Gomenasai Anime Smiley trisillumination: That's All Cause Ify Part 12

Selasa, 25 Desember 2012

That's All Cause Ify Part 12


“Yang pertama, loe harus minta maaf sama seluruh mantan loe yang ada disekolahan ini termasuk sama Oik. Dan loe mesti pastiin permintaan maaf loe diterima ntah apapun yang akan diperlakuin mereka ke elo, loe mesti terima” Ucap Agni.
“Apa? Loe gila Ag? Loe tau mantan gue banyak”
“Gue tahu dan ga mau tahu juga, itu udah resiko loe” Ucap Agni Acuh tak Acuh.
“Oke” Cakka mengangguk pasrah.
 “Ayo kelapangan kita buktiin semua disana” Ucap Agni.
“Sekarang?”
Agni tidak menjawab hanya langsung mengarahkan langkah kakinya menuju lapangan SMA Cagvairs.

***

Sesampai dilapangan..
“Temen-temen Cagvairs sekalian” Sapa Agni dari microfon yang ada dimimbar. “Gue harap loe semua bisa meluangkan waktu loe semua untuk hadir dilapangan ini.”

Di tempat lain..
“Shill, itu suara Agni kan?” Tanya Sivia.
“Iya deh kayaknya” Jawab Sivia singkat karena masih fokus dengan suara Agni.
Gue harap loe semua bisa meluangkan waktu loe semua untuk hadir dilapangan ini.’
“Kita disuruh kelapangan” Kata Acha.
“Ayo deh kelapangan, Eh Ify mana?” Tanya Sivia.
“Kan tadi dia bilang mau ke lapangan basket indoor, paling dia langsung kelapangan outdoor” Kata Shilla.
“Lanjutlah kesana” Kata Acha.

Dilapangan..
Sudah sebagian besar murid Cagvairs berkumpul dilapangan ingin melihat ada apa sebenarnya yang tengah terjadi sehingga mereka diminta berkumpul.
“Oke, gue ngucapin terima kasih banget sama loe semua yang ada dilapangan kali ini, Disini Rival gue Cakka Kawekas Nuraga mau meminta maaf atas semua perbuatannya yaitu keplayboyannya, langsung kepada semua para mantannya” Ucap Agni lantang.

Dipinggir Lapangan..
“Kak Cakka? Kenapa?” Gumam Lintar.
“Hufft, susah ya orang ganteng, kebanyakan cari sensasi” Cerocos Ray.
Deva langsung menoyor Ray.
“Diem gak pake berisik ya” Kata Obiet.

“Kak Agni apa-apaan sih?” Dumel Oik.
“Sabar Ik” Ucap Nova sambil mengelus-elus pundak Oik.
“Huffftt, ini sih namanya mau bikin gue malu” Keluh Oik.
“Jangan su’udzon gitu dong Ik” Kata Keke.
“Optimis Ik, jangan punya pikiran negatif” Kata Olivia.
Oik hanya bersungut-sungut ria (??) menanggapinya.

“Ya Tuhan temen loe mau ngapain Fy?” Tanya Shilla yang langsung bertemu Ify saat dilapangan.
“Gue juga gak tau” Jawab Ify tanpa mengalihkan pandangannya dari Agni.
“Fy, temen loe gak bakal ngejagal Cakka kan?” Tanya Alvin.
“Woy loe pikir temen gue Algojo?” Jawab Ify.
“Tapi mukanya Cakka udah docham banget Fy” Bela Sivia.
“Tumben loe satu pikiran sama Alvin” Samber Acha.
“Yee, gue mah ngomong sesuai kenyataan ga pake ikut-ikutan” Kata Sivia rada nyolot.
“Loe siapa coba yang mau diikutin” Kata Alvin.
“Udah deh loe gak usah kayak anak kecil Vin” Tegur Rio.

“Oke Mungkin gue lanjut aja, gue mau semua kaum hawa terutama, tau deh kalau ada kaum adam yang pernah jadi korban sakit hatinya Cakka akibat keplayboyannya, gue minta maju kehadapan mimbar sekarang juga.” Pinta Agni.
Akhirnya ada beberapa orang yang maju sampau akhirnya ada sekitar kurang lebih 90 orang maju kemimbar. Agni, Cakka, d’V-miLe dan d’Cagvrionz cengo melihat banyaknya mantan Cakka. Agni menelan ludah ‘Ya Tuhan’ Batinnya. Agni langsung menggelengkan kepalanya menetralkan suasana nantinya.
“Cak, sekarang” Kata Agni setengah berbisik.
“Tapi..”
“Loe pasti bisa” Kata Agni tersenyum kecil memberi kekuatan.
Cakka hanya dapat mengangguk memantapkan tekatnya.

Akhirnya Cakka pun meminta maaf satu persatu pada setiap mantannya. *astajim, maaf ga diceritain, saya skip aja. Serius ga sanggup ada 90 an -_-* banyak sekali macam-macam perlakuan dari sang mantan *nidji version :P* ada yang langsung mencubit pipi chubbynya, mencubit perut bahkan hingga menamparnya *kasian T.T* hingga saat ini Cakka sudah hampir menyelesaikan tugasnya, hingga akhirnya selesai, Tapi masih merasa ada yang kurang.

“Udah selesai dengan baik Ag” Kata Cakka sambil mengelap keringat didahinya.
Agni tersenyum, “Loe ada dendam sama yang tadi memperlakukan loe dengan tidak baik?” Tanya Agni.
Cakka menggeleng dan tersenyum tulus. “Gue tulus minta maaf, dan gue anggep itu semua senagai konsekuensi” Ucap Cakka Serius.
Agni tersenyum lagi, “Tapi masih ada satu lagi mantan yang belum loe beri permintaan maaf”
“Oik? Bisa loe panggilin?” Tanya Cakka mantap.
“Of Course”
“Buat Oik Cahya Ramdlani gue harap partisipasinya maju kedepan” Panggil Agni.
Oik langsung maju dari tempatnya berdiri dan langsung berdiri dihadapan Agni.
“Kak, loe apaan sih? Gue gak mau” Sungut Oik.
“Loe kapan sih jadi dewasa? Mau tetep jadi anak kecil?” Sentak Agni.
“Gue bukan Anak Kecil” Bantah Oik.
“Kalau gitu buktiin, coba berpikir dewasa jangan lari dari masalah” Ucap Agni datar dan serius. Oik tak bisa berbuat apa-apa.
“Ik, gue mau minta maaf atas kesalahan gue yang lalu, mungkin diantara semua mantan gue loe yang paling nyimpen dendam tersendiri buat gue. Tapi gue mohon untuk kali ini maafin gue dan loe boleh melakukan hal apapun buat nebus kesalahan gue” Ucap Cakka.
Oik menunduk. Berusaha mencerna kata-kata Cakka.
“Ik?” Panggil Cakka.
Oik mengangkat wajahnya lalu menampar Cakka. Agni kaget tentu saja dengan perlakuan adiknya. Cakkapun terperangah.
“Fine, gue terima. Ada lagi?” Tanya Cakka. Oik menggeleng.
“Gue maafin loe. Maaf gue bersikap kayak anak kecil selama ini, misahin persahabatan Rival loe sama Kak Agni. Gue.. gue minta maaf Kak” Ucap Oik sambil menunduk. Sambil sesekali melihat ke arah Cakka dan Agni.
Cakka mengangkat dagu Oik untuk menghadapnya. “Loe ga perlu minta maaf, sekarang kita temen ya, dan gue daftar jadi kakak loe” Kata Cakka sambil menyodorkan Jari kelingkingnya terhadap Oik. Oik membalasnya sambil ikut tersenyum tulus.
“SO SWEEETTT” Ucap d’V-mile. D’Cagvrionz, d’Lord dan Olivia dkk dan Ozy berbarengan.
Cakka, Agni, dan Oik langsung menoleh pada mereka.
“Hahahahaaseekkk dah temen gue sekarang jadi bijak?” Kata Ify sambil merangkul Agni.
Agni hanya tersenyum miring. Senyuman aneh menurut Ify untuknya.
“Ag, dua permintaan lagi?” Tanya Cakka.
“Jiah KaCak kayak Jin deh Kak Agni berasa Aladin ditanya permintaannya apa” Kata Deva seenaknya.
“Permintaan kedua, berhenti jadi Playboy, ga lucu kan kalo mantan loe nambah lagi” Kata Agni
“I promise with you” Ucap Cakka menyanggupi.
“Yang ketiga, Masalah udah selesai, berhenti ngejar gue dan mulai sekarang tolong menghindar dari gue” Ucap Agni sambil berjalan meninggalkan Cakka dan teman-temannya yang celangap melihat peristiwa didepannya.
“Kak Agniii” Panggil Oik.
Agni tidak menghiraukannya.

Ooh.. Maaf.. Maafkan diriku
Yang telah membuat..
Hatimu terluka...
Hanya kau cintaku..
Ku tak pernah fikir..
Tuk pergi darimu..
Walau hanya sekejap saja.....

Agni berhenti melangkah, namun tidak menoleh.
Cakka menghampiri Agni, dan menggengam tangannya.

Kan kupeluk dirimu..
Takkan kulepas lagi..
Untuk buktikan cintaku.. Ohh..
Kan kuhapus lukamu..
Akhiri semua ini..
Hanya untukmu..

Agni tak bergeming

Ooh.. Maaf.. Maafkan diriku
Yang telah membuat..
Hatimu terluka...
Hanya kau cintaku..
Ku tak pernah fikir..
Tuk pergi darimu..
Walau hanya sekejap saja.....

Cakka akhirnya mengakhiri lagunya dengan baik. “Kenapa loe ingkar janji Ag? Gue udah penuhin permintaan loe dan loe janji mau maafin gue”
“Tapi loe belum penuhin permintaan ketiga” Ucap Agni.
“Mana bisa Ag?” Tanya Cakka.
“Sorry” Kata Agni sambil melepas genggaman Cakka dan langsung pergi meninggalkan Cakka dkk.
“Agni” Panggil Sivia dan langsung ingin mengejar sahabatnya. Tapi lengannya ditahan oleh seseorang.
“Sahabat loe lagi butuh waktu sendiri” Kata Alvin yang menahan lengan Sivia.
“Cakka My Bro, jangan lemes gitu dong” Ucap Gabriel
“Gue ga lemes kok Yel” Kata Cakka tersenyum
“Alah sok kuat” Cibir Rio.
“Bawel, gue karungin juga loe” Keluh Cakka.
“Kak Cakka, gue minta maaf, gue kejar kak Agni dulu ya” Pamit Oik
“Jangan” Seseorang mengamit lengan Oik.
“Seperti yang dibilang kak Alvin Kakak loe lagi butuh waktu sendiri” Ucap Obiet sambil melepaskan tangannya.
Oik mengangguk.

***

“Yo, butuh bantuan gak?” Tanya Shilla yang sekarang tengah berada diruang Osis berdua dengan Rio yang tengah membereskan File.
“Boleh nih Shill, nih tolong loe pisahin yang ini sama ini ditaro pisah aja ya” Kata Rio menerangkan sambil menunjuk kertas ditangannya. Tiba-tiba ada kertas-kertas yang jatuh kebawah meja. Reflek Shilla dan Rio berjongkok mengambil kertas itu hingga tangan mereka bertumpuk. Shilla yang kaget hanya mampu mendongak menatap mata Rio. Sama Seperti Shilla Rio juga hanya menatap Shilla seperti biasanya. Tapi dalam diri Shilla seperti ada getaran-getaran halus merayapi jantungnya.
“Ups, sorry Shill” Kata Rio yang langsung kembali beraktivitas.
“Ii.. i.yaaa.. Gak papa” Kata Shilla Gugup menyembunyikan kesaltingannya. ‘Oh God, jantung aku kenapa?” Batin Shilla.

‘Sepertinya loe dah ga inget gue, ashilla, my lil angel’ Bathin seseorang yang melihat kejadian tadi.

***

Shilla dan Rio melangkah kekelas Ify, karena biasanya saat jam kosong atau istirahat, kelas Ifylah yang jadi basecampnya. sesampai dikelas, ternyata teman-temannya tengah asik bercanda, tapi yang paling seru adalah Ify, Gabriel dan Alvin. Diam-diam jantung Rio terasa panas melihat Ify bercanda dengan Gabriel. ‘Tenang Yo, mereka Cuma sahabat masa kacil’ Batin Rio menenangkan.
Sedangkan Shilla ntah mengapa ada rasa iri dihatinya melihat Ify dapat bercanda sedekat itu dengan Gabriel dan Alvin. ‘Huh, Ify emang sosok sempurna, Cantik, Kaya, dan punya temen-temen deket yang luar biasa. Bisa deket banget sama Rio dan Gabriel. Tunggu, kenapa hanya dua orang itu yang Shilla pikirkan?’ Batin Shilla. ‘Apasih yang gue pikirin?’ Batin Shilla.
“Woy Shill, kenapa loe?” Tanya Sivia.
“Dateng-dateng ngelamun” Tanya Acha.
“Ga, kok. Agni mana?” Tanya Shilla.
“Agni dikantin kali” Kata Acha.
Shilla hanya meng’O’kan mulutnya.

***

Taman belakang sekolah

“Ke, jadi gimana jawaban kamu” Tanya Rizky.
“...”
“Kamu terima aku kan?” Tanya Rizky.
“...”
“Ke, jawab dong” Kata Rizky.

Didepan Kelas Deva dkk.

“Eh nunggu apa lagi sih?” Tanya Ray.
“Keke”
“Ya ampun emang dia kemana, toilet lama banget?” Keluh Ray sotoy.
“Sotoy amat loe, Ke Taman belakng nemuin Rizky” Ucap Olivia.
“Hah?” Ujar Deva
“Kenapa Dev?” Tanya Nova.
“Gakpapa” Lirih Deva, berbanding terbalik dengan hatinya kini galau.
“Cemburu menguras hati” Celetuk Obiet.
“Udah deh, hapusin gengsi, jangan berharap kesempatan kedua lho” Kata Lintar
“Loe berdua ngomongin apaan sih?” Tanya Ray yang tidak mengerti pembicaraan Obiet dan Lintar -_-
“Nyeh, loe bakal terlambat Dev, kalo mau jelasin dulu ketemen loe yang rada bego gara-gara keberatan rambut ini” Kata Obiet menunjuk Ray *dalem*
Deva mengangguk dan langsung berlari menjauhi teman-temannya.
“Good Luck Dev” Kata Lintar.

Taman belakang..

“Ke, tolong Jawab” Kata Rizky setengah memaksa, Deva dapat mendengar kata-kata Rizky karena dia sekarang juga sedang ada di taman belakang, tapi baik Rizky dan Keke belum mengetahui keberadaannya.
“Maaf Ky, aku ga bisa. Aku ga ada rasa apa-apa sama kamu” Jawab Keke.
“Lagi pula semua bisa dijalanin dulukan? Ucap Rizky agak memaksa.
“Maaf aku gak mau” Ucap Keke.
“Kenapa Ke?” Tanya Rizky mulai memaksa.
“Karena aku udah punya pacar ga mungkin aku terima kamu” Tegas Keke yang melihat sikap Rizky mulai memaksanya.
“Oh ya? Aku ga pernah denger kok, buktinya waktu kemaren aku nembak kamu gak ada desas-desus kamu punya pacar” Kata Rizky telak membuat Keke kehilangan kata-kata.
“Tapi..” Keke menggigit bibir bawahnya menahan aliran sungai kecil yang mungkin saja akan terbentuk dipipinya. Dan bagaimana mungkin disaat seperti ini dalam benak Keke hanya ada Deva !
“Gue cowoknya Keke” Ucap Deva lantang sambil keluar dari persembunyiannya (??) “Kemaren gak ada desas-desus Keke punya pacar karena saat itu gue ga masuk sekolah” Ucap Deva sambil berjalan ke arah Keke dan segera menggengam tangannya untuk sekedar memberikan kekuatan pada gadis yang ada disampingnya, yang tengah menunduk.
“Oh ya? Gue ga percaya” Kata Rizky yang masih kekeuh dengan pendiriannya.
“Ga percaya?” Deva tersenyum miring. “Loe lupa saat pembukaan MOS gue nembak dia? Dan itu bener-bener dari hati gue dan mulai saat itu gue jadian dan loe ga percaya?”
Telak ! Rizky benar-benar tidak bisa berkutik. “Its Ok. Gue percaya. Oke LongLast Ya. Tapi kalo sampai loe nyakitin Keke mungkin gue orang yang pertama akan menghajar loe” Ucap Rizky sambil meninggalkan Deva dan Keke.
Keke masih menunduk, Deva merasakan ada butiran bening jatuh ditelapak tangannya. Hingga kini tubuhnya berhadapan dengan Keke. Deva mengangkat dagu Keke dihadapkan padanya. Keke tengah menangis.
“Kenapa mesti nangis sih? Ternyata loe cengeng juga ya?” Ledek Deva sambil menghapus airmata Keke dengan Ibu jarinya tak lupa memperlihatkan senyum manisnya.
Bukannya menjawab atau meledek balik Deva, Keke malah langsung memeluk Deva dan menumpahkan seluruh emosinya pada Deva saat itu juga. Mau tak mau Deva langsung balik memeluk Keke. Menenangkan gadis itu dengan membelai rambutnya. Sambil terus berusaha menetralkan denyut jantungnya saat ini.

***

Sivia melangkahkan kakinya memasuki komplek perumahannya. Karena hari ini dia tidak dijemput jadi Sivia pulang naik angkot. Ditambah lagi dia tidak bareng Keke karena ada rapat Osis. Saat sedang berjalan santai Sivia mulai merasa diikuti. Ketika melihat kebelakang ternyata ada dua orang laki-laki yang sedang mabuk mulai mengikutinya. Sivia mempercepat langkahnya. Tapi dua laki-laki itu tetap terus mengejar Sivia. Entah karena panik atau kalut, sivia tidak menyadari langkahnya hingga dia tersandung.
“Aduh, cantik makanya jalannya pelan-pelan dong” Goda laki-laki yang berperawakan kurus dengan rambut gondrong.
Sivia berusaha susah payah untuk bangun dan kembali berdiri. Namun apadaya Laki-laki berambut cepak satunya sudah ada dibelakang Sivia dan mencolek dagu Sivia.
“Jangan buru-buru dong sayang, kita senang-senang dululah”
Sivia bergidik “Kalian mau apa?” Kata Sivia kalut, sungguh dia benar-benar takut saat ini.
“Mau seneng-senenglah sama kamu” Ucap lelaki berambut gondrong sambil menarik tangan Sivia.
“Bang, pliss tolong lepasin” Pinta Sivia.
“Kita seneng-seneng dulu dong cantik” Kata Laki-laki itu sambil meraba pipi mulus Sivia.
Sivia menutup mukanya dengan kedua tangannya dan benar-benar berharap kali ini ada yang menolongnya.
BUGGHH..
Sivia membuka mukanya karena mendengar sebuah hantaman.
“Cemen loe berdua berani sama cewek, Gak berpendidikan ya loe!” Ucap laki-laki tinggi yang tengah berdiri dihadapan Sivia.
“Alvin” Panggil Sivia.
Alvin menoleh “Bangun Vi” Kata Alvin sambil menyodorkan tangannya membantu Sivia bangun. Sivia mulai bangun berdiri dibantu Alvin karena kakinya seertinya terkilir karena kesandung tadi. Sivia sudah bangun dan kini berdiri disamping Alvin.
“Cih, anak ingusan berlaga jadi pahlawan.” Kata laki-laki berambut gondrong.
“Dari pada loe berdua, udah bau tanah *dalem* gangguinnya anak ingusan” Ucap Alvin santai.
“Ah bacot loe” Akhirnya pria berambut cepak dan gondrong itu menyerang bersamaan. Perkelahian satu lawan dua. Sivia hanya berharap cemas, dan berharap tidak terjadi apa-apa pada Alvin.
Perkelahian sengit tapi Alvin bisa melumpuhkan 2 preman tersebut. Hingga pada saat terakhirnya Alvin segera menghampiri Sivia mengajak gadis itu meninggalkan tempat. Tapi mungkin masih belum beruntung bagi Alvia. Salah satu preman masih ada yang sadar langsung mengambil botol bekas miras dan menghentakkan ke aspal sehingga permukaannya pecah dan menjadi senjata. Alvin dan Sivia yang kaget melihat kelakuan preman yang tiba-tiba bangun dan langsung ingin menyerang Sivia dengan pecahan botol tadi. Reflek Alvin memeluk Sivia, hingga pecahan botol tersebut malah mengenai lengan bahunya sendiri. Sedangkan 2 preman tadi langsung kabur.
“ARGGGHH” rintih Alvin
“Alvin” pekik Sivia.
Perlahan Alvin melepaskan satu tangannya yang memeluk Sivia. Sedangkan tangan yang satu masih dengan erat memeluk Sivia. Yang dipeluk hanya pasrah dengan kelakuan Alvin karena menurutnya dengan keadaan seperti itu Alvin bisa menyalurkan rasa sakitnya ke Sivia. *so sweet*
Secara perlahan pula Alvin mulai bisa mengendalikan rasa sakitnya. “Pulang yuk Vi. Gue anter” Ajak Alvin dengan lembut tanpa ada nada dingin seperti biasanya.
“Tapi...”
“Gue gak papa”
Bukannya menjwab Sivia malah langsung memeluk Alvin. “Maafin gue Vin” Ucap Sivia.
“Loe gak salah, ayo kita pulang” Ajak Alvin sambil melepas pelukan Sivia dan mngacak poninya.
Sivia hanya tersenyum.

***

Dirumah Sivia

“Gue pulang ya” Kata Alvin “Loe bisa jalan sendiri ampe pintu rumah loe kan?”
Sivia mengangguk. Ketika mengetuk pintu rumah ternyata Keke yang membukannya.
“Ya Ampun Kak Via, loe darimana aja? Trus seragam loe kenapa? Kok merah-merah gitu, loe luka ya kak?” Tanya Keke beruntut.
“Shuut. Loe kayak Ify deh bawel banget. Astaga. Alvin” Ucap Sivia menepuk jidatnya. “Ini bukan darah gue Ke, tapi alvin” lanjutnya.
Ketika menengok kearah gerbang Alvin ternyata belum beranjak dari tempatnya, tetapi malah sedang telungkup ke arah stang motor sambil memegang lengan kirinya.
“Alvin, gue lupa, ayo luka loe gue obatin didalem” Kata Sivia.
Alvin membenarkan posisi duduknya “Kaki loe gimana Vi?” Tanya Alvin
“Bukan kaki gue tapi bahu loe, Ayo masuk kerumah gue nanti diobatin” Kata Sivia sambil menarik tangan Alvin. Yang ditarik hanya pasrah mengikuti.

Ruang tengah rumah Sivia.

“Ke, tolong ambilin P3K ya?” Pinta Sivia “Sama Air hangat” lanjutnya.
“Siippoo”
Dengan telaten Sivia menggulung lengan baju Alvin.
“Pelan-pelan Vi”
“Ini juga pelan”
“Nih kak, P3K sama Air hangatnya” Ucap Keke.
“Tahan ya Vin, luka loe gue bersihin dulu” Ucap Sivia.
Alvin mengangguk.
Dengan hati-hati Sivia membersikan luka Alvin dengan kadang sedikit ringisan Alvin. Setelah itu diberi antiseptik dan akhirnya diperban.
“Selesai” Ucap Sivia bangga.
“Wihh, ga nyangka nenek lampir kayak loe bisa telaten juga” Ledek Alvin
“Songong loe” Kata Sivia sambil memukul bahu Alvin yang terluka.
“Aduh Sipiiiaaa,, sakitttttttt” Ringis Alvin.
“Lagian, udah diobatin ngeledek, mana nama gue diganti” Cibir Sivia. Mulutnya sudah manyun dengan pipi yang digembungkan.
“Jiah, udah ga pake ngambek, sini kaki loe yang tadi kesandung mesti dikompres tuh” Kata Alvin
“Tapi..” Ucapan Sivia terpotong karena Alvin sudah duduk dilantai rumahnya sambil mempersiapkan kompresan untuk kakinya.
“Kalo pake tapi dan nunggu nanti yang ada kaki loe bisa segede gajah” Ledek Alvin.
“Terus aja ngeledek” Cibir Sivia. “Aw, sakit tau, pelan kek” Ucap Sivia Sambil mengelus kakinya. Ketika mendongak, Sivia tidak sadar jarak wajahnya dan Alvin ternyata hanya berkisar 3 cm. Tidak ada yang bisa diantara Alvia untuk menyembunyikan sulur-sulur hangat yang kini tengah merayapi hati mereka berdua.
‘Waduh Vi. Jantung loe kenapa????’ Batin Via
‘Oke Vin, mungkin besok loe mesti kedokter meriksa jantung loe yang sepertinya bermasalah’ Batin Alvin.
“Ekhemmm” Keke Berdehem sehingga membuyarkan konsentrasi Alvia.
Sontak Alvin dan sivia langsung menjauhkan wajah masing-masing dan membuang pandangan menyembunyikan kesaltingan serta rona merah di pipi putih mereka.

Cheers (;!!!

Trisil {}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar