Tengah malam sebagai tanda dimulainya hari ini diawali seperti hari sebelumnya. Kita bergantian bangun untuk sama-sama menemani malaikat kecil tercantik yang baru hadir diantara kita..
Aku membangunkan kamu dan mengucapkan selamat hari kelahiranmu yang langsung dijawab dengan rintihan kecil menandakan perjalanan di alam bawah sadarmu..
Aku senang, karena saat ini akulah yang berkesempatan untuk menjadi orang pertama yang bisa mengucapkannya secara langsung kepadamu..
Mungkin bagimu,
Tidak ada bedanya aku sebagai orang yang pertama mengucapkannya, kedua, bahkan yang terakhir mengucapkannya..
Tidak ada bedanya aku mengucapkan secara langsung, melalui via telepon, maupun hanya lewat pesan teks yang tertulis..
Tidak ada bedanya aku mengucapkannya secara tepat waktu maupun terlambat..
Tidak ada bedanya, apakah aku mengucapkannya atau tidak..
Namun kamu harus tau,
Inilah pertama kali aku bisa mengucapkannya secara langsung ketika hari baru saja dimulai..
Ketika aku mengedarkan pandangan, dan kamulah yang terbingkai didalamnya..
Untuk kamu yang selalu memaklumi keegoisanku,
Tiga tahun yang lalu aku baru mengucapkannya ketika hari sudah berlalu karena kesibukan pekerjaanku..
Tapi kamu membalasnya dengan memberikan kejutan kecil 4 hari setelahnya dan memintaku untuk bisa menemani harimu selanjutnya..
Dua tahun yang lalu aku justru baru memiliki kesempatan sepulang bekerja dan kita menikmati sedikit waktu yang begitu terbatas..
Dan kamu kembali membalas 4 hari setelahnya dengan kejutan kecil dengan kehadiran ditengah malam selepas kamu bekerja seharian tanpa mempedulikan lelahmu sendiri..
Setahun yang lalu bahkan hanya melalui telepon karena kita tidak sempat bertemu dikarenakan sama-sama sibuk dengan pekerjaan masing-masing..
Tapi lagi lagi kamu membalas 4 hari setelahnya untuk mengambil libur supaya kita bisa menikmati waktu bersama dalam sehari..
Untuk kamu yang selalu memahami ketidaksabaranku,
Tiga tahun yang lalu, tidak sedikit pun terpikir dan terbayang jika kamu lah yang sampai di hari ini.. Segalanya persis berjalan seperti apa yang kita mulai diawal..
"Jalankan saja"
Dan segalanya berjalan seperti adanya..
Terkadang diselingi drama karena tingkahku, namun selalu diimbangi dengan segala kedewasaanmu..
Terkadang ada argumen yang diadukan, namun selalu berakhir dengan canda seperti sebelumnya tidak ada apa apa..
Masalah kecil yang kuributkan, diselesaikan dengan segala limpahan perhatian..
Untuk kamu yang selalu memaafkan kecerobohanku,
Walau selalu berusaha, tapi aku tau aku bukanlah pasangan yang baik, meski begitu, tanpa peduli, kamu selalu memposisikan dirimu sebagai yang terbaik untukku..
Aku yang masih belum mampu menjalankan peran sebagai pasangan yang terbaik menjadi yang kamu inginkan, tanpa peduli, kamu selalu siap menjadi pasangan yang aku butuhkan..
Tidak pernah bosan mengajarkan segalanya yang tidak bisa aku lakukan..
Untuk kamu yang menerima segala kekuranganku,
Disaat aku tidak bisa menyiapkan makanan untuk kamu, dengan segera kamulah yang menyiapkan makanan untuk aku..
Disaat aku justru tidak begitu ambil peduli dengan kebutuhanku sendiri, justru kamulah yang segera memenuhinya untukku..
Disaat malaikat kecil kita pertama kali menangis meminta diganti popoknya, dan aku masih belum mampu melakukannya, kamulah yang dengan sigap menggantikannya..
Segala urusan yang tidak bisa aku selesaikan, selalu bisa diselesaikan dengan baik olehmu tanpa keluhan..
Untuk kamu yang bisa meredam amarahku,
Yang selalu sabar mendengarkan setiap keluhanku..
Yang tidak pernah balas marah menghadapi setiap emosiku..
Yang selalu tersenyum dengan kebiasaan cerewetku..
Untuk kamu yang selalu mengistimewakan aku,
Kamu pernah bilang, kamu selalu bingung saat aku tidak pernah meminta..
Dan akan sangat senang ketika aku membutuhkan sesuatu, terutama kamu..
Berlebihan, tapi dengan kamu aku kadang merasa tidak membutuhkan orang lain..
Kamu selalu bisa menjadi orang yang aku butuhkan. Sebagai pasangan, teman, kakak, orang tua, maupun sebagai rival..
Dan saat itu aku mulai mengerti, dimana rumah tempat aku akan selalu kembali tanpa ingin pergi lagi..
Sayaang,
Kamu mengajarkan untuk tidak akan pernah berhenti untuk mengucapkan setiap kata “tolong” & “terima kasih” diantara kita..
Terima kasih sudah menemani hari-hari sebelumnya..
Terima kasih sudah menjadi pasangan yang selalu melengkapi..
Terima kasih sudah melakukan segala peran yang dilimpahkan kepadamu dengan sebaik-baiknya..
Tolong untuk bisa menjaga segala apa yang kita bangun dari awal kita mulai melangkah bersama..
Semoga aku adalah apa yang membuatmu tidak ingin mencari yang lain lagi..
Sayaang,
Hari ini seperti tahun-tahun sebelumnya..
Tidak ada perayaan istimewa..
Tanpa kue dan lilin diatasnya..
Dan juga tanpa hadiah besar yang terlihat menyenangkan..
Hanya doa ketika kita bersujud yang selalu menjadi pengiring sampai dihari ini dan seterusnya..
Bukan hanya hingga tubuh kita mulai menua dan rambut kita mulai memutih dengan pandangan yang semakin pudar..
Bukan hanya hingga ketika kita bisa bercanda dengan anak cucu bahkan cicit kita..
Bukan hanya hingga salah satu diantara kita menghilang..
Tapi hingga ke jannah tempat kita (semoga) akan dipertemukan kembali.. Aamiin..
“… Selamat Ulang Tahun Muchamad Sofyan sayaang.. Selamat Ulang Tahun Bapaknya Adeeva Silfyatikah.. Semoga selalu terbaik untuk kamu & keluarga kecil kita …”
Untuk kamu, yang selalu membuatku tidak ingin mencari yang lain lagi..
Dari orang yang disampingmu ketika kamu memejamkan mata dimalam hari hingga kamu membukanya keesokkan pagi..