Gomenasai Anime Smiley trisillumination: That's All Cause Ify Part 35b

Selasa, 25 Desember 2012

That's All Cause Ify Part 35b



PRITTTTTT...... Peluit tanda berakhirnya pertandingan basket putra yang juga menutup pertandingan hari ini memenuhi Lapangan indoor. Sorakan gembira dari para pendukung Cagvairs langsung menyusul begitu peluit panjang telah selesai dibunyikan. Permainan yang meningkat dalam babak kedua membuat team Varaway Cagvairs jauh lebih unggul dari OverCross. 67-44. Dan kemenangan dipihak Cagvairs. Begitupun dengan Team Varaway Putri. Meski dengan perbedaan score yang teramat tipis dengan OverCross yaitu 56-54.
“Menang Broo” Seru Cakka sambil merangkul Rio dan Alvin bersamaan lalu saling bertukar tos dengan Gabriel, Obiet dan Ozy serta Debo yang tidak bermain dalam babak kedua. Team Varaway Putri tidak kalah antusiasnya dengan Varaway Putra. Dan Team Cheers dari SMA Cagvairspun semakin bersemangat dalam memandu sorak-sorai.
“GO... GO.. VARAWAY... GO !! GO.. GO.. CAGVAIRS.. GO...”

“Agniiiiiiii, congratss” Ucap Acha sambil memeluk Agni.
“Thanks Cha.” Ucap Agni semangat.
“Yang lain juga ya” Lanjut Acha sambil melihat kepemain lain Varaway Putri.
Yang lain hanya mengangguk dan tersenyum antusias.

“Calon MVP loe bro” Ucap Alvin sambil mendorong bahu Rio pelan.
Rio terkekeh. “Amin” lalu mengedarkan pandangannya kesekeliling. Membuat Alvin mengikutinya.
“Kayaknya mereka masih di RuKes” Jelas Alvin seperti menebak pikiran Rio.
Rio mengulum senyum. “Tuh mereka” Rio menunjuk kearah pintu masuk, tampak Ify yang berjalan dengan bantuan Sivia yang memapahnya.
“Samperin” Koor Alvin sambil berlari lebih dulu. Yang langsung diikuti Rio.

Begitu melihat kedatangan Alvin dan Rio. Sivia memilih untuk berhenti memapah Ify.
“Gantian Vi” Tawar Rio sambil berdiri di sisi kiri Ify.
Sivia tersenyum maklum dan mulai melepas rangkulannya pada Ify.
“Gue kesana duluan ya Yo, Fy” Pamit Alvin begitu tangan Sivia sudah ada digenggamannya. Rio dan Ify mengangguk setuju.
Sepeninggal Alvia, Rio menghadapkan Ify padanya. “Nangis lagi ya?” Tanya Rio sambil mengusap pipi Ify.
Ify tersenyum kecut.
“Hobi banget sih akhir-akhir ini loe nangis?” Ucap Rio sambil mencubit hidung Ify.
Ify memukul lengan Rio pelan. “Loe pikir gak sakit apa dikompres air hangat tadi?” Gerutu Ify.
Rio terkekeh. “Cuma karena itu doang?” Tanyanya skeptis.
Ify mendelik. “Emang maunya karena apa lagi?” Tanya Ify balik.
“Gue maunya elo gak nangis lagi” Ucap Rio serius.
Ify melengos. ‘Gak mungkin’ Bathinnya.
“Pake ngelamun, oh ya, gue udah menang ini. Dan gue kasih kemenangan ini untuk elo. So, bisa kasih jawaban atas pertanyaan gue tadi?” Tanya Rio.
“Ini BB loe” Ucap Ify tanpa mempedulikan pertanyaan Rio.
“Oke, tolong jangan ngalihin lagi, siapa gue buat elo?” Tanya Rio lagi, kali ini dengan nada yang lebih tegas.
Ify menatap Rio dalam. Lalu menghembuskan nafasnya pelan. “Elo bagian dari hidup gue” Jawab Ify singkat.
Rio mengangkat sebelah alisnya tinggi-tinggi karena tidak puas dengan jawaban Ify. “Cuma bagian? Itu artinya gue sama seperti orang-orang yang ada dihidup loe?” Tanya Rio.
Ify mengangguk.
“Gue bukan apa-apa dihidup loe? Dan mungkin saat bagian gue hilang, hidup loe masih akan berjalan dengan bagian pengganti lainnya?” Tanya Rio memastikan.
Ify terkekeh. “Sok tau” Cibirnya.
“Oh ya?” Tanya Rio skeptis. “ Gue memang bagian dari hidup loe kan? Gue gak memiliki tempat istimewa dalam hidup loe”
“Semua orang yang gue kenal, mempunyai space masing-masing” Tanggap Ify.
“Except me” Sahut Rio.
Ify tersenyum kecil. “Sok tau ! Berasa ngerti seluruh diri gue aja”
Rio menggedikkan bahunya.
“Loe itu bagian dari hidup gue, bagian dari pemilik tempat di hati gue, bagian dari segala sesuatu yang ada dihidup gue. Dan loe tau? Loe emang gak gue katakan sebagai sesuatu yang istimewa tetapi buat gue, elo lah bagian yang menyempurnakan. Tanpa elo, mungkin masih ada bagian lainnya, tapi untuk bagian yang membuat sempurna takkan mudah terganti dengan bagian lain” Jelas Ify jujur.
Rio speechless.
“Ada yang kurang dalam penjelasan gue?” Tanya Ify.
Rio tersadar dan hanya menggaruk-garuk tengkuknya. “Terus kenapa kemarin elo tiba-tiba mutusin gue, elo...”
“RIO IFY, Kita cabut ke rumah sakit sekarang. Shilla kritis sekarang. Gue rasa operasinya akan dipercepat” Ucap Agni memotong ucapan Rio.
“APA?” Ify shock.
“Cuma perkiraan gue Fy” Sahut Agni menenangkan
“Oke kita kesana sekarang”  Komando Rio sambil membantu Ify berjalan kearah parkiran.

***

Rumah Sakit
Rio dkk berjalan dengan tergesa kearah ruangan tempat Shilla mulai diopname. Namun tetap saja masih agak lambat karena menyesuaikan kecepatan Ify berjalan yang dibantu dengan Rio.
“Adaa yang liat kak Iyel?” Tanya Deva tiba-tiba sambil bolak-balik menyusur kerumunan Rio dkk.
“Dia kan emang suka ngilang, lagian tadi dia jalan duluan kan?” Tanya Rio memastikan.
“IFY!” Panggil suara dengan nada tenang berwibawa menghentikan langkah Rio dkk dan menoleh kesumber suara.
“Dokter Tian” Ucap Ify senang. Begitu mengetahui siapa yang memanggilnya yaitu Dokter Tian, lengkap dengan Gabriel, kakaknya disamping dokter Tian sambil memegangi kursi roda.
Dokter Tian berjalan menghampiri Ify. “Akhirnya kamu jadi pasien saya” Ledek Dokter Tian.
Ify melengos.
“Baik, sepertinya harus ada yang direparasi dari nona independent  ini. Ify dan Deva tinggal, sementara yang lain bisa langsung menemui Shilla yang sudah agak pulih” Ucap Dokter Tian.
Dengan berat hati, dan juga separuh tidak rela karena harus melihat cara Gabriel memperhatikan Ify membuat Rio memilih meninggalkan tempat setelah membantu Ify duduk dikursi Roda.

***

Dokter Tian tengah serius memeriksa cedera pada tulang kering dan pergelangan kaki Ify.
“Kenapa bisa begini sih Fy?” Ucapnya khawatir.
“Orang lagi main malah kesengkat, yaudah” Jawab Ify sekenanya.
“Untuik pergelangan sih kayaknya sudah jauh lebih baik daripada pertama kali kamu cedera. Tapi tulang kering kamu ini. Mungkin efek tegang dan dibawa jalan cepat tadi” Komentar Dokter Tian.
“Tuhkann. Elo sih kak Gengsi. Tadi kan sama kak Rio mau digendong, eh elo nekat jalan. Akhirnya tuh” Cerocos Deva.
“Anak kecil gak usah komentar ya” Ancam Ify.
“Biasa Dev, Gengsinya gede. Ga inget apa dilapangan udah padah gigit sendal karena Rio ngegendong cewek buat ke RuKes” Lanjut Gabriel iseng.
“Terus aja teruss” Rengut Ify.
“Dan tadi tuh, katanya ada yang hampir nangis gara-gara pergelangan kakinya diurut” Lanjut Deva.
“Heh? Tau dari mana loe?”
“Tadi Ray, nanya-nanya. Eh Kak Rio cerita” Ucap Deva santai.
“Pupbayyy rese!!” Gerutu Ify.
“Sudah-sudah. Besok pagi selesainya ini kalo kalian debat terus.” Ucap Dokter Tian sambil terkekeh. “Masih aja kayak dulu”
“Untuk kaki kamu nanti biar saya rujuk ke bagian tulang Fy, disini saya mau membicarakan kalian tentang ginjal yang akan didonorkan.” Ucap Dokter Evan yang dari tadi serius menekuni berkas-berkas Ify.
Terdengar pintu diketuk dari luar. “Silahkan” Ucap Dokter Evan singkat.
Masuklah Alvin, Sivia, Obiet dan Ray. “Apa gue ketinggalan info? Susah banget pergi tanpa pertanyaan macem-macem” Keluh Alvin.
“Belum juga ada pembicaraan, udah sana duduk manis” Ucap Gabriel. “Lanjut Dok”
Alvin dkk menurut.
Dokter Evan melanjutkan pembicaraan. “Dalam transpaltasi ginjal ini, sudah pasti baik untuk penerima dan efeknya untuk pendonor kadang biasa saja. Akan tetapi setelah melihat gaya hidup mu, saya pesimis Fy” Jelas Dokter Evan.
“Maksudnya?” Tanya Ify.
“Segala junkfood dan caffein yang sering kamu konsumsi setiap hari. Itu memperlambat keefektifan kerja ginjal kamu” Jelas Dokter Evan lagi.
“Soal itu masih bisa diperbaiki kan Dok? Saat saya masih memiliki ginjal utuh mungkin saya bisa seenaknya. Tapi ketika hanya tinggal satu saya rasa, saya sanggup memperbaiki segala pola makan maupun gaya hidup agar ginjal baik-baik saja untuk kedepannya” Ucap Ify mantap.
“Saya tidak tahu bagaimana pengaruh junk food terhadap organ pencernaan kamu saat ini. Ini yang membuat saya ragu untuk tetap menjalankan operasi ini” Ucap Dokter Evan.
“Jangka panjang setahu saya Dok, dan berarti masih ada kesempatan memperbaiki dalam usia saya saat ini. Dokter jangan ragu atau pesimis. Saya serahkan semua pada kalian. Justru keoptimisan kalian salah satu dukungan dan doa bagi saya. Tetap jalankan operasi ini sebagaimana mestinya dan saya berjanji akan tetap baik-baik saja untuk kedepannya” Ucap Ify tegas tanpa keraguan sedikitpun.
“Tapi Fy...”
Ify mengedarkan pandangannya kepada teman-teman dan kakak adiknya. Justru tatapan protes lah yang sebagian mendominasi mereka.
“Kalo emang gak bisa, gak perlu dipaksa kak. Gue akan usaha cari yang lain lagi” Ujar Obiet.
Ify menggeleng. “Kalo yang didepan mata udah ada, kenapa harus cari yang gak ada?”
“Fy, tapi ini kan....” Kali ini Sivia yang berbicara, tetapi kalimatnya justru menggantung.
“Gue banyak hutang penjelasan sama elo Vi, gak mungkin gue nanti kenapa-napa. Ntar loe nagihnya susah dong?” Potong Ify dengan nada bercanda.
“Fy, jangan bercanda. Gue bener-bener gak bisa buat...”
“Ngijinin gue ngejalanin transpaltasi ini?” Tanya Ify memotong ucapan Gabriel. “Gue duah tanda tangan seluruh perjanjiannya. Ify mengedarkan pandangan pada orang-orang disekelilingnya.
“Gue akan baik-baik saja. Vi..” Tatapan Ify fokus ke Sivia. “Gue masih banyak hutang penjelasan sama elo. Dan elo Vin.. “ Tatapan Ify pindah ke Alvin. “Bisa tanya ke Rio, tapi tolong ngertiin posisi gue. Dan elo Biet...” Tatapan Ify pindah ke Obiet dan Ray “Gue masih mau nyari arti semua yang disekeliling gue bareng elo. Dan elo Ray, gue masih ada kewajiban buat jadi kakak elo kan? Seperti permintaan elo waktu itu?” Tatapan Ify berakhir pada Deva dan Gabriel. “Loe Dev, kita masih punya hutang berantem untuk ngelanjutin yang dilapangan tadim dan terakhir elo Kak Gabriel, gue masih mau cari tau, siapa yang diantara kita adalah anak pertama sebenarnya” Ucap Ify terkekeh. “Gue masih banyak hutang waktu untuk kalian semua. Jadi tolong ijinin gue, dan gue akan baik-baik saja dan melunasi hutang gue kekalian”
Semua bungkam. Hingga akhirnya telepon diruangan Dokter Evan memecah keheningan. Mimik wajah Dokter Evan yang mendadak serius bercampur tegang, membuat semua yang ada diruangan menahan nafas.
Telepon ditutup dengan helaan nafas berat dari Dokter Evan. “Ify. Alyssa Saufika Umari. Sudah Siap?” Tanya Dokter Evan.
Tanpa banyak bicara dan hilangnya berbagai tatapan protes. Dengan tenang. Ify mengangguk kecil.

***

Operasi transpaltasi ginjal yang sudah berlangsung hampir 5 jam benar-benar membuat orang yang menunggu diluar tidak bisa berbuat apapun. Ketidakpastian selama hampir 5 jam membuat yang menunggu benar-benar tidak berhenti untuk memanjatkan doa.
“Ify kemana Yel? Udah selesai pemeriksaan tulangnya” tanya Agni tiba-tiba.
Gabriel menoleh kearah Alvin dan Sivia yang hanya memancarkan tatapan ‘jawab-semampu-loe-deh’
“Tadi nyokapnya telepon. Dia Flight ke Spore tadi begitu selesai pemeriksaan. Nyokapnya sakit” Jawab Gabriel sekenanya.
“Hah? Kok dia gak pamit dulu?” Sahut Acha.
“Mungkin buru-buru” Kali ini Ray ikut-ikutan menjawab.
Melihat adiknya juga sepertinya mengetahui kepergian Ify, Rio langsung mengikuti perbincangan. “Dan elo biarin dia sendiri? Dengan keadaan kaki yang begitu?”
Gabriel melirik Rio, kurang berkenan dengan nada yang diucapkan. Tapi menyadari bukan situasi yang tepat. Apalagi dia yakin jika dialah yang paling ketar-ketir saat ini selain mama Shilla. “Tadi dijemput sopir. Dia ke Spore bareng supirnya mungkin.” Jelas Gabriel acuh.
“Tapi loe tau kan kondisinya gimana?” Ucap Rio dengan nada tinggi karena kekhawatirannya.
“Sahabatan hampir 5 tahun gak membuat loe ngerti ya tentang pribadinya” Sindir Gabriel santai.
Rio mengepal tangannya keras. Tapi Alvin yang menyadarinya langsung pindah kesebelah Rio.
“Padahal disini sahabatnya sakit ya. Main tinggal aja” Ucap Dea.
“Kalo kak Ify itu sejenis amoeba. Pasti dia udah membelah diri. Biar dia ada dimanapun disaat orang butuh dia” Sahut Obiet.
“Tapi seharusnya dia bisa kondisikan” Angel ikut-ikutan.
“Angel sayang, kayaknya loe harus lebih banyak belajar tentang prioritas ya!” Ucap Sivia jutek.
“Waw, susah ya ngomong sama sahabatnya orang perfeksionis. Serba tahuu” Ledek Zevana.
“Sayangnya sahabat gue emang seorang perfeksionis. Bukan Cuma seorang ambisius kayak kalian-kalian ini” Ucap Sivia yang mulai emosi.
“Sivia cukup ya. Jangan ngerendahin mereka juga. Loe gak kenal mereka” Ucap Agni memotong ucapan Sivia.
“Dan loe pikir loe kenal jauh sama mereka?” Tanya Sivia balik sambil melirik sinis Dea dkk.
“Loe kok jadi nyolot gini sih Vi” Sahut Acha.
“Gue gak akan kayak gini kalo gak ada yang mulai. Ada asap pasti ada api. Seharusnya loe bisa nilai mana yang baik dan buruk dengan otak pinter loe itu Cha” Sindir Sivia.
“Vi.. udah Vi..” Ganti Alvin menenangkan Sivia. “Mereka gak tau apa yang sebenarnya” Bisik Alvin ditelinga Sivia hingga memang hanya Sivia yang benar-benar mendengarnya. Mau tidak mau Sivia menuruti kata Alvin dan mulai duduk kembali dengan emosi yang masih tak karuan.

***

Sementara didalam ruang operasi. Dokter Nanda yang dibantu Dokter Evan fokus menangani Shilla untuk pelepasan dan pemasangan organ. Sedangkan Dokter Tian dibantu dengan Dokter Rini fokus menangani pelepasan dan pemindahan organ ginjal Ify.
Dokter Tian menghampiri Dokter Evan yang tengah menekuni pekerjaannya. ‘Bagaimana?’ Tanya Dokter Tian dengan bahasa isyaratnya.
Dokter Tian mengacungkan jempolnya pertanda operasi berjalan ‘lancar’ lalu bertanya balik kepada Dokter Tian. Dokter Tian hanya menggeleng dan memberi isyarat kurang yakin lalu kembali menekuni pekerjaannya.

Hampir satu jam berlalu setelah Shilla keluar duluan dari ruang operasi untuk dipindahkan ke Ruang opname. Namun Ify belum juga pulih dari kesadaran bius nya. Sementara yang menunggu terbagi dalam dua kubu. Gabriel, Deva serta Alvia tetap stay menunggu Ify dengan alasan pergi makan agar tidak menimbulkan kecurigaan.
“Bagaimana keadaan Ify dok?” Tanya Gabriel begitu diizinkan Dokter Tian memasuki ruangan operasi.
“Saya tidak bisa memperkirakan. Biusnya tadi hampir habis, dan dia sempat terjadi pendarahan sebentar dikarenakan darah yang tadinya beku tiba-tiba menyembur dikarena efek bius habis diluar perkiraan. Untuk berjaga-jaga. Segera cari pendonor Golongan darah A untuk penambahan darah. Karena stok dirumah sakit ini mulai menipis. Saya takut Ify benar-benar drop dan kantong darah yang tersedia tidak mencukupi.” Jelas Dokter Tian.
Gabriel dan Yang lain hanya menelan ludah begitu mendengar penjelasan Dokter Tian.
“Satu orang yang bisa nolong Ify sekarang” Ucap Alvin.
“Siapa?” Tanya gabriel.
“Rio. Golongan darah dia sama Ify sama” Jawab Alvin.
“Cowok yang sering sama Ify ya akhir-akhir ini?” Tanya Dokter Tian.
Alvin mengangguk. “Juga cowok yang masuk daftar hitam Ify untuk tau tentang ini”
Dokter Tian mengangguk berat. “Baiklah, kalian atur cerita lagi, bagaimana dia mau mendonor darah. Saya akan atur strategi agar kantong darah itu dapat kita salurkan ke Ify tanpa ada teman kalian yang tahu. Mengerti?” Tanya Dokter Tian.
Gabriel dkk mengangguk.
“Kembali keruangan kalian. Deva tunggu sini sama perawat untuk mengawas Ify. Saya tunggu diruang dokter” Ucap Dokter Tian.
Yang lain hanya mengangguk dan langsung menjalankan titah sesuai apa yang diperintahkan.

***

“Bagaimana keadaan anak yang kecelakaan tadi Dok?” Tanya Rio ketika darahnya sedang diambil. Rupanya Gabriel dkk menceritakan tentang seorang anak kecil yang kecelakaan lalu lintas dan kehilangan banyak darah.
“Tidak begitu baik. Dia kritis karena terjadi pendarahan” Akting Dokter Tian meneruskan akting gabriel dkk.
“Padahal Dokter tadi baru menangani teman saya Shilla, dan kini langsung menangani pasien lain lagi. Tidak lelah dok?” Tanya Rio.
“Pekerjaan saya merupakan panggilan hati, dan saya harus proffesional dalam menjalannkannya. Ngomong-ngomong, kamu perhatian sekali dengan teman kamu Shilla dan sangat dekat dengan Ify ya?” Ucap Dokter Tian.
Rio terkekeh. “Soal Shilla, saya murni benar-benar karena teman sekelas. Untuk Ify lain lagi. Dia sudah berhasil menempati tempat dihati dan hidup saya ditempat yang tidak akan pernah tergeser maupun terganti dengan nama lain” Ucap Rio mantap.
Dokter Tian memastikan kesungguhan ucapan Rio. “Kalau begitu, dalam keadaan apapun. Perjuangkan itu semua, jangan berhenti apalagi berputus asa dan menyerah”
“Maksud dokter?” Tanya Rio yang kurang mengerti.
“Kamu akan tau, ketika semua mulai berjalan. Ingat pesan saya. Saya titip Ify sama kamu” Ucap Dokter Tian sambil membereskan segala peralatan yang berhubungan dengan alat donor darah.

***

Rio berjalan agak lemas untuk menuju ruangan Shilla. Tapi begitu merasa tidak kuat lagi menyangga tubuhnya. Rio memutuskan untuk duduk dahulu ditempat duduk ruang tunggu yang ternyata depan pintu ruang operasi tempat Shilla tadi. Rio memandang daun pintu itu dengan tatapan aneh, ada gejolak aneh yang kini berkumpul dalam dadanya untuk segera menyentuh daun pintu tersebut dan melihat apa yang ada didalamnya. Perlahan Rio berusaha bangkit dan menyentuh daun pintu tersebut dan mendorongnya...
“RIO!” Panggil seseorang yang membuat Rio mengurungkan niatnya dan menoleh kesumber suara.
“Alvin” Ucap Rio begitu mengetahui siapa yang memanggilnya.
“Tadi gue ke ruangan dokter Tian, ternyata loe udah gak ada disana. Kita ke Kantin yuk buat isi tenaga loe” Ajak Alvin.
“Loe kan tadi udah makan?” Tanya Rio.
“Cuma nemenin Via, tadi gue gak begitu laper” Jelas Alvin.
“Ok” Ucap Rio setuju.

***

Waktu berjalan begitu cepat setelah berakhirnya pertandingan basket dan para pengurus OSIS SMA Cagvairs sudah harus kembali disibukkan dengan berbagai macam yang harus dipersiapkan untuk anniversary SMA Cagvairs. Untungnya dalam acara ini, anak kelas XII masih mau dilibatkan untuk membantu. Hingga masih terbantu meskipun Ify –yang menyusun acara dalam proposal- tidak ada ditempat.
Sama seperti waktu yang lewat, begitu pula hari yang dilewati oleh Rio terasa lebih berat dari sebelumnya. Perginya Ify tanpa ada kabar dan kontak apapun serta permintaan Mama Shilla tempo hari yang minta Rio datang selalu kerumah sakit untuk menjenguk Shilla dan memenuhi segala permintaan manjanya. Yang pasti dengan alasan tidak tega tidak ditolak Rio.
Namun untuk saat ini diusahakannya untuk berkonsentrasi dan fokus pada acara Anniv SMA Cagvairs tanpa ingin diganggu pikiran lainnya. Membuat Rio lebih sering bekerja dalam diam. Dan teman dekatnya yang sudah mengerti karakter Rio hanya bisa mengikuti sahabat mereka tanpa ingin mengganggu privacy lebih jauh.

***

Malam Anniversary SMA Cagvairs yang dinanti-nanti dalam tema promnight akhirnya tiba. Berbagai macam kegiatan seni ditampilkan untuk meramaikan suasana. Sementara Rio yang menjabat sebagai ketua hanya duduk manis sambil memperhatikan jalannya Acara. Kemeja hitam yang dilipat sampai siku. Skinny jeans putih ditambah sepatu kets watna senada dan dasi agak silver juga rambut spike yang selalu eksis membuatnya terlihat simple namun begitu elegant. Tak pernah berhenti untuk melirik kearah pintu gerbang, berharap ada sosok Ify yang masuk disana. Namun pikirannya membuatnya menyerah begitu menyadari sepertinya Ify tidak datang untuk malam ini.
Baru saja Rio ingin beranjak dari tempatnya berdiri kini langsung mengurungkan niatnya begitu melihat Jaguar milik Gabriel mulai memasuki pelataran parkir. Begitu keluar sosok Gabriel dan langsung berjalan memutari bagian depan mobil dan membuka pintu disamping kemudi, Rio langsung menajamkan penglihatannya.
Dress simple selutut berwarna hitam dengan ikat pinggang hiasan besar berwarna putih ditambah dengan heels putih dan tatanan rambut simple namun elegant yaitu dikesampingkan dan diberi hiasan rambut berwarna putih.
IFY. Alyssa Saufika Umari.
Rio menghela nafas berat begitu melihat Ify mulai memasuki arena acara mengikuti Gabriel didepannya yang memakai jass hitam simple yang dilipat sampai siku dengan kemeja putih didalamnya disambung dengan skinny jeans hitam dan ketsnya yang berwarna senada.
‘Cocok’ Bathin Rio.

“Baiklah, karena sudah banyak yang berkumpul dalam malam perayaan Anniversary SMA Cagvairs, kita akan memulai performance dari perwakilan Ekskul Basket yang diketuai Mario Stevano dan Alyssa Saufika”
Kontan lampu padam, dan hanya lighting yang menyinari antara Rio dan Ify. Ify yang baru datang hanya bisa terpana dan belum sadar sepenuhnya.

“Rio dan Ify segera diminta kesediaannya sekarang diatas panggung” Ulang MC lagi.
Rio menepuk jidatnya. ‘Mati gue lupa kalo gue disuruh Pak Duta duet sama Ify. Lagu apa aja gak pernah latihan’ Pikirnya.
Tidak jauh berbeda dengan Ify. ‘Well, Rio pernah ngomong. Tapi gue belum sempet latihan. Lagunya apa aja gak tau’ Bathin Ify. ‘Lagian...” Ify mengedarkan pandangannya kesekeliling, terutama sekeliling Rio. Siapa tahu menemukan sosok Shilla disana.

“Rio Ify, ayo silahkan” Ulang sang MC.
Akhirnya terjadilah aksi dorong paksa antara sekeliling Rio dan ify hingga mereka berdua naik keatas panggung
“Kita aja belum tau pak, mau nyanyi lagu apa” Ucap Rio jujur ketika sampai dihadapan Pak Oni yang mengiringi.
Pak Oni memperhatikan Rio dan Ify satu persatu. Pakaian yang matching satu sama lain, membuatnya ragu, apa benar dua siswa ini tidak ada latihan? “Lagu ada cinta aja yang gampang, ayo mulai. Kalian kelamaan tadi” Ucap pak Oni.
Baru saja Ify mau memprotes, sayangnya keburu tidak digubris. Dengan mulainya intro dari Pak Oni & Friends.
Tapi sampai Intro diulang dua kali Ify juga belum memulai bait pertama. Karena dia tau persis lirik itu, dan tidak ingin menangis sekarang. Dan Pak Oni agaknya memaklumi hingga untuk ketiga kalinya intro diulang, Rio mulai mencolek Ify untuk segera memulainya. Ify hanya menunduk tanpa berani menatap Rio.

Ify : Ucapkanlah kasih.. Satu kata yang kunantikan..
Sebabku tak mampu.. Membaca matamu.. Mendengar bisikmu..
Nyanyikanlah kasih.. Senandung kata hatimu..
Sebabku tak sanggup mengartikan getar ini..
Sebabku meragu pada dirimu..
Mengapa berat ungkapkan cinta.. Padahal ia ada..
Dalam rinai hujan..
Dalam terang bulang..
Juga dalam sedu sedan..
Mengapa berat mengaku cinta.. Padahal ia terasa
Dalam Rindu dendam.. hening malam..
Cinta.. Terasa ada..

Rio mengangkat dagu Ify agar melihatnya, membuat teriakan dan suit-suitan yang hadir malam ini makin panas.

Rio : Nyanyikanlah kasih.. Senandung kata hatimu..
Sebabku tak sanggup mengartikan getar ini..
Sebabku meragu pada dirimu..
Mengapa berat ungkapkan cinta.. Padahal ia ada..
Dalam rinai hujan..
Dalam terang bulang..
Juga dalam sedu seda..
Mengapa berat mengaku cinta.. Padahal ia terasa
Dalam Rindu dendam.. hening malam..
Cinta.. Terasa ada..

Rio dan Ify justru malah saling bertatapan satu sama lain

Rio : Mengapa berat ungkapkan cinta.. Padahal ia ada.. (Ify : uuh... uh...uhh... uh...)
Dalam rinai hujan..
Dalam terang bulang..
Juga dalam sedu sedan..
RiFy : Mengapa sulit..
Ify: Mengaku cinta (Rio : Cinta..) Padahal ia terasa.. (Rio: terasa)
Dalam Rindu dendam.. hening malam..
RiFy : Cinta.. Terasa ada..

Gemuruh tepuk tangan yang hadir dalam acara Anniversary SMA Cagvairs mengakhiri duet pembuka pada malam ini. Begitu turun panggung, Rio dan Ify langsung berpisah jalan. Rio memilih tetap sendiri seperti tadi, sedangkan Ify berjalan kearah Gabriel yang sedang bercengkrama dengan Alvin dan Sivia.
“Keren Fy, ampe merinding gue dengernya” Tanggap Sivia bagitu Ify didepannya.
“Loe muji atau melecehkan nih? Emang suara gue evil banget yah, sampai elo merinding?” Tanya Ify polos.
“Bukan Fy.. Suara loe badai parahh.. Apalagi tadi chemistry loe berdua sama Rio nyatu bangettt” Komentar Sivia heboh.
Ify hanya tersenyum mendengar komentar Sivia.

Sementara dari tempatnya Rio mengawasi gerak-gerik Ify yang terus disamping Gabriel. Semuanya tampak terlihat normal. Walau Ify agak terlihat pucat malam ini, namun dianggap Rio  jika Ify kecapaian dengan perjalanannya dari Singapore.

Berbagai penampilan memenuhi panggung dari waktu ke waktu, hingga hampir dipenghujung acara. Ternyata Ketua OSIS SMA Cagvairs didaulat nyanyi. Rio dengan tenangnya kembali keatas panggung. Tatapannya sudah tertumpu disatu titik dari awal sebelum Rio naik panggung. Namun disamarkannya, hanya objek dari tatapan itulah yang merasakannya.

Tak seharusnya kau berpaling dariku..
Disaat kuharus, jauh dari dirimu..

Rio memejamkan matanya mengingat pemintaan Mama Shilla, namun bayangan tersebut langsung berganti dengan kata-kata Ify tentang siapa dirinya bagi gadis itu.

Karena aku.. Masih mencintaimu..
Dan yakin dirimu.. Hanyalah untukku..
Apa yang kurasakan.. tak seperti kenyataan..
Berbagi cinta selain dirimu..

Mungkinkan kembali.. Segala rasa yang telah hilang..
Walau hati kecilmu.. Masih mencintaiku..
Tak ingin ku bertahan.. Meski kadang mendendam..
Akan kah bahagia.. Bila cinta tak ada..
Untuk dirimu lagi...

‘Rasa ini gak pernah hilang Fy, Tapi malam ini, loe buat gue kembali ragu’

Cheers (;!!!

Trisil {}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar