---
Jika hidup..
Masih dapat dijalani secara pasti..
Kuyakin disitulah kau berpegang padanya..
---
Mentari
dari ufuk timur dengan rona merahnya sepertinya masih belum mau
berhenti menyinari sang bumi. Pesona gradasi warna langit menjelang pagi
dan rona kemerahan yang ditimbulkannya seperti memberikan semangat
tersendiri untuk menjalanlankan hidup ini. Seperti pagi yang biasanya
disaat aku kembali terbangun disetiap paginya untuk bersiap menghadapi
tantangan hari ini dan berikutnya serta menutup kisah tantangan dihari
sebelumnya.
“Dek, sarapan dulu sebelum berangkat..” Pesan Ayahku yang selalu kudengar setiap paginya.
“Nanti
aja Yah disekolah, adek buru-buru, Maaf Yah” Jawaban yang selalu aku
berikan ketika Ayah menyuruhku sarapan. Ayah hanya menggelengkan kepala
yang kusambut dengan menyambar tas dan punggung tangannya untuk kucium.
“Aku berangkat. Assalamualaikkum” Pamitku dari depan rumah.
Yah,
tidak perlu repot membawa kendaraan untuk sampai disekolahku yang hanya
berjarak 50 m dari rumah. Tak perlu juga berhias sebuah mobil mewah
untuk sebuah sekolahku yang cukup sederhana namun menyimpan
keluarbiasaan dalam prestasinya. SMK Fairilies Jakarta.
Aku adalah
seorang murid SMK. Bukan SMA dikebanyakkan cerita indah lainnya. Bukan
seorang murid yang turun dari sebuah Livina berhiaskan rambut keriting
gantung sebagai mahkota. Aku adalah aku. Seorang gadis biasa yang hidup
dikalangan sederhana. Dan berusaha menjadi biasa sebagaimana mestinya.
Aku seorang anak ketiga dari 3 bersaudara ups! Ralat ketiga dari 4
saudara. Mengapa bisa?
---
Hidup memang sebuah cerita...
Cerita yang bisa kutentukan alurnya...
Namun bukan Akhirnya...
---
5
Tahun setelah kepergian ibuku dikarenakan kanker, ayahku memilih
mengakhiri masa dudanya dengan menikah dengan wanita lain yang sudah
memilik 2 orang anak laki-laki. Tentunya ini semua atas persetujuanku
dan kakakku. Lalu bukankah dua orang itu merupakan saudara tiri?
Bagaimana aku bisa menjadi 4 bersaudara?
4 tahun setelah
pernikahan dengan istri keduanya. Ayah membuatku memperoleh seorang
adik perempuan. Yang mana kelahirannya membuat posisiku sebagai anak
perempuan satu-satunya tergeser secara terhormat. Belum lagi karena ibu
tiriku memperoleh anak perempuan pertamanya (adikku), tekanan dari pihak
keluarga ibu yang tidak suka denganku dan ayah semakin bertambah karena
kepergian dari dunia mbah tiriku yang menerima kami.
Oke, kisahku
dalam keluarga memang begitu sadis, seperti cerita sinetron. Tapi ini
bukanlah sinetron yang masih bisa dibuat happy end. Bahkan aku tak tahu
kapan ini semua berakhir. Aku memang meiliki 2 kakak kandung. Tapi kakak
pertamaku lebih memikirkan dirinya sendiri ketimbang aku dan ayah.
Sedangkan kakakku yang kedua sudah menghadap kepada Yang Maha Kuasa
karena penyakit paru-parunya.
Yah mungkin hanya itu
sebagian kisah dari latar belakang keluargaku mengapa aku tumbuh menjadi
gadis yang mungkin bisa dibilang independent. Ingin berdiri sendiri
diatas usahaku. Tidak ingin merepotkan orang lain walau itu hanya
sebatas meminjam pulpen. Aku terus berusaha meyakinkan diriku aku TEGAR
dan KUAT!!
---
Bukan untuk terlihat hebatlah tujuanku...
Hanya ingin memperlihatkan..
Akulah aku...
Seorang yang berusaha tegar dan kuat...
---
Disekolah,
aku hanya dikenal sebagai sosok yang ceria dan gemar bercanda dan ehmm,
bukan bermaksud sombong. Aku juga dikenal sebagai murid berprestasi.
Siapa sih yang tidak mengenal aku, seorang ALYSSA SAUFIKA yang kerap
disapa IFY. Seorang Juara pertama LKS (Lomba Keterampilan Siswa)
kompetensi Akuntansi dan menjabat sebagai ketua Jurusan disemester
keduanya disekolah itu. Aku bukanlah seorang anggota Osis yang gemar
pamer jabatan tapi tidak mampu mengubah keadaan sekolahku yang terkesan
kaku. Aku adalah seorang siswa biasa yang selalu menampakkan wajah
cuekku tanpa memikirkan beban tentang keluargaku sendiri. Bahkan demi
tidak inginnya melihat orang lain repot karenaku, saat SMP aku rela
belajar Beladiri Karate untuk melindungi diriku sendiri.
Disaat
remaja seusiaku menikmati indahnya masa remaja mereka tanpa beban
seperti yang ada dipundakku. Sibuk dengan segala dandanan dan kebiasaan
bersolek ria dikelas, maklum siswi SMK. Bahkan saat aku piketpun sampah
terbanyak adalah rambut-rambut rontok dari sisiran ‘halus’ mereka
sepanjang hari. Dan disaat mereka bermanja-manja dipeluk seorang kekasih
mereka atau bahkan penyakit labil yang sering menimpa remaja seusia
kamu yaitu galau karena cinta. Akupun masih tetap cuek, tidak begitu
peduli maupun tertarik untuk ikut-ikutan mereka.
Hey !
jangan mendugaku tidak normal dahulu ! Aku tetap gadis normal dibalik
sikap cuekku. Bahkan jika ingin bermain masalah hati. Aku teramat pandai
menyimpan dan menata semua sendiri. Tidak butuh seorang sahabat untuk
diajak bertangis-tangis ria saat aku berduka. Cukup aku, dan hatiku yang
mengetahuinya. Baiklah, akan kuceritakan kisahcintaku. Kisah yang
mungkin kalian pikir setelah membacanya adalah sebuah kasus Cinta
Monyet. Tapi kalian salah ! Entah ada alasan apa, aku memilih tetap
mempertahankannya.
Kisah berawal ketika kelas 5 SD. Ketika
aku mulai merasakan sesuatu yang berbeda mungkin disalah satu bagian
dalam diriku. Hati. Mampu membuat tersenyum geli ketika mengingat
tentangnya, mampu membuat terbang tingii mengenang senyumnya. Wajahnya,
senyumnya, tutur katanya, sifat coolnya, benar-benar terpatri secara
detail didalam hati ini. Terlalu berlebihan mungkin untuk seorang anak
disekolah dasar. Tapi itulah cinta. Takkan pernah mengenal usia, jika
sang amore telah mengembangkan sayapnya untuk membidik panah cinta.
Hingga
semua berakhir, berakhir tanpa ucapan cukup sampai disini, berakhir
tanpa adanya kata-kata putus diantara kedua pihak. Aku dan dirinya.
Memilih berkomitmen menjalankan hidup masing-masing, berkonsentrasi pada
space pribadi. Komitmen yang entah saat ini masih diingatnya atau
tidak. Komitmen yang mampu membuatku terbang dan terjatuh disaat
bersamaan. Komitmen yang menyimpan sejuta asa dan kekosongan dan
Komitmen mampu mengisi kekosongan hati.
---
Ketika semua berjalan...
Seperti yang tidak kuharapkan...
Aku memilih...
Setiaa...
---
Sekolah
Menengah Pertama, dimana sang dewi amore semakin gencar membidikkan
panah-panah cinta. Disinilah aku kembali bertemu dengannya. Tapi aku
merasa perubahannya. Perubahannya terhadapku. Sikapnya dulu yang
bersahabat, kini bak ditelan bumi. Selidik kuketahui. Dirinya kini resmi
menjalin hubungan yang dikenal dengan berpacaran dengan teman sekelasku
Ashilla Zahrantiara. Shilla panggilannya, gadis manis bertubuh ideal
bak model yang bisa disebut kelas perfecto untuk para kaum adam.
Dibandingkan aku? Tidak! Aku adalah aku, dan Shilla adalah Shilla tak
akan pernah ada persamaan. Karena kami berbeda ! Dan aku istimewa,
karena bisa mengistimewakan diriku.
---
Senyummu hilang...
Namun kau tetap bertahan...
Menambah keyakinanku...
Untuk bertahan terhadapmu...
---
Kisahnya
terus berjalan dengan temanku Ashilla. Namun hubungan memang selalu
dibumbui dengan asam garam yang juga disebar para amore selain panah
cinta. Kadang hubunganmu merenggang, kadang pamer kemesraan. Dan semua
bertahan hingga habisnya masa-masa putih birumu. Dan berakhir pula
hubunganmu dengan Shilla dengan terlontarnya kata PUTUS dari mulutmu.
---
Percayalah...
Saat terlepasnya sebuah panah dalam hatimu...
Sesungguhnya sudah tercipta ribuan panah...
Yang siap berubah menjadi kunci hatimu...
---
Kita
berpisah. Saat putih abu-abu menyambut kita. Kau dengan SMA Rofvera mu
dan aku dengan SMK Fairilies ku. Aku mengingatnya, mengingat dengan
jelas komitmen itu, yang entah tanpa sadar membuatku mati rasa dan masih
bisa menerimamu.
###
---
Cinta adalah keindahan...
Tapi tak semua keindahan...
Memiliki arti cinta...
---
Aku
berani bertaruh atas nyawaku, akulah lelaki terbodoh yang pernah
menyianyiakan cinta dihatiku sendiri. Aku hanya mampu melihat keindahan
semu yang tidak kudapat dari dirinya. Tapi dengan dirinya juga membuatku
sadar, dirinyalah cintaku, yang memiliki keindahan dari
ketidaksempurnaannya. Yang memiliki keluarbiasaan dibalik
kesederhanaannya.
---
Ketulusan adalah...
Saat kau mengabdi pada satu hati...
Dan setia pada satu nama...
---
Itulah
yang kudapat darinya untukku. Disaat ada orang lain yang menawarkan
cinta untuknya, dia menolak. Bukannya aku terlalu percaya diri. Dirinya
pasti mengingatnya, mengingat semua komitmenku padanya. Tapi apa yang
kuperbuat? Dengan bodoh aku memusuhinya demi ambisiku agar dapat
berjalan sempurna. Aku memilih seorang wanita yang salah. Aku pikir
semua wanita memang butuh limpahan cinta dan curahan kasih sayang dan
perhatian yang luarbiasa. Namun aku salah, mengartikannya. Memberikan
perhatian yang luarbiasa membuatnya bergantung. Limpahan cinta dan
curahan kasih sayang berlebihan membuat mereka manja. Inilah yang tidak
kutemukan dari dirinya. Dari diri seorang Alyssa Saufika. Wanita yang
luarbiasa dimata dan hatiku. Bukan hanya dimata yang hanya keindahan
semu sementara. Aku mengetahui tentang dirinya karena dirinyalah
sahabatku sebelum menjadi pemegang kunci hatiku.
---
Banyak cara yang ditunjukkan untuk mencinta...
Terkadang cara tersebut sukar dimengerti...
Seperti caramu...
Dan inilah caraku...
---
Pemikiran
bodoh saat aku menuduhmu tidak lagi peduli padaku karena senyummu
selalu menyambutku saat aku berangkulan dengan gadis lain. Dan Tindakkan
terbodohku saat itu adalah memusuhimu! Tapi dengan manisnya kau tetap
tersenyum dan beramah-tamah dengan gadisku saat itu. Perlu kau tahu
sekarang, tindakanmu saat itu berhasil menambah tabungan rasa bersalahku
sampai saat ini.
Kini, aku hanya dapat memandangmu dari
balik gerbang hijau Fairilies. Memandangmu saat kau pulang sekolah
sambil tertawa ceria bersama teman baikmu. Memandangmu dibalik trush
hitam milikku. Memastikan dirimu baik-baik saja hingga kedalam rumahmu.
Ya, mungkin inilah caraku, cara seorang Mario Stevano menjaga Alyssa
Saufika.
###
Tri Susilowati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar