Gomenasai Anime Smiley trisillumination: That's All Cause Ify Part 35a

Selasa, 25 Desember 2012

That's All Cause Ify Part 35a


***

Gemuruh riuh dari pendukung sekolah sekolah yang akan bertanding basket hari ini memenuhi Lapangan basket indoor SMA Cagvairs. Bangku tribun dari deretan bawah sampai atas sudah ramai oleh para supporter yang membawa alat-alat untuk mendukung serta banyaknya umbul-umbul untuk mendukung para pemain yang bertanding. Kalimat junjungan sportifitas terlihat di sekeliling lapangan. Team Varaway Cagvairs pun tengah briefing akhir bersama Pembina mereka. Pak Dave.
“Masih seperti kemarin. Tapi untuk kali ini saya lebih tegas lagi. Saya ingin kalian tetap profesional, apapun masalah kalian secara individu masing-masing saya harap semua bisa dilupakan terlebih dahulu. Ingat basket adalah permainan team bukan individu. Mengerti?” Tegas Pak Dave.
“Mengerti Pak” Koor Team.
Pak Dave mengangguk. “Saya harap itu bukan hanya ucapan dari mulut kalian. Dan ingat, kita melawan Overcrozz sekarang. Jangan terpancing emosi, bagaimanapun permainannya. Nikmatilah pertandingan ini, walau Cuma pertandingan persahabatan tapi ini sebagai tolak ukur perebutan gelar MVP nasional. Paham?”
“Baik Pakk”
“Oke, sekarang kalian boleh berunding masing-masing. Rio, Ify. Tolong atur team kialian masing-masing.” Titah Pak Dave yang kemudian menjauhi mereka.
“Baik Pak” Jawab Rio-Ify.

Team Varaway Putra.
Rio memecah sebagian konsentrasinya untuk memperhatikan Ify yang tengah memberikan pengarahan untuk rekan se-team-nya. Biasa! Wajah itu tidak menunjukkan ekspresi apapun, seolah tidak terjadi apa-apa. Apa benar kisah kemarin hanya main-main biasa? Atau mungkin tak pernah ada?
Rio menggeleng, bukan saatnya memikirkan hal itu. Saat ini Varawaylah yang seharusnya dipikirannya bukan yang lain!. Akhirnya Rio mulai memberikan pengarahan kepada teman satu team nya. Alvin, Obiet, Ozy, Cakka dan Debo yang ikut turun menggantikan Gabriel.

Team Varaway Putri
“Kita ubah posisi. Gue dibelakang sama Vio. Dan elo Ag, sama Sisi, Cya dan Fierdha didepan. Kita pake dua strategi sekaligus. Dan Ag, elo pake handcaptain punya gue. Kita...”
“Tapi Fy, elo kaptennya, Lagian gue gak bisa ngatur strategi kayak se spontanitas elo” Tolak Agni melupakan sejenak permasalahan mereka.
Ify menggeleng. “Itu Cuma simbol Ag, Bakal repot nantinya kalo gue pake itu. Gue akan susah ngasih kode ke kalian. Elo pake dan kalian semua tetap perhatiin kode dari gue. Yang didepan nyerang terus-terusan aja Tapi jangan begitu ngabisin tenaga. Gue dibelakang posisi bertahan seperti biasa. Penguluran waktu aja. Ngerti?”
Agni terpaksa menerima handcaptain yang diulurkan Ify. Karena hanya akan memakan waktu jika berdebat dengan Ify.

“SHILLLAAAA” Koor team Cheers Cagvairs terutama komplotan Dea dkk kompak heboh begitu melihat sosok cantik Shilla muncul diambang pintu Lapangan indoor sambil celingak-celinguk mencari teman-temannya.
Mendengar panggilan atau lebih tepatnya teriakan teman-temannya, Shilla hanya tersenyum dan melambaikan tangan ke arah mereka dan berjalan menghampiri.

Bukan hanya Shilla yang menoleh, Team varaway yang tengah briefing dan beberapa supporter lain yang duduk didekat tribun pemain juga menoleh. Termasuk Rio dan Ify.
Ify hanya memandang Shilla sekilas, spontan dia memutar pandangannya ke arah Rio, yang ternyata sedang melihat kearah Shilla. Ify terdiam. Mendadak Rio juga memutar pandangan kearahnya. Pandangan mereka bertemu. Sadar bukan waktunya untuk memikirkan masalah pribadi Ify langsung mengalihkan pandangan kearah Teamnya lagi.
“Udah gue rasa itu aja. Kalian boleh pemanasan masing-masing” Perintah Ify yang langsung meninggalkan tempat. Tepatnya menghindari Rio.

Rio hanya menghela nafas berat. ‘Be a Professional Yo, Ify juga pasti lagi begitu’ Bathin Rio menyemangati.
“Loe kenapa Bro?” Tanya Alvin menepuk pundak Rio setelah sempat melihat adegan tatap-tapan Rio dan Ify.
“Professional Yo, gue tau masalah loe bisa selesai setelah ini” Ucap Cakka yang mengerti.
Rio hanya menggedikkan bahunya. “Feeling gue gak begitu” Ucap Rio sambil melangkah pergi.

***

PRRRITTTTTTTTTTT......
Peluit panjang tanda mulainya pertandingan Varaway Putri VS OverCross Putri. Jump Ball langsung diambil oleh Agni yang langsung memulai penyerangan. Sorak-sorai penyemangat dari dua kubu team makin memanaskan suasana. Bagai pasangan emas (berasa nonton tsubasa ._.) Agni dan Sisi kompak saling mengoper satu sama lain, hingga akhirnya Agni berlari keperbatasan three point dan mulai mengira-ngira tenaga saat melemparkan bola kearah Ring. Dan... Masuk! 3 – 0 Untuk Varaway dan Cagvairs.

“CAGVAIRS... VARAWAY... AGNII..” Supporter dari kubu Cagvairs makin bersemangat.
“Mantep gak tuh cewek gue” Ucap Cakka membanggakan.
“Sorry Kka, gue masih pegang Ify untuk kedepannya” Sela Debo.
“Yee, dia kan kapten” Cibir Cakka.
“Iyasih, tapi kok handcaptainnya sama Agni” Ucap Rio.
Cakka memperhatikan tangan Agni yang sedang memblok pertahanan lawan. “Iya ya” Tanya Cakka bingung.
“Kayaknya Cuma sebagian dari strategi, liat deh Agni sekarang yang mulai kerepotan. Karena semua pemain pada ngrubungin dia. Sedangkan Ify bebas ngatur yang lain.” Ucap Alvin seakan membaca permainan.
“Gak ada matinya cewek loe Yo” Ledek Cakka.
Rio hanya tersenyum simpul.
“Kak Rio sama Kak Ify jadian?” Sela Obiet.
Rio menggedikan bahunya tanpa menjawab.
“Tapi kalo kayak gini terus yang ada Agni yang cedera nanti” Ucap Gabriel yang juga ada ditengah team.
“Kok gitu Yel?” Tanya Ozy.
“Walaupun cewek, mereka lumayan grasak-grusuk. Gue yakin Ify minta tukeran posisi sama Agni bukan Cuma buat ngatur posisi.” Jawab Gabriel.
“Bener. Apalagi mereka pake dua posisi kayak gitu sekaligus. 4 penyerang 2 bertahan.” Lanjut Alvin.
“Untuk memperpanjang umur mungkin” Ucap Debo.
Semua langsung menoleh kearah Debo.
“Maksudnya?” Tanya Ozy.
“Ify jago dalam hal strategi yang spontanitas dilapangan dan Agni jago bergerak reflek dilapangan dengan beladiri yang dipelajarinya. Ify diposisi bertahan dan Agni penyerang. Dengan tukar posisi penempatan kapten yang jadi Agni sekaligus penyerang. Lawan pasti bakal ngegencet Agni terus. Tapi gue rasa itu gak akan masalah karena emang Agni lumayan gesit dalam main dilapangan. Dan kalo Ify tetap diposisi kapten, udah pasti dia cedera dari awal. Lagipula Ify pasti juga gak bebas ngasih instruksi ke yang lain kalo dia digencet sama lawan.” Jelas Debo.
Yang lain hanya bisa mengangguk.
“Pantes banget disebut memperpanjang umur. Mereka bisa ngumpulin poin gila-gilaan dalam babak pertama sebelum cedera satu team. Dan strategi itu bisa ngobrak-ngabrik emosi lawan ditempat.” Ucap Obiet sambil menunjuk permainan yang sudah menunjukkan skor  65 – 37. Kemenangan untuk Varaway.
“Gila! Scorenya udah kayak stopwatch cepet banget” Gumam Cakka.
Tiba-tiba Agni terjatuh karena tersengkat salah satu kaki pemain lawan. “Shit! Mainnya pada kasar banget sih” Umpat Agni.
“Ag” Ucap Ify sambil mengulurkan tangannya.
Agni menerima uluran tangan Ify.
“Loe gak papa?” Tanya Ify cemas.
“Santai Fy, tadi gue sempet lompat jadi gak kena tulang kering gue. Paling tangan gue rada pedes gara-gara nahan berat badan. Mereka main dorong-dorongan. Ngeselin banget sih” Cerocos Agni.
 “Udah-udah loe cool down Ag. 10 Menit lagi berakhir. Babak kedua kita tukeran. Loe dari tadi udah diincer parah. Tahan ya” Ucap Ify menenangkan.
“Lo mau jadi perkedel apa kalo loe diposisi kapten pasti pada nyerang loe Fy” Gantian Agni khawatir.
Semua pemain mulai mengelilingi Agni dan Ify.
“Kita omongin nanti. Ayo main lagi”

Berhubung kaki Agni tidak apa-apa. Maka tidak dianggap kesalahan serius, hanya ada sedikit peringatan untuk para pemain.

“Heuuu, apa tuh, Cewek gue jatoh juga” Protes Cakka.
“Agni lompat juga ketara Kka tadi, masih bagus bukan Agni dituduh Akting jatoh” Ucap Gabriel.
“Untung Agni gerak cepet. Kalo gak abis tuh kakinya.” Keluh Debo
“Cewek gueee” Ucap Cakka GR
“Gue muji Agni bukan elo” Toyor Debo.
Cakka Manyun.

PRITTTTTTTTTTTTTTTTTTT........ Peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan babak pertama Basket Putri. Dimenangkan Oleh Varaway dari Cagvairs dengan score 82 – 45.

“Kereennn semuaaa” Puji Debo.
Team Varaway Putri hanya nyengir sambil mengelap keringat mereka dengan handuk-handuk kecil yang diberikan oleh teman mereka.
“Loe semua juga gak boleh kalah ya” Ucap Fierdha.
“Beres” Jawab Cakka.
“Mana Ag?” Tanya Ify.
“Loe gila, jadi dendeng loe” Ucap Agni.
“Loe pikir loe gak bisa jadi perkedel apa ama mereka. Mana handcaptennya” Pinta Ify.
“Gak mau”
“Ag, didaftar nama gue yang tertera. Masa ia gue numbalin loe?” Keluh Ify.
“Walaupun gue jadi tumbal, gue punya skill ini buat nentang. Udah kita tetap sama posisi tadi.” Ucap Agni.
“Gak, posisi tadi udah kebaca sama team lawan. Kita posisi sama sekarang, didepan tapi gue bertahan dan loe nyerang saat gue kasih kode nyerang. Mana handcaptennya biar gue yang pake dan saat gue di blok, loe serang gila-gilaan kayak tadi” Ucap Ify.
“Terlalu beresiko Fy” Cegah Gabriel.
“Gak juga, emosi mereka udah berantakan Yel. Gak akan bisa langsung spontan mikir ulang kalo kita silang posisi” Bantah Ify.
“Bener Ag, ada kemungkinan bener. Handcaptain dipegang Ify loe tetap main kayak tadi. Dan loe bebas pastinya.” Ucap Debo.
“Tapi resikonya kak...”
“Ify bertahan walau ditempat penyerangkan ? Bakal lebih mudah dibanding dipake elo Ag yang kesana kemari” Jelas Debo.
Agni berpikir. Lalu menyerahkan kembali handcaptain Ify. “Loe pake, inget harus hati-hati !” Ucap Agni mewanti-wanti.
Ify nyengir. “Sippo”

“Kita sendiri nanti pake tukeran kapten gak?” Tanya Cakka.
“Gak, tetap gue. Gila kali gue ngorbanin loe pada. Mau loe jago berantem kayak gimana juga” Ucap Rio.
“Yang tadi beda kasus ya Yo” Celetuk Agni secara tidak langsung membela Ify.
Rio hanya tersenyum miring yang sangat jelas ditujukkan kearah Ify.
Ify langsung pura-pura meminum minumannya untuk menghilangkan sesak yang menghimpit paru-parunya.
“Gak ada yang bertahan. Kita pakai posisi yang waktu itu gue jelasin dilatihan awal.” Ucap Rio.
Semua mengangguk paham.

“Untuk semua pemain Basket Putra bertanding selanjutnya Varaway dan OverCross segera memasuki lapangan” Pengumuman dari pengeras suara membuat diskusi Rio dkk berhenti.

“Good Luck loe semua”
Para Varaway Putra hanya membalas dengan senyuman simpul bersama.

Mendadak suasana hingar bingar menjadi semakin panas ketika para pemain basket putra memasuki lapangan. Bukan hanya modal baju basket yang melekat ditubuh masing-masing tetapi face rupawan dan pastinya sudah dikenal jago basket di sekolah masing-masing membuat nama mereka tidak lewat untuk dielu-elukan.
“Bisa budek nih gue kalo gini terus” keluh Alvin.
“Mereka sarapan apa sih, semangat banget” Lanjut Cakka.
“Atur posisi semua” Perintah Rio.
Tanpa membantah mereka langsung menurut.

PRITTTTTTTTTTTTTTTTTT... Babak pertama basket putra dimulai. Bola dilempar keatas.. dan team OverCross yang menguasai permainan. Vawaray Putra lengkap dengan wajah cool masing-masing masih santai dalam posisi masing-masing. Membuat suasana makin panas dengan teriakan-teriakan seisi tribun.

“Baru mulai udah mancing. Si Rio songong amat” Komentar Ify.
“Gitu-gitu pangeran loe” Bisik Sivia sambil terkikik geli disamping Ify.
“Loe liat tuh Prince Charming loe, mukanya ngeselin abis” Balas Ify.
“Tapi ganteng tau kalo lagi begitu” Ucap Sivia.
“Ngekk”
“Gue rasa si Rio dkk kelewat freak ya sama tampang mereka. Kena bola basket nyaho tuh” Ucap Vio teman satu team Ify.
Ify dan Sivia hanya tertawa mendengar sumpahan teman mereka.

“Raa.. gue meleleh deh liat Rio begitu” Ucap Dea.
“Heuuu, loe enak. Gabriel gak main nih” Zahra manyun.
“Alvin walau mukanya sengak gitu makin ganteng yaaa” Ucap Zevana.
“Cakka tuh Cakkaaa, aaaaa mainin rambutnyaa. Bieber abis deh” Ucap Angel.
“Eh, Shilla, Acha, Agni” Ucap Zahra cepat sambil menyikut Dea, Zevana dan Angel.

Sampai score 0 – 12 dengan kemenangan di Over Cross. Rio dkk masih bermain santai, membuat para supporter menjadi gerah sendiri dan berteriak membuat suasana makin riuh.
Merasa diremehkan atas perlakuan Varaway, Over Cross mulai gila-gilaan untuk membombardir Ring Varaway. Serangan dimulai dengan masuknya Three Point selanjutnya untuk team OverCross.
“Vin, mereka udah panas. Mulai atur posisi sebenarnya” Bisik Rio cepat kearah Alvin yang didekatnya, membuat Alvin langsung memberi kode ke yang lain. Varaway langsung menempatkan diri masing-masing dengan berpindah tempat secara cepat dan spontan. Hal yang membuat Over Cross langsung stuck ditempat dan terdengar umpatan kecil dari mulut mereka.
Bola ditangan Varaway, Dimulai dari Debo yang melempar pada Obiet langsung ke Ozy lalu berpindah ke Alvin. Dan Alvin langsung melempar pada Obiet yang sudah berlari kedekat garis three point bukan pada Rio yang dijaga ketat di dekat Ring. Dengan santainya dilemparkan bola oleh Obiet kearah Ring dan... MASUK!
3 -15 Untuk Varaway dan Over Cross.
“Lanjutin!” Ucap Debo yang kali ini memberi instruksi dan dijaga ketat langsung.

Ify tersenyum simpul melihat strategi permainan yang dilakukan Rio dan kawan-kawan. Teringat sesuatu akan memorinya.

FLASH BACK ON

“Bisa gak sih loe kalo ngajarin strategi yang gampangan dikit?! Loe pikir gak butuh waktu apa buat nyusunnya” Ucap Ify kesal.
“Otak loe gak nyampe sih. Makanya kompak Non!” Ledek Rio balik.
“Kompak kalo ribet gitu masa masih dipaksain” Ucap Ify gak mau kalah.
“Makanya belajar” Ucap Rio.
“Gak mau. Strategi apaan juga tuh, bikin terbang orang diawal, akhirnya dijatuhin juga. Mana muka loe pada sengak-sengak lagi” Balas Ify.
“Bedain Cool sama sengak ya!” Ucap Rio tidak terima.
“Iya! Cool, Sengak dan Ngeselin. Beda Tipis!” Balas Ify.
“Eloooooo........”

FLASHBACK OFF

Ify tersenyum tipis mengingat salah satu memorinya bersama Rio di klub basket saat mereka masih SMP dulu.
“Dorrrrrrrrrrr”
“Gue cakep” Latah Ify.
“Eksis banget latah loe” Ringis Sivia.
Ify nyengir.
“Ngapain loe senyam-senyum. Kesambet loe ya” Tuduh Sivia.
Ify manyun.
“Kenapa sih?” Tanya Sivia.
“Loe inget strategi yang mereka pake gak? Ini strategi Rio Alvin kan dari SMP?” Tanya Ify.
“Iya Fy. Yaampun, beda banget ya kalo ngeliat mereka dulu sama sekarang. Dan pastinya gue gak pernah mimpi buat jadi orang special salah satu diantara mereka.” Jelas Sivia berbinar.
“Ciee Alvinnn” Ledek Ify.
“Ify apaan sih” Ucap Sivia malu-malu.
“Unplanned moments are always better than planned ones Vi. Kita gak akan pernah tau apa yang terjadi didepan kita nantinya. Tapi semua pasti berakhir lebih indah.” Ucap Ify bijak.
Sivia tersenyum dan mengangguk setuju dengan ucapan sahabatnya.

***

“Hey Shill, Hey Ag, Hey Chaaa” Sapa Dea
“Hey De”
“Ag, permainan loe keren abisss” Puji Zevana.
Agni tersenyum. “Thanks Ze”
“Harusnya elo jadi captainnya Ag, mantep deh tadi cara elo membombardir Ring lawan” Ucap Angel.
“Begitu ya? Sayang tadi gue bergerak bukan atas reflek gue sendiri sepenuhnya” Ucap Agni merendah.
“Lah terus?” Tanya Acha.
“Liat cara Ozy main deh Cha” Perintah Agni.
Acha melihatr kearah lapangan dan melihat Ozy berlari kedaerah sendiri juga daerah milik lawan bolak balik sambil mengantisipasi pemain lawan.
“Ozy bergerak kayak gitu gak sepenuhnya dari dia Cha, ada Rio yang ngatur” Ucap Agni sambil menunjuk Rio yang tengah kerepotan karena dijaga dua pemain sekaligus sehingga langsung melempar pandangan kearah Alvin seakan akan mengoper bola tapi hanya sebuah jebakan karena Rio hanya memberi kode pergerakan bukan untuk mengoper hingga dua pemain yang menjaganya lengah.
“Yeee, gue pikir mau ngoper ke Alvin” Ucap Shilla.
Agni menggeleng. “Bagian dari strategi, Rio minta Alvin buat ngatur anggota lain sedangkan dia bertanggung jawab atas bola yang ditangannya.” Jelas Agni.
“Awesomeeee” Komentar Dea.
“Apa yang dilakuin Rio sama kayak yang dilakuin Ify ke gue dan Anggota lain” Ucap Agni.
“Masa sih? Kok gak ketara ya?” Tanya Angel sinis.
“Bukan gak ketara, mungkin kalian gak merhatiin” Jelas Agni.
“Mungkin” Tanggap Zahra acuh. “Shill, gimana keadaan loe?” Tanya Zahra mengalihkan pembicaraan.
“Baik. Rencananya besok gue mulai operasi transpaltasi ginjal” Ucap Shilla senang, walau wajahnya nampak agak pucat.
“Good luck. Besok kita kesana pasti” Ucap Acha.

“Pertandingan Basket Putra antara Cagvairs dan Cakra Bhakti akan berakhir dalam 5 menit lagi”

“Bentar lagi, mereka selesai. Gue mau siap-siap” Pamit Agni.
“Nah, waktunya siapin minum buat pangerang loe Shill Loe juga Cha, buat bang Ozy” Ledek Dea sambil menyenggol lengan Shilla dan melirik Acha.
Acha mengangguk
“Gak deh, kalian aja. Gue malu tau” Tolak Shilla.
“Yee, biar ada langkah kemajuan Shill. Loe mau narik perhatian Rio kan. Ayo!” Desak Dea.
Mau tidak mau Shilla mengangguk setuju. Sambil mengambil sebotol air mineral dan handuk kecil untuk diberikan kepada Rio usai pertandingan.
“Perasaan loe gimana De? Rio kan pangeran loe” Bisik Zahra pelan setelah Shilla pergi
“Gue mah gampang. Yang penting d’V-Mile bubar dulu” Bisik Dea tak kalah pelan.

***

PRITTTTTTTTTTTTTTTTTTT........ Peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan babak pertama Basket Putra. Dimenangkan Oleh Varaway dari Cagvairs, meski dengan kemenangan tipis dengan score 67 – 64.

Seperti terbagi dalam dua kubu begitu kepinggir lapangan. Rio, Cakka dan Ozy berjalan kearah kumpulan team cheers. Sedangkan Debo, Alvin dan Obiet kearah Sivia dan Team Varaway Putri.
“Tipiss banget. Ngapain pake strategi pas loe SMP sih Vin? Gimana kalo babak kedua gak bisa ngejar” Cerocos Ify.
“Kayak SMP dulu Fy. Biasanya kalo pengalah diawal pasti dewi fortuna bakalan berbaik hati menghampiri cowok ganteng kayak kita-kita” Ucap Alvin Pede.
Ify mencibir. Sedangkan Sivia hanya menggeleng-geleng sambil mengusap keringat Alvin dengan handuk kecil.
“Kayaknya cape banget kak” Tegur Fierdha pada Debo yang tengah menenggak minumannya.
“Kan gue maen pol-polan tadi, karena babak kedua Gabriel yang main” Jawab Debo sambil mengusap wajahnya dengan handuk kecil.
“Broo, loe keren bangett. Apalagi pas lay up di akhir-akhir waktu. Nih gue sempet ambil snapshootnya” Ucap Ray dengan bangga sambil memperlihatkan foto-foto pada SLR nya.
“Kemampuan fotografi loe membaik Ray” Puji Alvin setelah melihat hasil jepretan Ray.
“Iya dong. Gue kan ganteng kak” Ucap Ray santai.
“GAK NYAMBUNGGG” Koor yang lain.
Ray hanya nyengir.
“Loe adeknya Rio kan? Kok narsisnya Cakka wanna be ya” Ledek Sisi.
“Kan dia Ray kak bukan kak Rio yang kelewat jaga image” Celetuk Deva dari belakang Ray sambil merangkul sobatnya.
Ray tersenyum.
“Unik ya, kakak adek beda” Kali ini Fierdha ikut-ikutan.
“Yaiyalah, gue aja sama kak Ify beda. Gue ganteng kak Ify jelek kayak mak lampir” Ucap Deva seenaknya.
“Wow! Setelah sekian lama loe ngajak perang lagi rupanya.” Ucap Ify geram.
“Bener juga kata loe. Kita udah lama gak perang” Tantang Deva.
“Errrrrr... Selesaikan dirumah. Fy, cepet pemanasan bentar lagi loe masuk” Pesan Sivia memisahkan Ify dan Deva karena kalo mulai bertengkar Sivia tau persis akan panjang ceritanya.
Ify mencibir tapi tetap menurut apa yang dikatakan Sivia. Tapi pergerakannya terhenti saat melempar pandangan kearah kumpulan team cheers yang juga bangku utama para pemain.......

“Deva, Ray. Loe berdua balik keatas duduk manis. Ray, jangan lupa dokumentasinya” Ucap Sivia memerintah seakan manager lapangan.
Alvin tertawa kecil melihat tingkah Sivia.
“Kok ketawa sih?” Keluh Sivia merasa ditertawakan.
Alvin menggeleng. “Abis kamu lucu. Kayak mamanya Ify sama Deva aja”
“Yee, kamu kan tau sendiri. Ify kalo sama Deva udah mulai kibarin bendera perang, gimana rusuh dan berisiknya.” Ucap Sivia membela diri.
“Iya aku tau. Tapi lucu aja. Mereka langsung nurut. Tapi gak heran sih., kamu kan emang galak” Ucap Alvin sambil terkekeh.
Sivia mencibir. “Kok mau sama cewek galak.”
“Kan aku cinta kamu apa adanya Sivia Azizahhh” Ucap Alvin lalu tertawa puas karena melihat semburat merah di pipi chubby Sivia.
“Terus ajaa” Sivia ngambek.
“Ehh, sssttt” Alvin memberi kode ke Sivia dan menggedikkan dagunya kearah Ify yang masih terdiam dengan satu pandangan.
Sivia mengikuti Alvin.

Ify memandang kearah bangku utama pemain dan melihat Rio yang datang disambut oleh Shilla yang memberikan air mineral dan langsung mengusap keringat di dahi Rio dengan handuk kecil yang tadi disiapkannya.
“Fy, Come On. Udah ada pengumuman tuh” Seru Agni sambil menyenggol bahu Ify.
Ify tersadar. “Iya. Ayok semua” Koornya sambil berjalan masuk kelapangan.

“Pertandingan Babak Akhir Basket Putri Team Varaway melawan OverCross akan segera dimulaiii...”

PPPRRRRIIIIIIIIIIIIIIIIIIITTTTTT... Tanda dimulai nya babak akhir pertandingan Basket Putri dibunyikan. Dengan bertukarnya tempat mau tidak mau Jump Ball dimulai oleh Ify dan salah satu team lawan. Dikarenakan stamina yang masih fit mungkin karena babak pertama sibuk mengatur, bola langsung berhasil dikuasainya dan diberikan dengan over head pass kepada Fierdha, yang langsung disusul lari oleh Agni. Sedangkan team lawan yang pada dasarnya tidak memperkirakan pengaturan strategi mulai gelagapan. Dua orang mengawasi Agni dan satu orang mengawasi Ify, yang diperkirakan mereka sebagai induk permainan.

Agni yang benar-benar terkurung hanya memberikan sinyal pasrah kepada Ify. Dan Notabene ify masih dijaga oleh satu orang yang benar-benar mengawasi gerak-geriknya membuat dia tidak bebas untuk bergerak. Melihat sikon itu, terpaksa Agni melempar balik bola ke daerah pertahanan untuk mengulur waktu.

Penonton di stadion yang tadinya sempat menghela nafas karena pergerakan terhenti langsung bersorak gembira melihat langkah yang diambil Agni.

“Cewekkkkkkkk gue Zy” Ucap Cakka histeris.
“Lebay lho Kka” Toyor Ozy
“Yee, gila itu strateginya” Cerocos Cakka.
“Iya, strategi pasrah” Cibir Ozy seenaknya.
“Bodooo, yang penting gue ganteng” Ucap Cakka
“Makasih (?)” Sahut Ozy.

Sedangkan Rio yang menangkap antusiasme penonton langsung fokus kelapangan. Tadinya konsentrasinya masih diantara menanggapi ucapan Shilla yang duduk disampingnya serta mengamati permainan. Sadar, dengan tanggung jawab yang dipegangnya sekarang, Rio langsung berdiri mengacuhkan Shilla yang berbicara.

Permainan selanjutnya terjepit. Agni benar-benar tidak bebas bergerak. Dua pemain seperti sudah dipantek untuk menjadi bayangannya. Ify sama sekali tidak membantu. Dijaga seseorang secara detail benar-benar membuat mati langkah. Sementara pemain lain bermain seadanya tanpa perintah, dan pemain lawan mulai membombardir ring mereka.
‘Gak ada jalan lain’ Pikir Ify. Disaat melihat celah sedikit untuk bergerak, Ify langsung memberi kode Sisi pemain belakang untuk mengoper bola kearahnya. Ify melewati kaki pemain lawan yang megang sengaja diserampangkan dengan baik, Ify mulai berlari kearah ring team lawan, hingga di garis three point dia meng-shoot...
MASUK!!

3 Point tambahan untuk Cagvairs. Suasana Lap. Indoor semakin memanas dengan bertambahnya Point untuk Team Varaway.

Diluar dugaan, Overcross langsung mengubah strategi. Agni yang tadi dijaga oleh team lawan langsung dilepas begitu saja, dan langsung kembali kedaerah pertahanan masing-masing.
“Fy, loe hati-hati. Kayaknya mereka berubah inceran” Bisik Firdha yang memang didekat Ify.
Ify hanya mengangguk acuh.

“Damn!! Strategi Ify kayaknya mulai kebaca” Keluh Alvin.
“Kayaknya, Itu mereka masa tiba-tiba mundur. Ngelepas Agni juga” Sahut Sivia.
Alvin mengedarkan pandangannya kesekeliling. Dilihatnya Gabriel yang berusaha memberi kode pertahanan ke Ify dan yang lain.
“Yel... Gabriel” Panggil Alvin.
Gabriel menoleh.
Alvin memberi kode ke Gabriel agar pindah tempat dalam pemberitahuan kode kearah Ify dkk. Gabriel mengangguk dalam mulai berlari kebelakang daerah pertahanan lawan.
Alvin kembali mengedaran pandangan. Tampak Rio didekat kumpulan cheers Cagvairs. Apalagi lengkap Shilla yang disebelahnya. Alvin menggeleng pelan.

----

Sementara dilapangan suasana kembali memanas. Apalagi setelah Ify –yang tadinya bertahan- kini mulai ikut menyerang bersama Agni dan yang lain. Tapi memang keberuntungan tidak selalu dipihaknya, terutama untuk saat ini. Ketika ingin mengoper bola kearah Agni. Bukan Agnilah yang dilihat pertama kali. Justru pemandangan Shilla yang tengah mengusap dahi Rio dengan handuk kecilnya. Ify terdiam, konsentrasinya pecah saat itu juga. Tanpa sadar bola telah direbut oleh Team lawan, membuat Ify langsung bergerak cepat memutar tanpa lihat sekeliling lagi dan akhirnya...
BRUKKKKK....
Kaki kirinya terjagal oleh team lawan yang juga berlari sama dengannya..

----

Kini, tampak pemandangan Shilla mengusap dahi Rio drngan handuk kecil ditangannya. Alvin menghela nafas pelan. Semoga perkiraannya tidak terjadi.
“RIO!” teriak Alvin.
Rio menoleh.
Baru saja Alvin akan menyuruh Rio menghampirinya.

BRUKKKKK...

Bunyi dari tengah lapangan ditambah teriakan panik penonton langsung mengurungkan niatnya.
“IFYYY!!” Jerit Sivia panik.
Alvin menyipitkan matanya untuk melihat ketengah lapangan. Dan tau-taunya Sivia sudah bergerak cepat dan berlari ketengah lapangan. Alvin langsung mengikutinya.

Sementara Rio yang melihat itu, tak kalah panik. Rasa kecewa dan kesal yang dari tadi dipendamnya langsung menguap berganti dengan rasa khawatir. Dibawa langkah kakinya menuju wasit untuk meminta spare waktu melihat keadaan yang sepertinya lebih mengkhawatirkan.

Semua pemain Varaway Putri, Wasit berikut Alvin, Sivia dan Gabriel yang langsung berlari mengerumuni Ify yang tengah meringis.
“Kaki loe gimana Fy?” Tanya Agni dengan nafas yang masih belum teratur.
Ify tidak menjawab, mengendalikan rasa sakit yang kini melanda tulang kering dan pergelangan kakinya.
Muka Sivia dan yang lain sama pucatnya dengan Ify yang tengah kesakitan. Ify menggengam tangan Gabriel yang memang orang yang pertama kali menghampirinya dan membangunkannya. Gabriel yang tadinya bermaksud memeriksa kaki Ify menjadi tertahan dengan cengkeraman erat tangan adiknya disalah satu tangannya.
Mendadak kerumunan agak terbuka, melihat Rio yang menghampiri Ify dengan handuk kecil dan sebotol air mineral ditangannya. Gerakkannya agak terhenti begitu melihat tangan Ify yang menggenggam Gabriel erat. Rio menghela nafas berat. ‘Bukan waktunya’ Bathinnya.
“Loe minum dulu, atur nafas. Biar urat dikaki loe gak tegang semua” Ucap Rio dingin sambil menyerahkan sebotol air mineral yang diterima Gabriel lalu dibukakan untuk Ify.
“Vi, tolong” Ucap Rio sambil menyerahkan handuk kecil kearah Sivia. Sivia menerimanya dan langsung mengelap keringat diwajah Ify yang tengah mengatur nafasnya.
“Vin, bantuin gue bukan sepatunya biar gak ngeberatin lagi kakinya. Pelan-pelan” Ucap Rio, Alvin menurut.

“Loe gak bisa main lagi, biar yang lain yang gantiin” Ucap Rio santai, setelah memeriksa pergelangan kaki Ify. Berbanding terbalik dengan hatinya yang sudah teramat was-was.
Ify terbelalak. “Gabisa, udah tinggal sebentar lagi”
“Setengah jam? sebentar lagi? Loe bisa apa dengan kaki yang begitu?” Ucap Rio jutek.
Ify mencoba menggerakan kakinya, lalu diikuti ringisan kecil
“Loe istirahat aja ya di Ruang Kesehatan” Bujuk Sivia.
“Biar gue panggil tandu” Tawar Alvin.
“Gak perlu, anak keras kepala macam dia bakal loncat dari tandu sebelum sampai RuKes” Sela Rio
Ify manyun.
Gabriel langsung berdiri bersiap menggendong Ify. “Oke, biar gue yang...”
“Loe harus bertanding dengan sehat wal’afiat di babak kedua ini Yel, gakusah macem-macem, pinggang loe itu” Ucap Rio meremehkan. “Biar gue” lanjutnya sambil langsung membopong Ify yang disambut dengan tatapan envy seluruh penghuni Lap. Indoor, terutama kaum hawa dan teriakan kecil.
Tak bisa disembunyikan, rona merah mulai menjalar dipipi Ify ditengah rasa sakit yang kini mendera kakinya.
Dan tanpa mempedulikan teriakan yang menggoda mereka. Rio tetap melangkah melintasi lapangan sambil membopong Ify untuk keRuang kesehatan yang ada disamping lapangan Indoor.
‘Gengsinya Rio emang gak pernah ilang’ Cibir Alvin dalam hati.

***

“Gue mau pulang” Gumam Shilla pelan, namun cukup terdengar oleh Acha yang berada disampingnya.
“Loe gak papa Shill?” Tanya Acha yang memang notabene mengetahui perasaan Shilla.
“Gue Cuma mau pulang Cha” Ucap Shilla.
“Gue anter ya?” Tanya Acha.
“Gak usah, gue naik taksi aja” Ucap Shilla berusaha tersenyum.
“Baik-baik ya” Pesan Acha.
Shilla mengangguk dan mulai berlalu.

***

Ruang Kesehatan

Keheningan menyelimuti keduanya. Ify tengah mengelus pelan kakinya untuk mengurangi rasa sakit. Sedangkan Rio lebih asyik mempersiapkan beberapa P3K untuk mengobati kaki Ify. Diam-diam rasa bersalah kembali merangkul Ify. Melihat Rio yang tetap peduli padanya meski harus dikecewakannya saat itu.
“Tahan bentar, sakitnya sebentar kok.” Tanya Rio memecah keheningan.
Bukannya menjawab. Ify malah merasa de javu dengan pertanyaan Rio.

FLASH BACK ON

BRUKKK... cewek dengan seragam olahraga biru jatuh terduduk gara-gara tidak sengaja tersandung dengan kakinya sendiri.
“Ngapain loe? Ngaso?” Tanya Cowok yang masih asyik bermain basket.
Cewek itu manyun. “Gak, gue lagi rekreasi” Ucapnya ketus.
“Yaudah cepet bangun, nyempitin lapangan tau” Ucap si Cowok.
Tanpa membantah lagi, cewek itu mencoba berdiri. Tapi pergelangan kakinya justru merasakan sakit yang luar biasa. “Aduhh” Ringisnya.
“Kenapa loe?” Tanya Cowok itu sambil menghentikan dribbelan basketnya karena mendengar ringisan kecil.
“Sakit” Jawab cewek itu singkat.
Cowok itu menghela nafas, dan mulai menghampiri cewek yang tengah terduduk itu.
“Loe, keseleo kayaknya Fy” Ucap Cowok itu setelah memeriksa kaki Ify –cewek tadi-
“Hah? Keseleo? Gak patah kan Yo?” Tanya Ify pada Rio –cowok tadi-
Rio menoyor Ify. “Lebay loe. Lagian bego banget sih. Kesandung kaki sendiri” Cibirnya.
“Loe udah tau kenapa gue jatuh kenapa nanya tadi? Diem-diem loe merhatiin gue juga kan??” Goda Ify.
Rio memutar bola matanya kesal. “Whatever. Gak usah bikin gue ilfeel deh dengan kepedean loe”
Ify memasang muka polosnya. “Daripada loe ngomel-ngomel mending loe bantu gue deh, sakit banget ini” Ucap Ify memelas.
Rio menghela nafas pelan. “Dasar cewek aneh. Tahan bentar, sakitnya sebentar kok........”

FLASH BACK OFF

“Jangan bikin gue GR sama pandangan loe deh” Ucap Rio ketus.
Ify tersadar. Tapi tidak begitu menanggapi ucapan Rio.
“Tahan ya” Ucap Rio sambil memegang kaki Ify.
Ify mengangguk sambil menggigit bibir bawahnya.

KREKKK
“Argghhhh” Ringis Ify. “Gabisa pake cara halus dikit ya Yo” Keluh Ify sambil mengelus kakinya.
“Tanya aja sama Gabriel” Ucap Rio tak peduli.
“Loe apaan sih?” Sahut Ify kesal.
“Sementara pergelangan kaki loe okelah. Biar gue bebat aja, supaya gak geser. Tapi untuk tulang kering harus dikompres biar gak bengkak” Ucap Rio sambil menyiapkan ember kecil yang diisi air hangat yang tadi disiapkannya tanpa mempedulikan sahutan Ify.
Ify membuang muka kesal dengan sikap Rio. Rio yang melihat itu hanya menghela nafas pelan. Dan mengurungkan niatnya untuk mengompres kaki Ify.
Rio mendekat kearah Ify.
“Kalo kayak gini. Gue jadi bingung, siapa yang salah diantara kita” Ucap Rio.
Ify menoleh. Tatapan mereka bertemu.
“Gue yang salah, Cuma gue. Dan gue selalu bilang Gabriel gak pernah ada hubungan dengan ini” Jelas Ify pelan.
Rio menatap Ify dalam. Justru kejujuran yang ditemukan disanalah yang membuatnya semakin tidak mengerti apa yang ada dipikiran gadis didepannya ini.
“Gue siapasih buat elo?” Tanya Rio.
“Loe adalah........” Ify mengantung ucapannya.
Rio masih menatap Ify menuntut jawaban.
“Kalo emang loe mau tau jawabannya, Kasih kemenangan Cagvairs untuk hari ini” Ucap Ify lengkap dengan tatapan menggodanya sambil menepuk bahu Rio pelan, untuk memecahkan suasana.
Rio tersenyum. “Gue terima tantangannya. Loe bisa panggil Sivia buat kesini ngebantu loe ngompress kaki loe. Dan gue akan rebut piala kemenangan itu” Ucap Rio sambil menyerahkan BB nya yang tadi ada disaku celana.
Ify mengangguk setuju. Sambil menerima pinjaman BB Rio. Senang dengan suasana yang mulai mencair. “Maaf gue gak menang” Ucap nya.
Rio mengacak puncak kepala Ify.
“Buat gue loe tetap pemenang, pemenang untuk hati gue. Dan kalopun nanti gue berhasil bawa piala kemenangan itu untuk Cagvairs. Semata-mata gue persembahkan untuk pemenang hati gue bukan untuk sekolah ini” Ucap Rio serius.
Mau tidak mau pipi Ify mulai menghangat.
“Wish me luck” Ucap Rio sambil mengecup kilat kening Ify dan langsung berlalu setelah puas mengetahui rona merah yang menjalar dipipi gadis pemenang hatinya.

***

Sepeninggal Ify, keadaan permainan dilapangan sudah tidak begitu bergejolak lagi. Baik pemain Cagvairs sendiri maupun team lawan. Masing-masing kini bermain lebih tenang tanpa mengurangi kadar keefekifitas penyerangan.

PRITTTTTTTTT...
Pertandingan Basket Putri antara Varaway dan Over Cross berakhir sudah, dengan kedudukan yang begitu tipis yaitu 67-61 Yang dipimpin oleh Varaway.

Gemuruh sorak sorai memenuhi lapangan Indoor menyambut kemenangan Cagvairs.

“Kita menanggg!!” Sorak Agni sambil memeluk para pemain Team Varaway Putri lalu menjabat team lawan.
“AGNII.. AGNI.. GO AGNI GO...” Sorak Team Cheers Dea CS

Sivia yang tadinya ingin memberi selamat pada Agni mengurungkan niatnya begitu menerima BBM dari BB nya.

RIo Stevano : Vi..

Sivia mengerutkan keningnya, lalu mengedarkan pandangan. Tampak Rio yang baru saja masuk ke Lapangan Indoor.

RIo Stevano : Gue Ify, ke R. Kesehatan dong :D

Sivia menggeleng heran, membaca pesan tersebut.

ViAzizah : Kok pake BB Rio? Oke.. :)

Setelah mengirim pesan tersebut Sivia langsung menghampiri Alvin.
“Vin, Good Luck Ya. Maaf gak bisa ngeliat. Ify kayaknya butuh bantuan di RuKes. Soalnya Rio udah kesini” Ijin Sivia sambil menunjuk Rio yang berjalan kearah mereka.
Alvin tersenyum mengangguk. “Sipp, gapapa. Ntar aku kesana juga selesai ini”
“Menang?” Tanya Sivia sambil mengulurkan kelingkingnya.
“Untuk kamu? Pasti!” Janji Alvin sambil menyambut kelingking Sivia dengan jarinya.
Sivia tertawa puas. “Oke, aku kesana dulu ya”
Alvin mengangguk sambil tersenyum geli.

***

“Selamat ya Ag” Ucap Acha sambil memeluk Agni.
“Congrats Honeyy” Ucap Dea dan Zevana bersamaan.
“Lho.. lho.. lho.. Ag, Sivia temen loe kan? Kok gak ngasih selamat ke elo sih” Tanya Zahra dengan nada yang dibuat-buat.
“Mungkin dia mau ke RuKes” Ucap Agni yang tidak begitu peduli.
“Tapi elo kan yang memenangkan pertandingan ini Ag, minimal dia kasih selamat kek, gak ngabisin waktu juga” Kali ini Angel yang berbicara.
Mau tidak mau Agni jadi ikut terpengaruh juga. “Gue ke Cakka bentar ya” Ucapnya cuek dan langsung meninggalkan Dea dkk.

“Menang ya” Ucap Agni sambil memukul bahu Cakka.
Cakka sedikit meringis. Dan menggeleng heran “Gak ada halus-halusnya deh”
“Bodo” Cibir Agni. “Kalo loe gak menang, kita putus ya” lanjutnya.
“Idihhh, apa itu? Liat ya, gue bakal menang hari ini. Dan kalo gue menang, prom night acara sekolah nanti loe harus pake gaun” Tantang Cakka.
“Ogah!” Tolak Agni mentah-mentah.
“Penakut” Ucap Cakka meremehkan.
“Deal!” Ucap Agni gengsi sambil mengulurkan tangannya.
“Deal sayang, gue kesana ya” Ucap Cakka sambil melirik genit kearah Agni dan mulai bersiap-siap.

---

“Ozyy...” Panggil Acha riang.
“Eheemmm” Goda para pemain Varaway putra.
Muka Acha memerah.
“Apasih loe pada, udah pada punya jugaa” Cibir Ozy.
“Gue Officially High Quality Single lho Zy” Sahut Gabriel.
“Gaya loe Yel” Cibir Rio
“Untuk dilapangan sekarang gue masih single Zy, Via kan lagi ke RuKes, aman deh” Sahut Alvin.
“Yah, single status, aslinya hati mah udah pada ke taken” Cibir Ozy.
Alvin tertawa geli. “Kayaknya ada yang kesindir” Ucap Alvin sambil melirik Rio.
“Apa loe?” Ucap Rio jutek.
“Loe lagi PMS ya? Dari tadi sensi banget” Ledek Ozy.
Rio hanya menggedikan bahunya.
“Udah, yang jelas yang paling beneran kosong kayaknya Cuma gue yang paling unyu kakak-kakak” Sela Obiet.
“Wah, kena virus Cakka ini anak. Kebanyakan latihan sama dia sih” Cibir Alvin.
“Apanih pada ngomongin gue ya? Gue tau, gue ganteng dan gue populer dan kalian itu envy sama gue, atau malah ngefans? Yaudah kalian terima nasib aja, gak usah.....”
“Talk to my hand” Potong Rio memutuskan cerocosan Cakka. “Ayo kelapangan” Ajak Rio. Yang lain menurut.
“Zy” Panggil Acha pelan.
Ozy menoleh. Acha menghampirinya.
“Good Luck ya, Menang buat Acha” Bisik Acha.
Ozy hanya mengangguk dan tersenyum manis sambil mengacak poni Acha.

***

Ruang Kesehatan sepeninggal Rio.

Ify memutuskan untuk mengirim BBM terhadap Sivia untuk menemaninya.
“Yah, kok di lock sih?” Keluh Ify. “Gue mana tau passwordnya?” Lanjutnya. “Coba-coba deh”
Jari-jari Ify menari lincah diatas keypad BB milik Rio untuk mengira-ngira password yang digunakan BB Rio.
‘riostevadit’
Enter
Failed!
“Yah salah,coba tanggal lahir deh, diakan fanatik banget tuh sama itu angka”
‘duaempat’
Enter
Failed!
“Kok salah lagi?” Keluh Ify. Ify mencoba berpikir segalanya tentang Rio dalam akhir-akhir ini. “Masa sih? Gak mungkin” Komentar Ify terhadap hasil pikirannya. “Tapi dicoba deh”
‘*********’
Enter
Success!
Mata Ify terbelalak maksimal. Dapat dirasakan sepertinya ada beberapa kupu-kupu yang mulai menggelitik perutnya. Belum lagi wallpaper yang terpampang di screen BB milik Rio adalah foto dirinya dan Rio yang terngah bermain basket beberapa hari lalu dan sepertinya diambil diam-diam.
“Siapa yang ngambil nih. Fokusnya keren” Komentar Ify terpesona sendiri.

r a y p r a s e t y a 2 2 p h o t o p r o j e c t
begitulah tulisan kecil disudut bawah wallpaper tersebut.
“gak abang gak ade, dua-duanya sama-sama fanatik tanggal lahir” Ucap Ify tertawa geli. “Ahh, udah BBM Via” Gumam Ify kecil mengingat tujuan utamanya.

RIo Stevano : Vi..
RIo Stevano : Gue Ify, ke R. Kesehatan dong :D
ViAzizah : Kok pake BB Rio? Oke.. :)

“Apa deh ini orang. Alaynya boleh juga. R sama I huruf Capital, O nya malah huruf kecil. Kenapa gak sekalian angka aja -__-v” Gumam Ify sambil memperhatikan DN Rio.
“Eh” Nafas Ify justru malah tercekat sendiri begitu menyadari sesuatu. Perasaan bersalah menyelimutinya lebih dari tadi saat Rio yang tetap memperlakukannya dengan baik.
Dengan berusaha mengabaikan pandangannya yang mulai kabur karena air mata yang mulai menggenang dipelupuk. Ify mulai melihat-lihat isi BB Rio terutama pada bagian multimedia.
Di Lock!
Ify mencoba password awal saat dia mencoba membuka BB Rio.
‘*********’
Failed!
Ify terlonjak. “Apa mungkin?”
‘**********’
Success!
Nyess. Oke, rasa bersalah makin menyergapnya begitu mengetahui password yang dimasukkannya berhasil ditambah dengan isi multimedia yang berisi foto teman-temannya dan Rio serta folder-folder yang dibuat dengan inisial. ‘Mrs. A’ yang berisi foto-foto Ify dengan berbagai macam ekspresi dalam berbagai kegiatan ’24&06’ Greatest moment foto-foto Rio bersama Ify dan terakhir folder ‘MyMemories&Dream’ Yang berisi foto-foto Rio, Ify dan Almarhum Bian. Tangis Ify pecah, tepat bersamaan dengan terbukanya pintu RuKes yang ternyata oleh Sivia.
“IFY!” Teriak Sivia begitu menyadari sahabatnya menangis, dan langsung berlari kearah Ify.
“Kenapa?” Tanya Sivia sambil merangkul Ify.
Tak ada jawaban, Ify hanya langsung memeluk Sivia dengan BB Rio yang masih ditangannya. Sivia berusaha meraih BB Rio, feelingnya mengatakan, yang membuat Ify menangis adalah hal yang ada disana. Sivia membelalakan matanya maksimal begitu melihat isi multimedia Rio. Semuanya... Tentang Ify...
Sedangkan tangis Ify sudah luruh di bahu Sivia, mengingat bentuk perhatian Rio yang masih tetap sama terhadapnya, mengingat semua tentangnya ada di BB milik Rio. Foto-fotonya, DN BBM Rio, serta password yang digunakan Rio untuk mengunci BB nya.

Cheers (;!!!

Trisil {}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar