Fy, tadi gue liat Agni dibelakang lagi main gitar. Loe bisa kesana, tapi sebelumnya bisa bantu gue check grand piano diruang musik. Kayaknya nadanya hambar, loe kan jago siapa tau ngerti penyebabnya.” Ucap Elang.
Pikiran Ify melayang, untuk saat ini pasti piano akan mengingatkannya oleh Almarhum sosok kecil Bian. Karena memang akhir-akhir ini jika bermain piano pasti jari-jarinya akan berduet dengan jari-jari kecil Bian yang mulai lincah bermain, atau bertiga bersama Rio yang memang dadakan belajar bersama Ify.
“Kayaknya gue ke Agni dulu deh kak, takut keburu kesorean. Soal pianoo..” Ify menggantung kalimatnya dan melihat kearah Rio berharap Rio mengerti.
Rio mengartikan tatapan Ify.
“Soal Piano, biar gue aja. Setelah gue bantu Shilla dan yang lain ngerapiin disana. Si Ify bukan tukang servis. Gue juga lumayan ngerti kok tentang Piano” Ucap Rio sambil tersenyum kearah Ify seakan berkata. –ayo-loe-harus-kuat-inget-kata-gue-semalem-!-gak-ada-tangisan-lagi-tentang-Bian-!-
Ify mengangguk.
“Yuk Fy” Ucap Elang sambil mengganddeng tangan Ify.
“Yuk Yo” Ucap Shilla sambil bergelayut dilengan Rio. Rio hanya bisa mengangguk setelah melihat tangan Ify dan Elang saling tertaut.
Mereka berjalan kearah berlawanan.
***
“Yo, elo bisa main piano?” Tanya Shilla sambil membereskan balon-balon berserakan.
“Hmm, sedikit.” Jawab Rio singkat.
“Setahu gue loe Cuma bisa gitar...” Ucap Shilla.
“Diajarin dadakan sama Ify” Potong Rio.
“Wah boleh dong elo berbagi ilmu sama gue, gue bisa keyboard tapi gak terlalu nguasain. Gue bisanya sama kayak elo gitar, alhamdulillah ngerti banget” Ucap Shilla.
Rio menoleh. “Loe bisa gitar?” Tanya Rio ragu.
“Nanyanya skeptis banget, seolah-olah pernyataan gue boong” Ucap Shilla manyun.
“Hehehe, sorry Shill. Gue baru tau aja.” Ucap Rio sudah agak santai.
‘Iya loe baru tau sedikit tentang gue, sedangkan gue? Banyak tau tentang elo’ Bathin Shilla.
“Awww....” Ucap Shilla meringis.
“Kenapa Shill?” Tanya Rio cemas.
“Kegesek benang senar nih balon kayaknya. Perih” Ringis Shilla.
“Aduh, kok bisa sih. Loe ngelamun sih” Ucap Rio sambil mengeluarkan sapu tangan miliknya dan dibalutkan ke tangan Shilla.
Jarak mereka kini dekat. Hembusan nafas Rio kini sangat terasa dikening Shilla. Membuat Shilla tercekat. Belum lagi debaran jantung yang selalu bekerja melebihi batas normal jika Rio didekatnya.
“Ehemmmm, Cha. Tangan aku kegesek senar nih” Ucap Ozy mulai menggoda yang memang berdiri tidak jauh dari Rio dan Shilla. Rio dan Shilla akhirnya menoleh.
“Aduh kok bisa sih? Ngelamunin aku sih ngerjainnya” Ucap Acha narsis.
“Yee, narsis kamu” Ucap Ozy.
“Mana yang kegesek Zy?” Tanya Acha.
“Hati aku Cha, kegesek terus setiap ada kamu” Gombal Ozy.
“Gila loe Zy sempet-sempetnya” Umpat Alvin.
“Biar gak sepi Vin lumayan, godain anak orang” Sahut Ozy.
“Eh, kayaknya udah mau mulai. Tuh Ify sama Agni udah diatas.” Tunjuk Sivia kearah lantai dua.
“Yoo, siap-siap ditempat masing-masing teman-teman” Pandu Alvin.
Akhirnya mereka menyebar ke setiap sudut semak dengan beberapa ikat balon ditangan mereka.
***
Diwaktu yang bersamaan ditempat lain.
“Agni mana kak?” Tanya Ify pada Elang yang disampingnya.
“Eumm, gak tau tadi ada disini deh” Ucap Elang, berbohong. Karena sebenarnya dia tidak tahu Agni dimana. Hanya saja dia membuat latar agar hanya ada tokoh dirinya dan Ify.
Miawwwwwwwwwwwwwwww
“Kucingggg... mama aduh itu kucing mama” Ucap Ify panik yang langsung refleks memeluk Elang. Ify memang geli dengan hewan berbulu khususnya pada kucing karena waktu kecil pernah dicakar.
“Aduh Fy, itu Cuma kucing kali” Ucap Elang menenangkan.
“Cuma kucing. Ih gak mau kucingnya jelek.” Ucap ify yang masih memeluk Elang.
“Iya-iya. Hushhh... hussshhh...” Elang mencoba mengusir kucing tadi. Sang kucingpun pergi (?) “Tuh udah pergi, ayo cari Agni. Sampai kapan loe mau meluk gue terus” Goda Elang.
“Eh, iya. Maap-maap kak. Heuhh, coba ada Rio. Bisa mati berdiri gue. Dia demen banget ngeledekin tuh kucing ampe muka” Sungut Ify.
Elang tersenyum melihat gadis dihadapannya mengoceh. “Loe deket banget ya sama Rio Fy?” Tanya Elang.
Ify tersentak. “Yagitulah Kak. Dia itu Sahabat, Rival, Musuh, Kakak, dan macem-macem deh. Multitalented dia mah” Ucap Ify.
“Macem-macem? Bisa jadi pacar dong?” tanya Elang langsung.
Tak ada jawaban dari Ify. Namun Elang mengerti, lewat perubahan mimik wajah yang terlihat agak panik namun berusaha disembunyikan dan semburat merah yang perlahan muncul dipipi gadis itu sudah menjadi jawaban.
“Apaan sih kak” Ucap Ify memukul lengan Elang. “Udah Ahh, mau cari Agni, byebye” Ucap Ify yang langsung ngacir.
Meninggalkan Elang yang tersenyum penuh arti.
***
Dilantai 2 Rumah Singgah.
“Haduhh Ag, loe titisan ratu duyung pantai selatan ya? Perasaan tadi maen dibawah, sekarang diatas. Mana gue gak liat elo waktu naik. Lagiannn....” Agni langsung membekap mulut Ify yang nyerocos makin ngawur. Sahabatnya yang satu ini memang sepertinya anti dengan yang namanya kanker mulut. Kalo udah nyerocos seenak jidatnya aja.
“Abis elo semua pada ilang-ilangan. Ditanya bilangnya mau nyari anak singgah namanya ini lah namanya itulah...”
“Stop stop !” Kali ini Agni yang dipotong Ify.
“Kayak tukang parkir loe” Keluh Agni.
“Hehe, abis. emang ada anak singgah yang namanya ini ? sama yang namanya itu?” Tanya Ify polos.
“Ya Allah Fy. Tadi loe dimakam gak kesambet kan? Kenapa bego begini sih?” Keluh Agni.
“Hehehe, maap-maap. Ngetes mental loe aja. Kira-kira loe kuat gak punya sahabat kayak gue” Ucap Ify cengengesan.
“Udah ah, gue kebawah ambil makanan. Loe tunggu sini ya” Ucap ify.
Agni mengangguk. “Bawa buat gue sekalian Fy” Teriak Agni.
Hanya jempol Ify yang menunjuk keatas mengisyaratkan kata ‘oke’ seiring menghilangnya punggung Ify.
Sepeninggal Ify.
“sendirian lagi gue” gumam Agni.
“Trus gue apa?” bisik sebuah suara.
“Innalillahi, kaget gue” Ucap Agni melihat pemilik suara tersebut yang ternyata sudah ada disampingnya. Begitu sadar siapa pemilik suara tersebut, suaranya berubah menjadi ketus. “Mau ngapain loe”
“Mau minta maaf” Ucap seseorang pemilik suara tadi yang ternyata Cakka.
“Udah cape dengernya, percuma gue gak mau denger juga.” Ucap Agni.
“Yaudah gue gak nyuruh loe denger kok. Tapi nyuruh loe liat” Ucap Cakka.
Agni mendelik.
“Liat deh kebawah.” Pinta Cakka.
Agni mendekati pembatas pagar balkon dan melihat kebawah. Ada sekelompok anak-anak Rumah Singgah. “Gak ada yang menarik.” Komentar Agni Datar.
“Liat dulu kenapa sih” Ucap Cakka berusaha sabar.
Agni menurut.
Tak lama kelompok yang berbaur tanpa pola yang jelas kini membentuk sebuah barisan yang membentuk huruf hingga menjadi kata.
M A A F
Agni terpukau. Tak lama barisan itu bubar dan kembali membentuk barisan standar bershaf tiga. Dan masing-masing anak sudah memegang dua huruf dari sterefoam dan melihat keatas. Cakka menjentikkan jarinya. Satu persatu huruf terangkat menjadi kata dan terangkai menjadi kalimat.
I’M SORRY I’d MAKE YOU HURT
COZ I CANT BE PERFECT
BUT I KEEP TRYING TO TAKE YOUR SORRY AND....
“And..?” Gumam Agni.
Terdengarlah intro dari belakang Agni. Agni berbalik. Cakka sudah ada diatas kursi performance dengan gitar dipangkuannya. Dengan memulai intro Cakka memulai menyanyikan liriknya.
Hey dad look at me
Think back and talk to me
Did I grow up according to plan?
Do you think I'm wasting my time doing things I wanna do?
but it hurts when you disapprove all along
And now I try hard to make it
I just want to make you proud
I'm never gonna be good enough for you
I can't pretend that I'm alright
And you can't change me
Cuz we lost it all
Nothing lasts forever
I'm sorry
I can't be perfect
Now it's just too late and
We can't go back
I'm sorry
I can't be perfect
I try not to think
About the pain I feel inside
Did you know you used to be my hero?
All the days you spend with me
Now seem so far away
And it feels like you don't care anymore
And now I try hard to make it
I just want to make you, proud
I'm never gonna be good enough for you
I can't stand another fight
And nothing's alright
Cuz we lost it all
Nothing lasts forever
I'm sorry
I can't be perfect
Now it's just too late and
We can't go back
I'm sorry
I can't be perfect
Nothing's gonna change the things that you said
Nothing's gonna make this right again
Please don't turn your back
I can't believe it's hard
Just to talk to you
But you don't understand
Cuz we lost it all
Nothing lasts forever
I'm sorry
I can't be perfect
Now it's just too late and
We can't go back
I'm sorry
I can't be perfect
Cuz we lost it all
Nothing lasts forever
I'm sorry
I can't be perfect
Now it's just too late and
We can't go back
I'm sorry
I can't be perfect
Agni masih terdiam ditempatnya. Menunduk. Masih tidak percaya apa yang terjadi. Ini semua untuknya? Untuknya dari seorang.... Agni mengangkat kepalanya. Cakka.
‘Kalo loe selalu berpikir tentang kesalahan orang itu, loe gak akan bergerak dari sana. Tetep ditempat dan hanya bisa menanti saat yang tepat untuk memaafkannya. Waktu yang loe gak pernah tau kapan, karena loe yang menentukannya.’ Kata-kata Ify sahabatnya terngiang dibenak Agni. Haruskah dia memaafkan Cakka?
“Ag?” Panggil Cakka lembut.
Agni mengangkat wajahnya kepada Cakka.
“Seperti yang gue bilang diawal. Gue gak minta loe denger apa yang gue bilang. Karena pasti loe gak akan percaya lagi. Tapi gue minta loe melihat. Dan apa bisa itu merubahnya?. Can... Can I take your sorry?” Tanya Cakka pelan. Kepalanya entah mengapa menjadi tertunduk, mungkin takut karena jawaban Agni tidak sesuai harapannya.
Agni mulai menimbang-nimbang. Setelah mantap dengan keputusannya, Agni berbicara.
“Gimana gue mau ngomong kalo elo nya nunduk gitu terus? Emang gue ngomong sama kuda apa?” Ketus Agni.
Cakka terkesiap dan mengangkat pandangannya.
“Jawaban loe?” Tanya Cakka.
“Iya” Jawab Agni singkat, tapi tidak memandang Cakka.
“Maksudnya?”
“Ya iya.. Iya gue maafin elo” Ucap Agni masih dengan mata yang berputar kearah lain.
“Loe serius Ag?” Cakka.
“Loe tanya lagi, gue jamin loe udah terlempar kebawah sana” Ucap Agni sadis.
“Hehehe, ampun Ag..” Ucap Cakka cengengesan.
Agni tersenyum, Senyum lepas dari sebelum sebelumnya, karena merasa satu beban telah terangkat dari pundaknya.
“Ehmm, Kka. Lanjutan dari And... tadi yang dibawah apa ya?” tanya Agni.
“Loe mau tau?” Tanya Cakka.
Agni mengangguk
“Lihat kebawah” Perintah Cakka. Agni menurut.
Tidak ada tulisan lagi kecuali tulisan
YOUR
Dan pola barisan kini telah membentuk sebuah gambar “love” yang dihiasi dengan buket-buket mawar yang dipegang oleh anak-anak Rumah singgah yang membentuk pola.
Agni berbalik kearah Cakka. Dan memastikan.
“My... My.. Love?” Tanya Agni memastikan.
Cakka mengangguk dan memulai intro lagi dengan gitarnya.
Ah ah ah ah
Ah ah ah ah
Ah ah ah oh
Ah ah ah ah
I always knew you were the best
the coolest girl I know
so prettier than all the rest
the star of my show
so many times I wished
you'd be the one for me
but never knew you'd get like this
girl what you do to me
you're who I'm thinkin of
girl you ain't my runner up
and no matter what you're always number one
my prize posession
one and only
adore ya girl i want ya
the one I cant live without
that's you that's you
you're my special little lady
the one that makes me crazy
of all the girls I've ever known
it's you, it's you
my favorite, my favorite
my favorite, my favorite girl
my favorite girl
you're used to goin out'your way
to impress these mr. wrongs
but you can be yourself with me
I'll take you as you are
I know they said believe in love
it's a dream that cant be real
so girl let's write a fairytale
and show 'um how we feel
you're who I'm thinkin of
girl you aint my runner up
and no matter what you're always number one
my prize posession
one and only
adore ya girl I want ya
the one I cant live without
that's you that's you
you're my special little lady
the one that makes me crazy
of all the girls ive ever known
it's you, it's you
my favorite, my favorite
my favorite, my favorite girl
my favorite girl
baby it's you
my favorite, my favorite
my favorite, my favorite girl
my favorite girl
you take my breath away
with everything you say
i just wanna be with you
my baby my baby oh
my miss dont play no games
treat you no other way
than you deserve cuz you're the girl of my dreams
my prize posession
one and only
adore ya girl I want ya
the one I cant live without
that's you that's you
you're my special little lady
the one that makes me crazy
of all the girls I've ever known
it's you, it's you
my prize posession
one and only
adore ya girl I want ya
the one I cant live without
that's you that's you
you're my special little lady
the one that makes me crazy
of all the girls ive ever known
it's you, it's you
my favorite, my favorite
my favorite, my favorite girl
my favorite girl
my favorite, my favorite
my favorite, my favorite girl
my favorite girl
Agni kembali terpaku ditempatnya.
‘Kalo gak dicoba kita gak tau hasilnya kak, siapa tau kak Cakka emang bener berubah buat Kakak’ Ucapan Oik yang masih berputar dibenak Agni.
“Gue gak mau loe bicara, yang gue mau. Seandainya loe terima gue tolong lempar bunga ini dibawah sebagai bunga ke 100. Tanda cinta gue yang memang utuh 100% ke elo. Tapi seandainya loe mau kita tetep jadi temen loe bisa balikin bunga itu lagi ke gue.” Ucap Cakka sambil menaruh setangkai bunga mawar ketangan Agni.
Dan Agni kembali menimbang keputusannya.
***
Ditempat lain.
“Haduhhh, anjir banget si Cakka. Gue gak tau kalo lamanya ritual permaafan dan penembakan selama ini. Mana badan gue kecil, liat nih bentar lagi yang ada gue terbang megangin nih balon terus.” Keluh Ozy.
Mau tidak mau yang lain tertawa.
“Sama Zy, mana gue pengen kekamar mandi. Sumpah ini mah dikerjain kitanya” Ucap Alvin.
“Kita minta traktir Cakka ampe dia bangkrut nih. Gila tangan gue pegelllll” Keluh Sivia.
“Tau gitu tadi gue ikut Ify deh” Ucap Acha.
“Oh iya, pantes ada yang kurang. Ify belum balik?” Tanya Rio.
“Belum, masih sama Kak Elang” Jawab Acha.
Entah kenapa Rio jadi tidak tenang sendiri. Semuanya sudah ingin cepat berakhir karena tangan sudah pegal-pegal memegangi balon, lain dengan Rio yang memang ingin cepat berakhir karena ingin menemukan Ify.
Ditempat lain lagi...
“Bukan gitu Fy, nih untuk mayor jari loe harus begini dan minor begini” Ucap Elang dengan sabar.
Disaat teman-temannya kesusahan Ify malah belajar gitar pada Elang.
“Jadi begini?” Tanya Ify sambil menunjukkan jarinya.
“Yap, pinter lho. Cepet ngertinya” Puji Elang.
“Iya dong, Ify. Dulu Rio juga pernah ngajarin tapi lupa lagi” Ucap Ify.
“Coba deh loe belajar perpindahannya, nanti gue koreksi” Ucap Elang.
Ify mengangguk dan mulai memainkan senar-senar yang kini mulai bersatu dengan jari-jarinya.
***
Cakka – Agni
“Jawaban loe Ag?” tanya Cakka takut-takut.
Agni meraih tangan Cakka. Cakka makin cemas. Pada Akhirnya Agni meletakkan kembali setangkai mawar tadi ditelapak tangan Cakka. Cakka mendesah kecewa.
“Hhmm, gue tau emang susah ya percaya lagi sama playboy kayak gue lagi. Dan kayaknya emang gak ada kesempatan, Dapet maaf dari loe aja seharusnya gue udah beruntung ya Ag, Seharusnya gue gak........”
“Gue mau coba” Potong Agni pada ucapan Cakka.
Cakka mendongak. “Maksudnya?”
“Gue mau coba percaya sama loe, maksud gue ngasih bunga ini lagi ke elo itu suapa kita bisa ngelempar ini bareng-bareng. Saksi bukan Cuma cinta loe ke gue yang 100% tapi juga cinta gue ke elo yang mau gue mantapkan jadi 100%” Ucap Agni sambil menarik Cakka kedekat balkon. Lalu mereka melemparkan bunga mawar tadi bersama-sama. Yang terjadi adalah efek sorakan dari anak-anak rumah singgah dan belum lagi balon-balon berbentuk love dengan nama Cakka – Agni yang tiba-tiba memenuhi udara, yang pastinya dilepaskan teman-teman Cakka.
Seperti tidak peduli dengan suasana sorak dibawah Cakka langsung mendekati Agni dan memeluknya erat.
“Gue akan jaga cinta ini. Gue gak akan janji. Gue akan buktiin demi elo” Ucap Cakka ditelinga Agni. Membuat Agni mengangguk dalam pelukan Cakka.
***
“Direstuin gak yaaaa?” Ucap Sivia ketika melihat pasangan CaGni turun kebawah.
“Kayaknya gak deh, tangan gue hampir putus masa Vi setelah megang tuh balon berjam-jam” Ucap Acha.
“Gue aja pake perjuangan, kalo ini dilepas kayaknya gak enak” Kata Ozy.
Yah, sebelum CaGni kebawah mereka sudah menyusun rencana untuk mengerjai Cagni tentunya dengan koordinator otak iseng. Ify.
“Enaknya diapain ya Fy?” Tanya Rio sambil merangkul Ify. Dua pasang mata terkesiap melihat pemandangan tersebut.
“Perasaan gue gak enak deh, kalo si duo cungkring ini udah bersatu. Kayaknya lebih enak istirahat dalam Damai rasanya” Ucap Cakka.
“Bener, otak dua anak ini gak ada yang bener kalo kegabung” Keluh Agni.
Rio dan Ify hanya cengengesan.
“Udah gapake cengengesan Fy. Maunya apa? Jatuhnya pasti gue lakuin kok” Ucap Cakka Pasrah.
“Hehhehee, gak dong Kka, Ify kan baik. Masa tega Cakka ngelakuinnya sendirian.” Ucap Ify.
“Baiknya elo, itu setara sama liciknya Cakka Fy” Ucap Agni seenaknya.
“Kok gak belain gue sih?” Tanya Cakka.
“Bodo, udah cepet apa Fy?” Tanya Agni.
“Settingnya mendukung banget Fy, banyak anak-anak terus depannya kayak taman lagi.” Ucap Rio
“Iya ya Yo, baru sadar nih tempat keren kalo buat ngejalanin misi kita” Ucap Ify.
“Makin lama, gue kubur loe Fy, Yo” Ancam Cakka.
Yang lain hanya siap menahan tawa, karena memang yang tahu rencananya hanya Rio dan Ify.
“Aha, Cakk. Gue dapet ide” Ucap Rio.
“Loe sebenernya udah ada kali dari tadi, spik aja loe mah” Ucap Cakka sewot.
“Nihh Kka ya, elo manfaatin SDM yang tadi udah bantu loe” Ucap Ify sambil menunjuk kearah anak-anak rumah singgah.
“Nah elo nari-nari sambil lipsinc lagu Dil To Pagal Hai kayak Kajol sama Shakh Rukh Khan dengan settingan kayak di video clip ayu ting-ting tapi gayanya. Kebetulan gue ada lagunya, speakernya pake yang dimobil Rio.” Ucap Ify santai seakan bilang –makan-di-kantin-yuk!-
Dan kemudian.... hening...
(Adegan ini diskip aja, gue udah gak ngebayangin kalo Cakka beneran kayak gitu .__.)
***
“Puas loe semua? Ketawa dari tadi gak berhenti” Sungut Cakka.
Semua kembali tertawa.
“By the way, mana tuh otak gila dari ide tadi kok ngilang?” Tanya Agni.
Yang lain hanya mengangkat bahu.
***
Sementara ditempat Rio dan Ify menghilang.
“Aduh gila, gue engap ketawa mulu” Ucap Ify sambil terus terbahak.
“Sama” Tanggap Rio. “Dapet ide dari mana lagi loe?” Tanya Rio.
“De Javu gue kayak lagi nonton pilem” Ucap Ify sambil duduk dibangku belakang, tempat tadi dia dan Elang berlatih gitar, sehingga masih ada gitar disana.
“Gitar siapa nih?” Tanya Rio.
“Kak Elang” jawab Ify.
“Kok tau?”
“Kan tadi gue latihan disini” Ucap Ify
Rio memangku gitar tadi. Dan coba memainkannya sambil sedikit menyanyikan potongan lagu.
Ada cinta yang kurasakan saat bertatap dalam canda
Ada cinta yang kau getarkan saat ku resah dalam harap
Ada cinta yang kurasakan saat bertatap dalam canda
Ada cinta yang kau getarkan saat ku resah dalam harap
Oh indahnya...
Rio memainkan lagu tersebut sambil terus menatap Ify. Lagu itu memang untuk Ify dari nya. Bukan! Tulus dari hatinya.
Prok..prokk..prok.. Ify memberikan tepuk tangan polos seperti baru saja melihat live concert.
“Berasa liat live konser” Ucap Ify.
“Lebay loe” Ucap Rio.
“Tapi sukakan? Gak lebay gak membuat kita kayak sekarang tau” Ucap Ify.
“Emang sekarang kita gimana?” Goda Rio dengan wajah mendekat.
“Eh, apasih” Ify menjauhkan muka Rio dengan tangannya. Rio terkekeh.
“Gitu aja salting” Goda Rio lagi.
“Loe tuh gak ngegoda gue sehari aja sakau kali ya?” Keluh Ify.
“Loe gak ngerjain gue sehari, mati kali ya?” Balas Rio.
“Ngikutin” Keluh Ify manyun sambil menggembungkan kedua pipinya.
Rio tertawa. “Gak usah gitu deh ekspresinya. Jelek banget.” Ledek Rio.
“Bodo, Wlee” Ucap Ify lalu manyun lagi.
“Masih kayak gitu gue cium ya?” Ancam Rio.
“Coba, kayak berani aja” Ucap Ify menantang.
“Kenapa gak? Kita pernah lho” Ucap Rio.
‘Ahh, sialan diingetin lagi. Bikin malu! Lagian dulu kenapa sampai bisa gitu sih?’ Pikir Ify.
“Hayoo, loe ngelamunin yang waktu itu ya?” Goda Rio makin gencar.
“Gak ya!” Ucap Ify sambil membuang muka.
“Beneran gue cium jangan nangis lho” Ancam Rio wajahnya mulai mendekat kearah Ify. Ify menoleh kearah Rio, jarak antara mereka sudah hampir terhapuskan. Rio yang kaget reflek memundurkan dirinya.
“Tuhkan gak berani” Ledek Ify yang melihat Rio mundur.
‘Sialan, nih cewe malah nantang’ Pikir Rio kesal. ‘Aha!’ Rio mulai berpikir jahil.
Rio mulai menatap Ify dengan teduh sambil mengusap lembut pipi Ify. Ify kaget apa yang dilakukan Rio apalagi ketika tatapannya bertabrakan dengan mata teduh Rio. Jantung Ify udah lompat gak karuan.
‘Cuma ada satu jalan’ Pikir Ify.
Ify menjulurkan lidahnya dan menjulingkan kedua matanya. Sontak Rio berhenti mendekat dan langsung tertawa melihat kelakuan Ify. Ify menghela nafas lega, walau jantungnya masih belum bisa diajak kerjasama.
“Konyol banget muka loe tadi Fy” Ucap Rio masih tertawa.
“Bilang aja gak berani, alasannya kemana-mana. Pake bawa-bawa muka gue” Cibir Ify.
‘Gila yah nih anak gak mau kalah juga’ Bathin Rio.
Akhirnya Rio memulai aksinya lagi yang sempat gagal. Rio menatap Ify teduh, dan mulai mendekatkan wajahnya. Ify mulai gelisah kembali. Ify mencoba caranya lagi tadi menjulurkan lidah dan menjulingkan kedua matanya. GAGAL! Rio tidak bergeming dengan aksinya.
Rio semakin mendekat. Ify merasa Rio memperhatikan bibirnya, Ify hanya menatap mata Rio pasrah. Saat Rio makin mendekat, bahkan hembusan nafas Rio kini sudah menerpa wajahnya Ify memejamkan matanya.
“Makanya jangan suka nantang Mario Stevano Ya” Ucap Rio sambil mencubit hidung Ify.
Ify membuka matanya. Mendelik kesal kearah Rio.
“Riooooo, loe tuh ya..... dan bla bla bla” Ify mengeksekusi Rio dengan ucapan serta agresinya.
“Ampun Fy... Ampun...” Ucap Rio sambil menahan dua tangan Ify yang sedang melancarkan agresinya. “Dua kemungkinan loe marah begini...” Ucap Rio menggantung.
“Apa?” tanya Ify masih dengan muka kesal.
“Loe kesel karena gue kerjain atau......” Ucapan Rio masih menggantung,
“Atau apa?” Tanya Ify galak.
Rio bangun, kegiatan yang tidak disadari Ify. Untuk Rio agar memiliki kesempatan untuk kabur. “Atau loe kesel gara-gara gak jadi gue cium, babay nona Alyssa” Ucap Rio sambil berlari meninggalkan Ify.
“RIOOOOOOOOOOOO”
Cheers (;!!!
Trisil {}
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar