Jam
dinding berbentuk dorami yang tengah menghias kamar bernuansa langit
tersebut baru saja menunjukkan pukul 5.30. Tetapi sang pemilik kamar,
Ify telah bersiap-siap dengan T-shirt putihnya ditambah cardigan biru
muda dan celana pendek selutut dengan warna senada dan tidak lupa sepatu
kets putihnya Seperti sebuah miracle bagi Ify pada hari minggu yaitu
sudah bangun sepagi ini. Biasanya ketika hari minggu dia baru akan
menyibak selimut bergambar not baloknya ketika jam telah menunjukkan
pukul 11 *ckckckck, penulis minta ampun untuk ini*Ify menuruni
tangga sambil membetulkan ransel yang berisi pakaian gantinya untuk
nanti jika selesai berolahraga. Ify terlalu konsen pada isi ranselnya
sehingga menabrak Deva yang sedang duduk di anak tangga paling bawah
sedang mengikat tali sepatu kets birunya.
DUGGG
“Aduh, sorry-sorry Dev gak sengaja” Kata Ify sehabis menabrak Deva yang membuat Deva terjungkal kedepan.
“Aduhhh... apa sih.. gue ganteng gini gak liat apa?” Kata Deva gak nyambung.
“Gak nyambung jelekk. Ya maaf sih Dev” Kata Ify lagi.
“Lho?
Kak Ify? Ini Kak Ify kan? Apa hantu? Gak mungkin Kak Ify jam segini
udah bangun. Mana udah rapi juga” Cerocos Deva yang menyadari kehadiran
(-.-)
“Apasih loe Dev, ini kakak loe yang paling cakep sejagad” kata Ify
“Hah?
Masa sih loe kak Ify? Gak mungkin! Kak Ify tuh kebo, gak mungkin
sekarang udah bangun. Loe setan yang nyamar yah? Kok suara loe sama
kayak Kak Ify cempreng wanna be” Kata Deva seenaknya *peace IFC, just
story*
BLETAKKK
Ify mendaratkan (??) sebuah jitakan setengah mateng (??) di Deva Airport #PLAKK
“Sakit Jelek!” kata Deva manyun.
“Nyeh,
dasar Iprit Bali *peace DS*, pake ngatai gue kebo lagi. Ngekiin bener
sih hidup loe. Aturan loe seneng gue ada kemajuan bangun pagi. Gue mau
jogging ama Shilla dan Obiet temen loe, loe sendiri mau kemana?”
“Rese
loe kak, gue ganteng gini dibilang iprit bali. Dasar kebo behelan, Gue
mau jogging ama Ray. Eh, bentar-bentar. Obiet temen gue? Obiet
Panggrahito? Yang ngomongnya sekcrit bin pelit?” tanya Deva beruntun.
“Iya. Loe lari pagi ama Ray doang? Mau Mahoan yah loe berdua?” tanya Ify asal.
“Enak
aja. Sama kak Rio, kak Cakka dan kak Alvin juga kok. Tapi loe gak salah
itu Obiet temen gue?” Tanya Deva masih tak percaya.
“Iya ganteng, udah ahh nanti gue telat. Bye” pamit Ify.
“Eh Kak Ify, kakak gue yang cakep. Gue nebeng donk ampe rumah kak Rio” Kata Deva dengan muka melas
“Nyeh, kenapa gak bawa motor loe yang baru beli kemaren?” Kata Ify.
“Males ah, takut lecet (-.-) lagian gue mau jogging kok bawa ninja?” Kata Deva.
“Nyeh,
kalo takut lecet gak usah dipake, taro aja kamar loe tutupin pake
selimut, kelonin kalo tidur. Lagian gue aja bawa mobil gak ada yang
komplain.” Kata Ify
“Yee, loe kan beda komplek ama Kak Shilla. Udah Ayo kek anterin” Kata Deva.
“Iya-iya. Cepet naek” Kata Ify yang langsung menstarter jazz silvernya.
***
“Loe mau kemana Fy pagi-pagi bawa mobil?” Tanya Cakka dari luar mobil Ify.
“Ohh, gue mau jogging” Kata Ify
“Otak loe dipinjem einstein ya Fy? Jogging kok bawa mobil.” Kata Alvin
“Weitss dah mantep amat tak si Ipy ampe dipinjem einstein, kira mau diapain ya?” Kata Rio gak penting
“Mau dilelang Kak” Kata Ray.
“Terus Aja ledekkin orang yang namanya Ipy lagi pemotretan sih ama JB” sindir Ify.
“Najong loe Fy, ngambek tapi masih ada narsis” Kata Alvin
“Bodo yang penting gue cantik” kata Ify
“GAKK NYAMBUNGGG” Koor anak-anak d’Cavrionz + Ray Deva.
“Hahaha, udah ah gue jalan bisa gak nyampe-nyampe nih.” Kata Ify.
“Hati-Hati Fy” Pesan Rio.
“Slow Aje kak” kata Deva
“Sippo”
***
Ify
melangkahkan kakinya memasuki rumah bercat dinding kuning pucat dan
menekan bel didekat pintu. Tak lama kemudian keluarlah sosok sang Tuan
rumah yang tak lain adalah Shilla yang juga telah siap untuk jogging
sama sepertinya.
“Eh Ify, ayo masuk” kata Shilla sambil mengesampingkan tubuhnya membiarkan Ify masuk.
“Sipp, Obiet mana?” Tanya Ify.
“Belum bangun” Kata Shilla enteng.
“Hah? Belum bangun? Kemaren janji ikut sekalian basket, sekarang belum bangun?” Kata Ify.
“Weitss,
calm down mba. Thu anak kalo hari minggu bangunnya siang. Males gue
banguninnya. Dijamin susah. Loe aja dah” Tawar Shilla.
“Okeh, biar gue bangunin, kamarnya sebelah mana?” Tanya Ify.
“Paling
Pojok yang ada tulisan ‘OBIET’S ZONE’. Terserah loe bangunin dengan
cara apa aja. Asal jangan loe bekep mukanya. Bisa mokat adek gue” Kata
Shilla.
“Ya Gaklah. Loe gila kalo adek loe mokat gimana nasib d’Bieterz? #PLAKK# loe pikir gue gila?” Kata Ify.
“Loe gak gila. Cuma kewarasan loe udah gak ada” Kata Shilla
“Rese Loe, gue keatas yah?”
Shilla hanya mengangguk. Ify segera menaiki tangga menuju kamar Obiet dilantai 2.
Kini Ify telah berdiri didepan pintu bertuliskan ‘Obiet’S Zone’ seperti apa yang dibilang Shilla.
‘Ini kamarnya? Masuk ajalah.’ Bathin Ify.
Ify
pun membuka pintu kamar bertuliskan Obiet’s Zone. Tersebarlah wangi
aroma teraphy dari pengharum ruangan dikamar tersebut. Ify melangkahkan
kakinya masuk ke kamar Obiet. Setiap pandangan Ify selalu tersapu dengan
berbagai macam bentuk pernak-penik basket seperti Poster, Pajangan,
Ring Basket kecil, Jam Dinding berbentuk bola basket, Stiker-Stiker
keluaran MBA, Baju Basket bertuliskan “Obiet” Komik-komik Slamdunk dan
juga kaset game tentang basket, Koleksi Video tentang pertandingan liga
baske, Bahkan Bed Cover tempat dimana Obiet sedang terlelap pun
menggambarkan lambang Club Basket Terbaik di Amerika.
“Waw,
mantap. Maniak basket ni anak” gumam Ify. “BTW, kamarnya rapi amat buat
ukuran cowok. Beda ama Deva yang udah kayak kena gempa 15 SR *lebbay*”
Gumamnya lagi.
Ifypun melangkahkan kakinya menuju tempat tidur dimana Obiet tengah tidur tanpa dosa (-.-)
“Biet, bangun Biet” Ucap Ify lembut sambil menggoyangkan bahu Obiet.
“Ngantuk” Lirih Obiet
“Yee, ini udah siang. Loe janji hari ini mau olahraga ama gue” Kata Ify setengah kesal.
“Aduh, kak Shilla, suara loe kok jadi cempreng kayak Kak Ify?” Lirih obiet lagi sambil menutupi kupingnya dengan guling.
Emosi Ify naik.
“Siaul
ni bocah, suara emas gue dibilang cempreng” Gumam Ify (-.-). Ify lalu
mengedarkan pandangannya keseluruh kamar dan berhenti disatu titik.
Yaitu kamar mandi. Tiba-tiba setan dihati Ify bernyanyi dengan riangnya.
Ify pun bangkit dan berjalan kearah kamar mandi lalu mengambil segayung
air. Ify menari napas dalam-dalam “Bismillahhirrohmannirrohim”
“BANJIRRRRRRRR!!!!!!!!!!!!!!!” teriak Ify *gaknyante*
BYURRRR
“HUAA, TOLONGGG, GUE TENGGELEM, TOLONGG..” kata Obiet yang tiba-tiba langsung bangun trus lari-lari gak jelas dikamarnya (-.-)
“HADUHH
MATI GUE KELELEP, ADUH MAMA, KAK SHILLA, KELELEP ME, KELELEP ME, EH
SALAH HELP ME MAKSUDNYA, HELP MEEEE... (-.-)” Kata Obiet heboh.
“Eh
tapiii” Seketika Obiet berhenti berlari dan berpikir “Kok Kering?”
Tanya Obiet Polos (-.-). Lalu Obiet mengarahkan pandangan kepada Ify
yang udah ngakak parah dipinggir tempat tidurnya sampe guling-guling,
jungkir balik, salto (??) #abaikan# Serta kepada Kakaknya Shilla dan
mamanya yang ada didekat pintu karena baru datang dengan tatapan cengo
kearah Obiet.
“Kenapa Biet?” Tanya mamanya.
Obiet Diam.
“Biet?” Panggil Shilla.
“Kok
kering? Tadi gue berasa kelelep” kata Obiet yang lalu mengarahkan
pandangan ke Kaos yang digunakannya. “Lah Kok basah baju gue? Masa gue
ileran segini banyak? (-.-)” Tanya Obiet Oot.
Tante Mia dan Shilla saling pandang. Ify?
Ify
malah ngakak makin parah karena ngeliat kelakuan Obiet. Kali ini bukan
hanya jatuh-jatuh mukul lantai tapi juga loncat-loncat, gantung diri
(??) *ehh gak deng, dasar penulis Oot* Obiet mengarahkan pandangan
kearah Ify.
“Pasti kerjaan loe ya kak?” Tanya Obiet.
Ify nyengir “pissss, Biet” kata Ify sambil mengVkan jarinya.
“KAK IFYYYYYYYYYYYYYYYY!!!” Obiet murkadan langsung mengejar Ify yang sudah bangkit dari duduknya keliling kamar.
“Huaaaaaa, somebody please help me.!!” Kata Ify yang langsung bersembunyi dibelakang tante Mia.
“Misi Mah, Sini loe kak, greget gue” Kata Obiet sambil berusaha menarik Ify.
“Ihh sapa suruh tidur kayak kebo. Dah tau mau lari pagi” Balas Ify.
“Ahh
rese loe pake acara nyiram gue segala. Kak Shilla aja gak pernah. Deva
gila gara-gara punya kakak kayak loe kali ya?” Kata Obiet
“Kan terobosan baru” Kata Ify enteng. “Lagian Deva gila mah dari Orok jangan salahin gue” Kata Ify lagi.
“Eh, udah-udah. Obiet sana mandi katanya mau olahraga nanti keburu panas” Kata tante Mia menengahi.
Obiet manyun “rese loe!” Kata Obiet yang lalu melangkahkan kakinya kekamar mandi.
***
“Capek juga, istirahat dulu yuk” Ajak Alvin yang sepertinya kelelah sehabis jogging.
“Nyookkkk” koor yang lain, yang langsung memilih duduk dibawah pohon samping lapangan basket.
“Ada yang bawa kaca gak?” Kata Cakka tiba-tiba.
“Hahh? Buat apaan?” Tanya Deva
“Ya buat ngacalah masa buat gue makan” Kata Cakka.
“Kali aja Cak, loe kan kuda lumping *peace CL*” Kata Rio.
“Nyeh, gue kuda lumpingnya, elo setannnya yang nyambet” Kata Cakka.
“Lagian mana ada sih orang Jogging bawa Kaca?” Kata Alvin.
“Gue bawa” Kata Ray yang dari tadi diam.
“Hahh, buat apa Ray loe bawa-bawa gituan? Tanya Rio.
“Yah, buat mengecek takutnya saat gue tadi lari beberapa rambut indah gue terjadi pergeseran dari tempatnya” Kata Ray (-.-)
“Ett dah, adek loe emang soulmate gue banget dah Yo.” Kata Cakka.
“Ray, adek loe bukan sih kak?” Tanya Deva
“Vin, dia adek gue bukan?” Tanya Rio pada Alvin (-.-)
“Nyeh, gak ada yang waras disini” Kata Deva.
“Gue masih kok Dev, santai Aja” Kata Alvin sambil merangkul Deva.
“Weitts dah Koh, gak pake ngerangkul ya. Aku ganteng Kokoh Cakep yang ada kita disangka MaHo Koh” Kata Deva.
“Oh No. Cukup ama Rio aja Gue, gak pake elo” kata Alvin
“Kak Alvin ternyata loe ada maen ya ama kakak gue?” kata Ray lebay.
“Oh, ternyata Alvin setia padaku” Kata Rio (-.-)
“Apa?? Ternyata selama ini kau selingkuh dibelakangku Alvin?” Kata Cakka histeris plus didramatisir (-.-)
“Woyy,
jangan gue dong, kasian Alvinozsta #PLAKK# Jangan buka kartu aku donk
sayang *gubrakkk*” Kata Alvin sambil menyolek dagu Rio.
“Eh, Pin, gak pake colek-colek yee..” Kata Rio bergidik.
“Ya ampun kakak gue gak laku ama cewek, jadi stress malah mainnya ama Kak Alvin” Kata Ray sambil menepuk-nepuk jidatnya.
“Para pembaca sekalian, anak baik jangan dicontoh ya #PLAKK#” Pesan Deva.
***
Matahari
sudah benar-benar menunjukkan wajah sumringahnya untuk penduduk bumi.
Sudah hampir 2 jam Ify, Shilla dan Obiet berkeliling komplek untuk lari
pagi. Kini mereka tengah meluruskan kaki mereka dipinggir lapangan
basket dekat Rumah Shilla.
“Capekkkkk” Keluh Shilla sambil mengusap dahinya.
“Baru sebentar kali Shill” Tanggap Ify.
“Nyeh, loe kelewat semangat dudul” Kata Shilla
“Bodo”
Kata Ify sambil melirik Obiet. “Weits muka loe kucel amat sih, Basket
yuk?” Ajak Ify sambil menunjuk Bola basket di tangan kanannya.
Wajah Obiet langsung sumringah
“Terang tuh muka” cibir Shilla.
Obiet nyengir dan langsung berdiri melangkahkan kakinya ketengah lapangan basket sambil mendribble bola.
Ify dan Shilla juga turut berdiri.
“Gue haus nih, mana gak ada tukang jualan minum lewat. Gue pulang dulu yah buat ngambil minum untuk kita.” Kata Shilla.
“Oke”
Kata Ify singkat karena sedang memperhatikan permainan basket dari
mendribble, melay-up, mengshoot, merebound shootannya sendiri. Semua
sebenarnya dilakukan dengan baik. Akan tetapi seperti terlihat bernafsu
dan dilakukan sedikit kasar. Akhirnya Ify melangkahkan kakinya ketengah
lapangan basket dan merebound shoot an Obiet.
“Loe suka basket kan?” tanya Ify, namun kali ini dengan ekspresi datar tanpa ada pancaran kehangatan dari matanya seperti biasa.
Obiet terdiam merasa aneh.
“Loe suka tapi sayangnya loe salah” Kata Ify lagi.
Obiet masih terdiam.
“Loe lampiasin semuanya di suatu lingkup yang loe suka” Kata Ify
“Maksud loe Kak?” Kata Obiet yang akhirnya angkat bicara akan sikap Ify.
“Apa melalui kesukaan loe, loe lampiasin semua amarah loe?” Tanya Ify dengan tatapan tajam memandang Obiet.
Obiet
terdiam, kaget ditanya seperti itudan agak jiper karena dipandang
seperti itu. Dan seperti baru menyadari akan sikapnya, Obiet hanya mampu
bicara “Loe ngomong apa sih?”
Ify menatur nafasnya yang terlihat
berantakan karena menahan emosi “Gue tanya, Apa dengan ini loe lampiasin
semuanya, Semua emosi, rasa gengsi dan ketertekanan batin untuk
terlihat tegar atas seluruh kehidupan yang loe jalanin?” Kata Ify tegas
“So? Apa peduli loe? This’s my life. That’s All nothing to do with you” Kata Obiet dengan nada tinggi.
“Loe
tanya peduli gue? Apa loe gak sadar? Apa karena seluruh sikap loe yang
kaya gitu udah ngebuat loe MATI RASA terhadap lingkungan sekitar?” Ucap
Ify sinis dengan setiap penekan terhadap kata-katanya namun tetap
terlihat tenang. “Oke, loe nanya dan gue jawab pertanyaan loe. Gue Cuma
mau netralin semua yang ada dihadapan gue, dan jangan pernah loe pikir
gue ngasihanin loe karena keluarga loe dan Shilla...” kata-kata Ify
terputus dengan bentakkan Obiet.
“Cukup, Loe gak berhak ikut campur!” Kata Obiet tegas.
“So?
What’s wrong boy? Hmm? Loe Cuma takut lanjutan dari setiap kata-kata
gue Cuma akan memperlihatkan kerapuhan dari sebuah karang yang selalu
tegar, Iya kan?” Kata Ify.
“Apa mau loe?” Kata Obiet menantang.
Ify
menunduk, memejamkan matanya dan menghela nafas panjang untuk meredam
emosinya. Lalu Ify berjalan kearah Obiet lalu memandang mata Obiet bukan
dengan tatapan sinis melainkan tatapn lembut, hangat bersahabat seperti
biasa. Obiet terkesiap.
“Mau gue? Tolong jangan anggep gue orang
asing, jangan anggep Shilla dan nyokap loe orang lain. Berbagi kerapuhan
loe sama mereka. Andai loe tau, sikap dingin loe Cuma menimbulkan rasa
bersalah dari nyokap loe dan kekhawatiran dari Shilla. Tapi kalo emang
loe ragu, takut mereka juga rapuh sama seperti loe. Tolong lampiasin aja
semua ke gue. Anggap gue sebagai hati loe, temapt loe menyimpan
perasaan gelisah loe. Gak selamanya kerapuhan bisa ditutupi oleh
ketegaran yang hanya berujung diam.” Kata Ify dengan pelan dan lembut,
namun tidak megurangi ketegasan dari setiap kata yang diucapkannya yang
terdengar seperti lecutan ditelinga Obiet. Ify pun melempar dengan asal
bola basket ditangannya. Lalu berjalan kepinggir lapangan untuk
menenangkan emosinya saat itu. Obiet sendiri masih terpaku ditengah
lapangan, mencoba mencerna kata-kata yang dilontarkan Ify barusan.
Setelah beberapa menit berlalu akhirnya Obiet memutuskan untuk menghampiri Ify dan bermaksud meminta maaf.
“Kak?” Panggil Obiet pada Ify yang tengah membenamkan kepalanya diantara kedua lututnya.
“Kak?” Panggil Obiet lagi.
“Hmmm?” Jawab Ify sambil mengangkat kepalanya.
“Maaf!” Kata Obiet singkat, tapi mewakili perasaan bersalahnya kali ini.
“Buat?”
“Yang tadi” Jawab Obiet.
Ify mengerutkan keningnya “Kayaknya semua baik-baik aja” Kata Ify.
“Kak loe maafin gue gak?” Kata Obiet rada kesal.
“Emang gue marah sama loe?” Tanya Ify balik.
“Kak gue serius!” Kata Obiet tegas
“Loe gak salah sama gue, loe salah tuh sama Nyokap loe dan kakak loe. So, minta maaf sama mereka” Kata Ify.
“Capek gue” kata Obiet
“Sama” Kata Ify enteng
“Kak,
intinya sekarang gue minta maaf ama elo. Dan gue sepertinya masih takut
kalo sama nyokap dan kak Shilla. Jadi lebih baik, loe yang jadi hati
gue” Kata Obiet sambil memandang lurus kedepan.
Ify menoleh kearah Obiet “Gue suka kata-kata loe”
“Gue juga suka kata-kata loe tadi, ngutip dari buku apa loe?” Kata Obiet.
“Enak aja. Original punya gue tuh. Ify gitu loh” Kata Ify Sombong.
“Nyeh, hydrocephalus loe Kak” Kata Obiet. “Maen yuk” Kata Obiet sambil menunjuk bola basket ditangannya.
“Sippo”
Akhirnya
mereka bermain Baskt dengan cerianya. Yah seperti biasa sesekali
bercanda *erorr bahasaku -.-* Permainan Obiet pun membaik karena
terkendali tidak seperti sebelumnya. Mereka bermain hingga tidak sadar
jika Shilla telah kembali membawa air mineral dengan tatapan heran
melihat adiknya tertawa lepas/
***
BRAAKKK!!
“Astaga!”
“Gue ganteng”
“Gue cakep sangat cakep”
“Gue Imut”
“Messi kembaran gue”
Terjadilah latah berjamaah (-.-) diruang tamu rumah Ify-Deva
“Ya Ampun Kak Ipyy, loe masuk ngetok kek, ngebel kek, salam kek , maen banting pintu aja” Cerocos Deva.
Ify
nyengir “Gue Ify, Depa. Sorry deh lagian gue kecapean, lagi ada-ada aja
loe pada latah berjamaah gitu” keluh Ify sambil melirik d’Cavrionz +
Ray – Deva *kayak matematika tambah kurang (-.-)* yang asik sedang
menonton film 2012. “Mana make narsis lagi, ckckck”
“Yee, gue latah jujur kali” Celetuk Cakka.
“Woooo!” koor yang lain sambil noyor Cakka
“Loe darimana? Katanya lari pagi, jam 8 malem baru pulang!” selidik Deva.
“Lari paginya ke Bali sih Dev” Kata Alvin
“Kakek
loe hansip, lari pagi doang aja ke Bali, loe pikir apaan? Abis lari
pagi gue maen basket dulu. Udah gitu gue jalan-jalan dulu tadi ketoko
buku ama Time Zone bareng Obiet, temen loe” Jawab Ify sambil mengingat
saat bermain di Time Zone seperti pertarungan hidup mati karena Obiet
seorang gamer.
“DEMI APA LOE KAK?” Kata Ray-Deva histeris.
“Weitss dah santai aja kali” Kata Ify
Sementara Rio, Cakka, Alvin Cuma anteng aja mendengar kelanjutan cerita.
“Obiet Panggrahito?”
“Yang ngomongnya pelit?”
“Adeknya Kak Shilla?”
“Temen gue ama Deva?”
“Yang mukanya gak ada ekspresi itu?”
“Orang yang........” Opini Ray-Deva yang saling bersautan terpotong oleh teriakan Ify.
“STOPPP!!! Iya”
“Ett dah si Ipy malah Pedhopil nih, hahaha” Kata Rio
“Itu Alvin apa Obiet” Celetuk Cakka
BUGGGHHH
Cakka
sayang, Cakka Malang (-.-). Sebuah bantal sofa melayang mengenai muka
Cakka. Siapa pelakunya? Yapp, anda betul saudara-saudara, yaitu ALVIN
JONATHAN! :p
“Kodok malang, rese loe” Kata Cakka yang langsung manyun 2 x 1 meter *emang kuburan??*
“Loe duluan sih” Kata Alvin enteng.
Yang lain hanya menahan tawa melihat penderitaan Cakka (-.-)
“Kok bisa sih loe jalan ama orang kayak gitu?” Tanya Deva Back to the topic.
“In this world. Nothing is Impossible, Dev” Kata Ify.
“Pake ajian apa loe kak?” kali ini Ray yang bertanya.
“Ajian wedhus gembel cari jodoh *jadi kangen mbah marijan #PLAKKK#*” kata Ify asal.
“Jiah, gue nanya serius” Kata Ray.
“Tanya
ama kakak loe deh, Ini sama kayak loe berdua dulu kok” KataIfy melirik
AlvRio “gue capek mau tidur” Kata Ify sambil melangkah menuju tangga
untuk kelantai 2 menuju kamarnya.
Deva dan Ray hanya menggedikan bahu.
“Fy, besok pagi jangan kesiangan” Pesan Rio
“Sippo pak Ketos!”
***
Ify
merebahkan tubuhnya kekasur miliknya yang bernuansa biru langit. Baru
saja ingin memejamkan mata. I-Phone miliknya bergetar manandakan SMS
masuk.
1 New Message
Ify menekan tombol “Open” unuk membaca pesan tersebut.
___________________________________________
From : d’V-miLe ViaZizah Bawel My BFF* *panjang amat nama kontaknya?*
-----------------------------------------------------------------
Ifyy, cantik. Besok bareng ya?
Bokap lagi keluar kota nih.
Supir Pulang kampung.
Keke ngambek gak mau naik angkot,
Karena dandanan yang loe ciptain... ^^
Ify tersenyum mengingat dandanan ‘ajaib’ yang dia usulkan. Ify pun menekan tombol pilihan “Reply”
___________________________________________
To : d’V-miLe ViaZizah Bawel My BFF*
-----------------------------------------------------------------
Oke Sist. Pagian Ya. Jam 6. Don’t be Late! :P
Kemudian Ify menekan tombol “Send” lalu meletakkan I-Phone di meja sebelah tempat tidurnya, dan langsung terlelap.
gimana? gimana? jelek ya?
tuh kan, pasti part ini aneh deh :(
maaf, penulis ngetiknya ngebut part 3 & 4 biar bisa penuhin janji..
jangan lupa koment part ini ya dan juga like...
part 4 langsung kupost hari ini,,
jangan lupa koment juga yaaaaa...
Cheers (;!!!
Trisil {}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar